Bibir sumbing adalah salah satu cacat yang bisa terjadi pada bayi yang baru saja lahir. Ada beberapa hal yang dapat memicu hal tersebut sehingga terjadi sejak si buah hati masih berada di dalam kandungan.
Pada bayi yang memiliki cacat bibir sumbing, tulang tengkorak, jaringan yang ada di bagian kepala dan wajahnya perkembangan dan pertumbuhannya tidak berjalan dengan sempurna.
Hal inilah yang menjadi penyebab tumbuhnya celah pada bibir atau langit-langit di rongga mulut (bisa juga keduanya).
Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko bibir sumbing pada bayi
1. Ada riwayat sumbing pada keluarga
Menurut penelitian yang telah dilakukan, bila Anda, pasangan atau anggota keluarga lain memiliki riwayat lahir dengan keadaan bibir sumbing, maka si kecil juga memiliki kemungkinan mengalaminya.
Walau begitu, tak berarti bila orang tua dengan bibir sumbing, maka anaknya juga akan mengalami hal yang sama.
2. Kebiasaan merokok saat sedang hamil
Bagi para ibu hamil dan masih memiliki kebiasaan merokok, sangat disarankan untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.
Pasalnya, ibu yang tengah mengalami kehamilan dan punya kebiasaan merokok bisa menyebabkan anak yang ada di dalam kandungannya lahir dengan kondisi bibir sumbing.
Selain itu, hal ini juga tidak berlaku pada ibu hamil perokok aktif namun juga ibu hamil yang sering terkena asap rokok.
3. Ibu hamil yang sering mengkonsumsi alkohol saat hamil
Para ibu hamil yang memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol juga memiliki resiko lebih besar melahirkan bayi dengan kondisi bibir sumbing.
Penelitian yang telah dilakukan sudah menunjukkan bahwa kebiasaan meminum alkohol selama kehamilan mempunyai kaitannya dengan cacat bibir sumbing pada bayi.
4. Ibu mengalami masalah obesitas
Bagi para ibu yang mempunyai berat badan berlebih hingga termasuk obesitas dan memiliki rencana hamil dalam waktu dekat, sangat disarankan untuk menurunkan berat badan terlebih dahulu.
Pasalnya, ibu hamil yang mengalami masalah obesitas dapat menyebabkan anak yang dilahirkannya beresiko lahir dengan bibir sumbing.
5. Ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obat tertentu
Resiko bayi lahir dengan bibir sumbing juga sering terjadi karena selama masa kehamilan, para ibu mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Misalnya saja isotretinol yang merupakan obat jerawat, obat anti kejang, hingga obat kanker.
Oleh karena itu, bagi Anda yang tengah hamil jangan mengkonsumsi sembarang obat dan konsultasikan pada dokter kandungan terlebih dahulu sebelum mengkonsumsinya.
6. Ibu hamil yang kekurangan asupan nutrisi
Gangguan pada tumbuh kembang janin yang ada di dalam kandungan juga bisa terjadi akibat sang ibu kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan.
Para ibu hamil yang kekurangan asupan zat folat dan vitamin A, akan lebih besar memiliki resiko, anak yang dilahirkannya cacat dengan bibir sumbing.
Oleh karena itu, agar buah hati di dalam kandungan lahir dengan keadaan yang sehat dan tidak kekurangan satu apapun, Anda tentunya perlu menjaga nustrisi selama kehamilan.
7. Ibu hamil yang kekurangan kandungan asam folat
Asam folat memang memiliki manfaat besar bagi ibu yang tengah hamil. Tak heran bila kekurangan asupan asam folat bisa menyebabkan berbagai masalah serius selama kehamilan.
Salah satunya tentu saja, bayi yang beresiko lahir dengan bibir sumbing. Itulah sebabnya, sangat penting bagi para ibu hamil memperhatikan asupan asam folat bisa tercukupi dengan baik selama masa hamil.
Dengan demikian hal ini dapat mencegah terjadinya resiko bayi yang dilahirkan dengan bibir sumbing.
8. Sang bayi menderita sindrom pierre robin
Sindrom pierre robin merupakan sindrom berbahaya yang bisa mengakibatkan bayi di dalam kandungan Anda lahir dengan ukuran rahang yang kecil dan kondisi lidah menjorok ke arah dalam.
Umumnya bayi yang lahir dengan sindrom ini memiliki celah pada langit-langit di dalam rongga mulutnya. Walau demikian, perlu diketahui bahwa sindrom ini amatlah langka.
Walau ada sejumlah faktor resiko yang memang tidak bisa kita cegah, namun banyak kondisi yang dapat menikmatkan si buah hati lahir dengan bibir sumbing bisa diantisipasi dengan menghindari hal-hal yang sudah disebutkan di atas.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.