Baru-baru ini Albothyl menjadi berita yang banyak diperbincangkan di Indonesia. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tidak merekomendasikan dan melarang penggunaan obat ini untuk mengobati penyakit kulit dan masalah pada gigi seperti sariawan.
Sebenarnya apa yang membuat obat ini sampai dilarang digunakan. Dan apa kandungan didalam obat ini yang mejadi masalah hingga pemakaian obat ini tidak direkomendasikan lagi.
Albothyl merupakan obat yang mengandung Policresulen. Policresulen ini termasuk dalam kelompok obat-obatan yang disebut agen antibakteri (ginekologis antiseptik). Obat ini biasanya diresepkan untuk mengobati peradangan pada leher rahim (cervix), bakteri vaginitis (infeksi bakteri pada vagina) atau infeksi, dan kerusakan pada jaringan.
Bagaimana cara mengunakan Albothyl?
Albothyl biasanya disarankan untuk digunakan pada malam hari. Untuk mengobati peradangan pada cerviks atau infeksi vagina, pertama-tama, supositoria (obat solid (padat) berbentuk peluru yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam vagina (suppositoria vagina) dibasahi dengan air dan dimasukkan ke dalam vagina, sebaiknya dalam posisi telentang. Gunakan handuk sanitasi agar tidak mengotori pakaian dan selimut.
Dokter juga menyarankan bahwa durasi penggunaan tergantung pada sifat dan tingkat keparahan kondisi.
Dosis Policresulen
Pada orang dewasa, untuk peradangan leher rahim (cervix) , vaginitis, dan menghentikan perdarahan cervix seteah biopsi cervix maupun setelah pengangkatan polip cervix, masukan 1 tablet vagina (ovula) policresulen ke dalam vagina setiap 2 hari sekali selama 1-2 minggu.
Bagaimana cara menyimpan Albothyl?
Obat ini sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin. Untuk mencegah rusaknya obat, dan jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini dapat memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk Anda, atau tanyakan kepada dokter Anda. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.
Apakah Albothyl aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Belum ada informasi yang pasti tentang keamanan dalam menggunakan obat ini selama masa kehamilan dan menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Efek samping dari Albothyl
Seperti semua obat policresulen dapat menyebabkan efek samping, diantaranya:
- Sensasi terbakar di vagina
- Infeksi jamur pada vagina (Candida)
- Gatal pada vulva (bagian organ seksual eksternal wanita)
- Pengelupasan pada permukaan mukosa
- Sensasi tidak nyaman pada vagina
- Reaksi alergi
- Gatal-gatal (urtikaria)
Konsultasikan ke dokter segera jika Anda mengalami efek samping seperti diatas.
Apa itu policresulen?
Policresulen adalah senyawa asam organik (polymolecular organic acid) yang diperoleh dari proses kondensasi formalin (formaldehyde) dan senyawa meta-cresolsulfonic acid.
Policresulen yang yang digunakan untuk mengobati sariawan akan menyebabkan jaringan- jaringan pada sariawan menjadi mati. Itulah alasan kenapa saat albothyl digunakan pada sariawan akan terasa sangat perih, namun beberapa saat kemudian rasa perih itu hilang dan sakit pada sariawan pun tidak lagi terasa.
Bagi Anda yang pernah menggunakan obat ini pasti pernah mengalami sariawan menjadi warna putih dan kering setelah memakai Albothyl.
Jadi sebenarnya policresulen ini tidak mengobati sariawan melainkan mematikan jaringan yang sakit atau rusak tersebut. Ketika jaringan sariawan sudah mati, maka tubuh akan melakukan regenerasi sel-sel baru sehingga sariawan menjadi sembuh.
Kenapa Badan Pengawasan Obat dan Makanan melarang penggunaan albothyl?
Kandungan yang terdapat didalam albothyl adalah alasan utama kenapa BPOM melarang obat ini untuk digunakan. Selain itu terdapat juga laporan adanya efek chemical burn pada mucosa oral (efek terbakar karena zat kimia pada jaringan mukosa mulut) akibat penggunaan policresulen 36% tersebut.
BPOM menyatakan jika policresulen 36% yang digunakan tanpa pengenceran terlebih dahulu sangat beresiko. Pasalnya jika Anda coba mendengar pengalaman orang-orang yang memakai albothyl, kebanyakan mereka menggunakannya secara langsung tanpa diencerkan terlebih dahulu.
Ada yang menggunakannya dengan cara ditotol menggunakan cotton bud, bahkan ada yang berbagi pengalaman menggunakannya dengan cara ditetes secara langsung. Padahal dalam keterangan aturan pakainya, albothyl harus diencerkan dengan air terlebih dahulu sebelum digunakan.