Anexia adalah obat yang digunakan untuk mengontrol hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal jantung kronis, dan nefropati diabetic (kerusakan ginjal diabetes). Anexia mengandung Ramipril, obat yang termasuk golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor generasi kedua. Berikut ini adalah informasi lengkap Anexia yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Anexia
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Anexia dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Box 30 tablet 2.5 mg
- Box 30 tablet 5 mg
- Box 30 tablet 10 mg
Kandungan
Tiap caplet Anexia mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Ramipril 2.5 mg/tablet
- Ramipril 5 mg/tablet
- Ramipril 10 mg/tablet
Manfaat Anexia
Berikut ini adalah beberapa kegunaan Anexia (Ramipril) :
- Anexia (Ramipril) digunakan untuk menurunkan tekanan darah (hipertensi) baik secara tunggal atau dalam kombinasi.
- Untuk pengobatan gagal jantung kongestif. Pengobatan ini mampu mengurangi gejala, meningkatkan daya tahan pasien saat beraktivitas atau berolah raga, mengurangi insiden kekambuhan dan menurunkan frekuensi rawat inap bahkan menurunkan tingkat kematian.
- Mengobati pasien pasca infark miokard akut (kematian otot jantung) yang memiliki tanda-tanda klinis gagal jantung kongestif.
- Pencegahan (profilaksis) serangan penyakit kardiovaskular seperti infark miokard (kematian otot jantung) dan stroke.
- Anexia (Ramipril) juga digunakan untuk mengobati kerusakan ginjal akibat diabetes melitus tipe 2.
Efek Samping Anexia
Efek samping Anexia (Ramipril) yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
- Efek samping yang paling umum adalah peningkatan serum kreatinin, pusing, dan sinkop (pingsan).
- Batuk juga sering terjadi karena peningkatan kadar bradikinin. Batuk akan segera hilang jika pengobatan dihentikan.
- Efek samping lainnya adalah kemungkinan terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
- Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron, hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
- Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian obat yang mengandung Ramipril adalah angioneurotik edema (pembengkakan pada pembuluh darah) , yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
- Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik (berbahaya pada janin) sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
- Efek samping lainnya adalah : Sakit kepala, kelelahan, nyeri perut dan dada, pusing, mual, muntah, diare, infeksi saluran pernafasan atas, asthenia, dan ruam.
Dosis Anexia
Anexia (Ramipril) diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Dosis dewasa untuk hipertensi
Dosis awal : 1 x sehari 2.5 mg secara oral. Obat sebaiknya diberikan pada waktu tidur.
Dosis pemeliharaan : 2.5 - 5 mg/ hari, dalam dosis tunggal dapat ditingkatkan hingga 10mg/hari
Dosis disesuaikan dengan respon pasien terhadap obat.
Jika pengobatan secara tunggal tidak memberikan respon memuaskan, bisa dikombinasikan dengan diuretik.
- Dosis dewasa untuk gagal jantung kongestif
Dosis awal : 1 x sehari 1.25 mg.
Dosis maksimal : 10 mg/hari.
- Dosis dewasa untuk profilaksis penyakit kardiovaskular pada pasien berisiko tinggi
Dosis awal : 1 x sehari 2.5 mg. Dosis ditingkatkan menjadi 1 x sehari 5 mg setelah 1 minggu.
Dosis pemeliharaan : 1 x sehari 10 mg, setelah 3 minggu.
Penyesuaian dosis Cardace untuk penderita gangguan ginjal
- CrCl 10-30 mL / menit : dosis awal, 1.25 mg/hari. maksimal 5 mg/hari.
- CrCl 30-60 mL / menit : tidak diperlukan penyesuaian dosis. maksimal 5 mg/hari.
Penyesuaian dosis Cardace untuk penderita gangguan hati
- Dosis maksimal : 2.5 mg / hari.
Interaksi obat
Di bawah ini adalah interaksi obat-obat yang mengandung Ramipril dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
- Pada awal-awal penggunaan bersamaan dengan obat-obat diuretik (pil air) bisa mengakibatkan pengurangan berlebihan tekanan darah. Sebaiknya kurangi dosis awal Ramipril.
- Peningkatan risiko hiperkalemia jika digunakan bersamaan dengan diuretik hemat kalium (spironolactone, amiloride, triamterene, dan lain-lain) dan suplemen Kalium.
- Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan antidiabetes (insulin, agen hipoglikemik oral) dapat menyebabkan peningkatan efek penurunan kadar glukosa.
- Penggunaan bersamaan dengan NSAID, termasuk selektif COX-2 inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal, termasuk mungkin gagal ginjal akut. Efek antihipertensi ACE inhibitor, termasuk Ramipril, dapat dilemahkan oleh NSAID.
- Penggunaan bersamaan dengan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system (RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk captopril), atau aliskiren bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Ramipril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor lain.
- Jangan menggunakan Anexia (Ramipril) jika Anda sedang hamil atau berencana untuk hamil karena obat ini bisa membahayakan bayi yang belum lahir. Segera hentikan penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil.
- Pengobatan dengan Anexia (Ramipril) tidak boleh dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki riwayat angioedema (reaksi alergi berat) atau pernah mengalami angioedema saat menggunakan obat-obat golongan inhibitor ACE.
- Jangan menggunakan aliskiren dan Anexia (Ramipril) secara bersamaan pada pasien dengan diabetes melitus.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan Anexia (Ramipril) adalah sebagai berikut :
- Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
- Obat ini disekresi dalam ASI dan tidak direkomendasikan untuk digunakan saat menyusui.
- Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif.
- Anexia (Ramipril) hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis. Penurunan tekanan darah secara drastis bisa menyebabkan pusing, sakit kepala dan penurunan kewaspadaan. Jangan mengemudi dan mengoperasikan mesin yang membutuhakn kewaspadaan tinggi.
- Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda.
- Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
- Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan Anexia (Ramipril), karena ada potensi hiperkalemia.
- Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh.
- Perhatian khusus perlu diberikan kepada pasien dengan bilateral renal artery stenosis atau pasien dengan ginjal tunggal penderita unilateral renal artery stenosis, penderita penyakit vaskular kolagen, aortic atau mitral valve stenosis, dan pasien dengan riwayat gangguan ginjal.
- Diperlukan pengurangan dosis pada pasien-pasien lanjut usia, gagal ginjal, atau mengalami gangguan fungsi hati karena diketahui metabolit aktif Ramipril yaitu Ramiprilat meningkat pada pasien-pasien tersebut.
- Jangan menghentikan pemakaian Anexia (Ramipril) tanpa diketahui dokter.
Penggunaan Anexia oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Ramipril kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :
Ada bukti positif beresiko pada janin manusia berdasarkan pengalaman penelitian . Dapat digunakan bila dalam kondisi mengancam jiwa atau penyakit serius bila tidak ada terapi lainnya yang lebih efektif dibandingkan obat ini.
Penggunaan Ramipril selama kehamilan terutama trimester kedua dan ketiga bisa mengganggu fungsi ginjal janin dan meningkatkan resiko kematian janin. Obat ini menyebabkan oligohidramnion (tidak cukup cairan ketuban) yang dapat mengakibatkan hipoplasia paru dan deformasi tulang janin.
Jika bayi lahir, potensi efek samping yang mungkin terjadi jika ibunya selama hamil menggunakan obat ini meliputi hipoplasia tengkorak, anuria, hipotensi, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Oleh karena itu jika anda sedang hamil atau berencana untuk hamil sebaiknya memilih anti hipertensi yang lain.