Ovarium pada tubuh wanita, berfungsi untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang mengatur waktu menstruasi dan pembuahan. Menopause pada wanita terjadi saat ovarium tidak lagi memproduksi sel telur setiap bulannya dan menstruasi berhenti.
Jadi, apakah menopause hanya terjadi pada wanita? Apakah hanya wanita yang merasakan dampak dari perubahan hormon? Tidak, laki-laki juga mengalaminya, walaupun istilah ‘male menopause’ ini masih diperdebatkan. Istilah male menopause disebut juga dengan andropause.
‘Male menopause’ atau menurunnya kadar hormon testosteron karena faktor usia (penuaan). Biasa terjadi pada usia lebih dari 55 tahun. Gejala-gejala yang ditunjukan juga menyerupai dengan yang dialami saat wanita premenopause (saat ovarium mulai tidak aktif memproduksi hormon esterogen) dan menopause, yaitu depresi, mudah lelah, menurunnya libido dan masalah sex lainnya.
Tidak seperti ovarium yang berhenti bekerja saat menopause, testis terus bekerja menghasilkan hormon testosteron. Laki-laki yang sehat, bisa terus menghasilkan sperma hingga ia berusia 80 atau bahkan lebih.
Untuk mendiagnosa penyakit ini, akan dilakukan uji fisik dan tes darah untuk mengetahui kadar hormon. Jika kadar testosteron rendah, maka akan dilakukan Testosterone Replacement Therapy, sayangnya terapi ini bisa mengakibatkan efek samping, misalnya menambah resiko terjadinya (atau memperparah) kanker prostat.
Sebagai tindakan pencegahan, lakukan latihan fisik secara teratur, makan makanan bergizi, istirahat cukup dan manajemen stress.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.