Apa itu N-Acetylcysteine (NAC)?
N-acetylcysteine (NAC), merupakan obat yang berasal dari asam amino L-cysteine dan prekursor gluthathione yang telah digunakan dalam praktik klinis sebagai agen mukolitik dan untuk penatalaksanaan beberapa penyakit seperti keracunan obat paracetamol. Obat juga tersedia secara luas sebagai suplemen nutrisi dengan sifat antioksidan.
NAC juga dianggap sebagai obat yang dapat ditoleransi dengan baik dan aman yang telah digunakan di seluruh dunia dalam berbagai kondisi medis selama beberapa dekade terakhir. Bahkan adanya laporan klinis telah mendokumentasikan hasil pengobatan dengan NAC untuk banyak gangguan kejiwaan dan neurologis, termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, trichotillomania, gangguan obsesif-kompulsif, autisme dan kecanduan nikotin, ganja, kokain, metamfetamin, serta epilepsi, sklerosis lateral amyotrophic, neuropati dan cedera otak traumatis.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai obat N-acetylcysteine (NAC) yang akan dibahas di bawah ini lebih terfokus pada N-Acetylcysteine yang diminum melalui oral dengan sediaan yang tersedia dipasaran berupa tablet, sirup kering, kapsul dan granul .
Indikasi Penggunaan N-Acetylcysteine (NAC)
N-acetylcysteine (NAC) dengan sediaan tablet/granule/syrup biasa digunakan sebagai terapi mukolitik pada penyakit paru-paru atau bronkus akut dan kronik dengan produksi mukus yang tebal, seperti pada penyakit bronkitis akut, kronis atau eksaserbasi akut, emfisema paru, cystic fibrosis, pneumonia dan bronkiekstasis.
Selain itu, N-acetylcysteine (NAC) juga dapat digunakan sebagai antidotum keracunan acetaminophen atau paracetamol. N-acetylcysteine (NAC) juga digunakan pada pengobatan mata kering yang berhubungan dengan gangguan produksi mukus.
Kontraindikasi N-Acetylcysteine (NAC)
N-acetylcysteine (NAC) tidak boleh dikonsumsi oleh orang dengan ulkus peptikum aktif dan pasien yang alergi dengan n-acetylcysteine. Penggunaan N-acetylcysteine (NAC) dengan bentuk granule juga tidak dianjurkan pada pasien dengan intoleransi fruktosa, sindrome gangguan penyerapan glukosa-galaktosa, dan defisiensi sukrosa.
Dosis N-Acetylcysteine (NAC)?
Adapun cara pemberiannya berupa obat bentuk tablet granule dan bubuk yang berbuih dilarutkan terlebih dahulu dalam segelas air lalu diminum.
Dosis obat dapat diberikan dalam peran N-acetylcysteine sebagai agen mukolitik yaitu sebanyak 600 mg perhari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi 3 kali sehari pada orang dewasa.
Dosis anak-anak 1 bulan hingga <2 tahun 100 mg dua kali sehari, anak 2-7 tahun diberikan sebanyak 200 mg dua kali sehari; >7 yr sama dengan dosis orang dewasa.
Obat diberikan setelah makan atau dibarengi dengan pemberian makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan.
Efek samping N-Acetylcysteine (NAC)?
Efek samping dan toksisitas NAC pada umumnya aman dan dapat ditoleransi dengan baik bahkan pada dosis tinggi. Efek samping yang paling umum adalah sakit kepala, mual, muntah, dan gangguan saluran pencernaan lainnya seperti nyeri perut, diare atau konstipasi, feces berdarah atau muntah seperti biji kopi.
Tak jarang, munculnya reaksi alergi karena pelepasan histamin terjadi dan bisa terjadi ruam, tinnitus,urtikaria, pruritis, angioedema, bronkospasme, takikardia, dan perubahan tekanan darah.
Interaksi Obat N-Acetylcysteine (NAC)?
Pemberian obat N-acetylcysteine (NAC) dengan antitusif yang bekerja dengan cara menekan respon batuk harus diberikan secara hati-hati.
Penggunaan bersamaan dengan antibiotik tetrasiklin harus diberi jarak minimal dua jam karena adanya efek tidak bekerjanya obat antibiotik jika diberikan bersamaan dengan acetylsistein. Obat antibiotik lain yang tidak bekerja dengan baik saat disatukan dengan N-acetylcysteine yaitu amphotericin B, ampicillin Na, erythromycin lactobionate.
N-acetylcysteine berpotensi menguatkan efek nitrogliserin dan obat yang berhubungan dan pemberian obat ini harus diperhatikan pada pasien yang mengkonsumsi obat tersebut karena dapat menyebakan hipotensi akibat efek vasodilatasi.
Pemberian NAC dan arang secara oral pada saat bersamaan tidak disarankan, karena arang dapat menyebabkan pengurangan penyerapan NAC.
Perhatian
Konsumsi obat N-acetylcysteine (NAC) diutamakan setelah makan pada pasien dengan riwayat gastritis.
Penelitian tentang efek toksik NAC pada janin tidak jelas. Selain itu, penelitian pada wanita hamil dan ibu menyusui tidak memadai; Oleh karena itu, NAC harus digunakan dengan hati-hati selama kehamilan dan proses menyusui, dan hanya jika diindikasikan dengan jelas.
Penggunaan NAC pada pasien dengan riwayat asma dan adanya riwayat bronkospasme harus dengan monitoring ketat karena adanya efek samping obat berupa bronkospasme. Jika terjadi bronkospasme, hentikan pengobatan.
N-acetylcysteine (NAC) memiliki efek memperlambat pembekuan darah sehingga ada kekhawatiran bahwa N-asetil sistein dapat meningkatkan risiko memar dan perdarahan pada orang dengan gangguan perdarahan.
N-acetylcysteine (NAC) juga memperlambat pembekuan darah. Ini dapat meningkatkan risiko pendarahan selama dan setelah operasi. Berhenti konsumsi N-acetyl cysteine setidaknya 2 minggu sebelum operasi yang dijadwalkan.