Tidur merupakan kebutuhan yang tidak kalah penting dibandingkan dengan makan dan minum. Setidaknya orang dewasa memiliki kebutuhan tidur berkualitas selama 7-9 jam, sedangkan pada anak-anak dan remaja membutuhkan waktu tidur selama 8-10 jam.
Saat tidur, tubuh akan memperbaiki diri, baik dari segi fisik maupun mental, sehingga saat bangun tubuh akan merasa lebih segar dan berenergi. Pada anak dan remaja, tidur dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Pada saat tidur tubuh akan mengeluarkan hormon pertumbuhan.
Kekurangan tidur akan membuat tubuh menjadi lemas, mudah menguap, dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan stres. Oleh karena itu, membiasakan mengatur waktu tidur yang berkualitas perlu dilakukan.
Berikut beberapa kondisi yang disebabkan karena kurang tidur.
Menderita penyakit serius
Insomnia atau gangguan tidur merupakan penyakit seseorang mengalami kesulitan tidur ataupun kesulitan mendapatkan tidur nyenyak. Sebanyak 9 dari 10 penderita insomnia memiliki risiko mengalami penyakit serius.
Salah satu penyakit serius yang dapat diderita penderita insomnia adalah penyakit jantung, seperti gangguan irama jantung, gagal jantung, maupun serangan jantung.
Tidur sangat diperlukan oleh tubuh untuk memperbaiki kerusakan pada pembuluh darah maupun jantung. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya tidur berisiko menyebabkan penyakit jantung.
Kekurangan tidur juga dapat menyebabkan penyakit diabetes, kolesterol, stroke, tekanan darah tinggi, serta menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti perubahan mood dan stres.
Mudah sakit dan susah sembuh
Saat kurang tidur, tubuh akan memproduksi hormon sitokinin dalam jumlah lebih sedikit. Hormon sitokinin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga tubuh mampu melawan infeksi, peradangan, maupun stres.
Pada saat kurang tidur, kekebalan tubuh akan berkurang, sehingga mudah terkena infeksi virus. Kekebalan tubuh yang berkurang akan menyebabkan kecepatan proses penyembuhan secara alami semakin lama.
Menurunkan performa saat berhubungan seksual
Kurang tidur juga dapat menyebabkan penurunan keinginan melakukan hubungan seksual dan tingkat kepuasan juga lebih rendah. Hal ini terjadi karena rasa lelah, capek, ngantuk, dan stres yang disebabkan kurang tidur.
Bagi penderita sleep apnea dimana mengalami gangguan pernapasan saat tidur, kurangnya hasrat seksual bisa terjadi karena kadar hormon testosteron yang rendah. Pria yang memiliki penyakit sleep apnea biasanya memiliki kadar hormon testosteron yang lebih rendah.
Penurunan daya ingat
Pada saat tidur, informasi yang dipelajari dan diperoleh sepanjang hari akan dimasukkan ke dalam sistem ingatan jangka pendek. Tidur akan membantu koneksi saraf melakukan penguatan terhadap ingatan tersebut. Jika waktu tidur kurang, makan kemampuan otak untuk mengolah dan menyimpan informasi juga akan berkurang.
Salah satu dampak kurang tidur yang mudah dilihat adalah munculnya rasa ngantuk yang berlebihan, sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Hal inilah yang membuat Anda menjadi mudah lupa.
Mempercepat penuaan dini
Pada saat kurang tidur, wajah akan menjadi pucat dan mata akan membengkak. Jika hal ini terus terjadi, maka akan membuat kulit tampak kusam, timbul kerutan pada kulit, dan munculnya lingkar hitam pada mata.
Kondisi ini dapat disebabkan karena meningkatnya hormon kortisol dalam tubuh. Pada saat kurang tidur, tubuh akan memperbanyak produksi hormon kortisol, sehingga akan berisiko munculnya stress.
Hormon kortisol yang berlebih juga dapat menghancurkan kolagen yang bermanfaat untuk menghaluskan kulit dan menjaga kekencangan kulit. Kurang tidur juga menurunkan kadar hormon pertumbuhan dalam tubuh, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otot, kulit, dan tulang.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.