Pemberian ASI perah bisa menjadi solusi terbaik bagi ibu pekerja atau yang tidak dapat memberikan ASI secara langsung dalam beberapa waktu. Namun perlu diingat, baik atau buruknya kualitas ASI perah juga tergantung dari cara Anda menyimpannya. Hati-hati, salah cara penyimpanan bisa membuat nutrisi ASI jadi hilang, lho! Lantas, bagaimana cara menyimpan ASI perah yang tepat agar kualitas dan gizinya tetap terjaga? Berikut ulasannya untuk Anda.
Sekilas tentang ASI perah
Air Susu Ibu atau ASI adalah satu-satunya makanan yang paling baik untuk bayi. Bahkan, susu formula termahal pun tidak bisa mengalahkan kandungan nutrisi di dalam ASI.
Cara terbaik untuk memberikan ASI adalah menyusui secara langsung (direct breastfeeding). Namun, ada kalanya ibu tidak bisa menyusui secara langsung karena beberapa hal.
Saat ini banyak istri atau ibu, khususnya yang tinggal di kota besar, justru juga ikut bekerja dan mengejar karir seperti suaminya. Hal ini tentulah tidak salah, apalagi bila tuntutan akan pemenuhan kebutuhan hidup yang menjadi alasan utamanya.
Maka itu, bagi Anda yang baru melahirkan beberapa waktu lalu dan kini harus kembali ke kantor, Anda tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada buah hati, lho! Jika pulang-pergi dari kantor ke rumah merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan, maka satu-satunya jalan keluar adalah dengan memerah ASI dan menyimpannya agar dapat diberikan sewaktu-waktu pada si kecil di saat Anda tidak sedang berada di rumah.
Nah, disinilah pentingnya mengetahui cara menyimpan ASI perah (ASIP) dengan benar. Hati-hati, salah cara penyimpanan bisa merusak kandungan nutrisi di dalam ASIP dan membuatnya cepat basi.
Baca Selengkapnya: Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu dan Bayi
Cara menyimpan ASI perah yang benar
Ada 5 cara menyimpan ASI perah yang tepat agar gizinya tetap terjaga, yaitu:
1. Pastikan wadahnya benar-benar bersih
Pastikan wadah benar-benar berada dalam keadaan steril dan bersih sebelum dipakai menampung ASIP. Pilihlah botol berbahan plastik yang aman dan tercantum label BPA free, karena penggunaan botol berbahan gelas atau kaca bisa berisiko retak atau pecah.
Tak hanya botolnya saja, kebersihan alat pompa ASI juga tetap perlu diperhatikan. Begitu pula dengan tangan dan alat lain yang dipakai saat memompa dan menyimpan ASI perah.
2. Berikan label tanggal saat memerah ASI
Setelah selesai mengisi penuh botol ASI, jangan lupa berikan label tanggal yang menginformasikan kapan ASI diperah. Dengan adanya label ini, Anda bisa tahu ASI mana yang harus dihabiskan terlebih dahulu, yakni ASI yang tanggal proses perahnya paling lama.
3. ASIP tidak harus selalu di dalam kulkas
Kabar baiknya, menyimpan ASI tidak harus selalu di dalam kulkas. Jadi bagi Anda yang belum memiliki kulkas tak perlu khawatir akan hal ini.
Faktanya, air susu ibu yang baru diperah masih bisa bertahan pada suhu ruang (25°C) hingga 6 jam lamanya. Bila suhu udaranya lebih hangat dari itu, maka batasan waktunya tentu akan semakin berkurang menjadi 4 jam saja.
Jika suatu waktu Anda harus pergi lebih lama dari itu, maka segera simpan stok ASI perah di dalam kotak pendingin (cool box) dan isilah dengan banyak es batu. Cara menyimpan ASI perah yang satu ini bisa mempertahankan kualitas ASI hingga 24 jam.
Kalau Anda sudah memiliki lemari pendingin, maka simpanlah ASI yang sudah diperah di bagian paling dalam freezer karena sisi ini merupakan wilayah yang paling dingin dalam kulkas. Jauhkan lokasi penyimpanan ASI perah dari daging, telur, atau makanan mentah lainnya agar kualitas ASI tetap terjaga.
Sementara jika Anda harus dinas ke luar negeri sehingga tidak mampu memberikan ASI secara langsung, maka simpan ASI perah segera setelah dipompa ke dalam freezer. Suhu freezer yang lebih rendah atau sama dengan -18° C dapat membuat ASIP bertahan selama 2 minggu hingga 6 bulan.
Meski demikian, perlu diketahui juga bahwa proses pembekuan ASIP di freezer sedikit banyak dapat menghancurkan beberapa substansi dalam ASI yang berguna untuk melawan penyakit. Salah satu kandungan yang paling terkena dampak negatif menyimpan ASI perah dalam lemari es adalah vitamin C.
Semakin lama ASI perah disimpan di freezer, maka semakin berkurang pula kadar vitamin C dalam ASI. Namun jika dibandingkan dengan susu formula, ASI perah beku tetaplah lebih sehat.
4. Hal penting soal penyajiannya
Di samping mengetahui cara menyimpan ASI perah yang tepat, Anda juga harus memperhatikan cara penyajiannya serta menyikapi setiap perubahan pada ASIP yang disimpan.
Jika Anda melihat tekstur permukaan ASI perah cenderung pecah-pecah, maka jangan langsung menganggap bahwa ASI tersebut pasti rusak. Kondisi ini sebenarnya normal, kok!
Anda hanya perlu mengocoknya sebentar agar susu dapat tercampur lagi. Begitu pula dengan warna ASI yang mungkin berbeda, karena hal ini tergantung dari pola makan Anda.
Untuk ASI perah yang dibekukan dalam freezer, ada baiknya tidak dicairkan langsung dalam suhu kamar. Pindahkan ke kulkas bawah supaya ASI bisa bertahan selama 12 jam sebelum diberikan untuk si kecil.
Soal ASI perah beku yang sudah dicairkan, beberapa orang percaya bahwa membekukan ASI secara berulang bukanlah masalah besar karena susu masih tetap aman untuk dikonsumsi. Walau begitu, kebanyakan ahli lebih menyarankan Anda untuk segera membuang ASI yang sudah telanjur dicairkan bila ASIP tak dipakai selama 24 jam ke depan.
Hindari mencairkan atau menghangatkan ASI perah di dalam microwave atau kompor. Alasannya sederhana, proses pencairan dengan pemanasan cepat dapat mempengaruhi kualitas antibodi dalam ASI.
Alternatif amannya begini: Alirkan air mengalir bersuhu dingin ke bagian bawah botol, lalu perlahan-lahan ganti dengan air hangat. Bisa juga dengan meletakkan botol berisi ASI perah ke dalam wadah berisi air hangat. Setelah ASI cair, keringkan botolnya dan berikan pada buah hati sesegera mungkin.
Kalau si kecil suka minum ASI dalam keadaan dingin, maka Anda tak perlu menghangatkannya lebih dulu. Sajikan ASI perah sesuai selera bayi Anda. Namun jika si kecil menolak meminum ASI yang sudah dicairkan, maka ini merupakan pertanda agar Anda memperpendek masa penyimpanan ASI perah.
5. Tetaplah rutin memerah ASI
Walau persediaan ASI perah dalam lemari es mungkin dirasa telah cukup, tetaplah rutin memerah ASI saat berada di rumah. Ini bertujuan supaya produksi ASI Anda tetap lancar. Sebaliknya, bila Anda tidak rajin memerah ASI, maka produksi ASI malah akan menurun.
Baca Juga: 12 Cara Ampuh Memperbanyak ASI Secara Alami
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.