Anfuhex adalah obat anti jamur yang digunakan terutama untuk terapi lokal kandidiasis vagina dan untuk infeksi dermatofit. Anfuhex mengandung ketoconazole, obat yang termasuk golongan imidazole sintetik.
Ketoconazole adalah obat anti jamur yang digunakan terutama untuk terapi lokal kandidiasis vagina dan untuk infeksi dermatofit. Seperti semua agen antijamur azole, ketoconazole bekerja terutama dengan menghambat enzim sitokrom P450 14α-demethylase (P45014DM). Enzim ini dibutuhkan dalam konversi lanosterol ke ergosterol. Hasilnya adalah sintesis dari ergosterol dihambat dan permeabilitas seluler jamur meningkat.
Mekanisme lain adalah penghambatan respirasi endogenus, interaksi dengan membrane fosfolipid, penghambatan transformasi jamur menjadi bentuk miselia, penghambatan uptake purin, dan mengganggu biosintesis dari trigliserida dan fosfolipid yang berfungsi untuk pertumbuhan jamur. Ketokonazole juga menghambat sintesis tromboksan dan sterol seperti aldosterone, kortisol, dan testosterone.
Mengenai Anfuhex
Pabrik
Hexpharm Indonesia
Golongan
Resep dokter
Kemasan
Anfuhex dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 5 x 10 tablet 200 mg
Kandungan
Tiap tablet Anfuhex mengandung ketoconazole 200 mg
Manfaat Anfuhex
Beberapa manfaat Anfuhex adalah sebagai berikut:
- Sebagai obat anti jamur pada kulit dan selaput mukosa, seperti kutu air (athlete’s foot), kurap, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki), kandidiasis (infeksi jamur atau sariawan), dan panu (Tinea versikolor).
- Sebagai antijamur sistemik untuk jamur Candida, Histoplasma, Coccidioides, dan Blastomyces (meskipun tidak aktif terhadap Aspergillus). Namun, di beberapa negara tidak lagi dipilih sebagai obat anti jamur sistemik lini pertama, karena memiliki efek toksisitas lebih besar, penyerapan yang buruk, dan spektrum yang lebih terbatas.
- Sebagai antiandrogen dan efek antiglukokortikoid, yang telah digunakan sebagai pengobatan lini kedua untuk kanker prostat dan untuk menekan sintesis glukokortikoid dalam pengobatan cushing sindrom. Namun, dalam pengobatan kanker prostat, digunakan bersamaan dengan glukokortikoid untuk mencegah insufisiensi adrenal. Keamanan dan efektivitasnya untuk indikasi ini belum dapat dipastikan sehingga penggunaan tidak disetujui oleh FDA.
Dosis Anfuhex
Anfuhex diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Anak: 3 mg/kgBB/hari. Obat diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi.
- Dewasa : 200 mg/hari. Durasi pengobatan untuk 14 hari. Jika setelah 14 hari respons tidak memuaskan, lanjutkan pengobatan hingga setidaknya 1 minggu setelah gejala hilang dan kultur menjadi negatif. Dosis maksimum 400 mg/hari.
- Kandidiasis vaginal resisten yang kronis: 400 mg/hari. Pengobatan dilakukan 5 hari.
Obat Anfuhex sebaiknya diberikan bersama makanan untuk memaksimalkan penyerapan.
Efek samping Anfuhex
Beberapa efek samping anfuhex adalah:
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Pusing
- Sakit kepala
- Ruam
- Urtikaria
- Pruritus
- Trombositopenia
- Parestesia
- Fotofobia
- Alopesia
- Ginaekomastia
- Oligospermia
Pada Juli 2013, FDA di Amerika Serikat (setara BPOM Indonesia) mengeluarkan peringatan bahwa ketoconazole oral dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan masalah kelenjar adrenal. FDA menyarankan untuk tidak menggunakan obat ini sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi jamur apapun. Gunakan obat ini hanya jika terapi antijamur alternatif tidak tersedia atau tidak memberikan hasil yang baik.
Interaksi Obat Anfuhex
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Anfuhex adalah:
- Vardenafil, tadalafil, sildenafil, kortikosteroid, mometason inhalasi, budesonid oral dan inhalasi, metilprednisolon, ritonavir, indinavir, saquinavir, teofilin, alprazolam, midazolam, karbamazepin, fenitoin, silostazol, aripiprazol, loratadine, tolteradin, dihidropiridin, solifenasin, takrolimus, sirolimus, sinakalset, siklosporin, felodipin, mizolastin, mirtazepin, alfentanil, buprenorfin, erlotinib, imatinib, eletriptan, ivabradin, galantamin, dan eplerenon: meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat berikut sehingga meningkatkan efek farmakologisnya dan berpotensi meningkatkan toksisitasnya.
- Fenitoin, antimuskarinik, nevirapin, antagonis histamin H2, penghambat pompa proton dan sukralfat, isoniazid, dan rifampisin: mengurangi konsentrasi plasma ketoconazole sehingga menurunkan efek farmakologisnya
- Dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine: dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat tersebut dan dapat memperpanjang interval QT, kadang-kadang menyebabkan disritmia ventrikel yang membahayakan seperti torsades de pointes.
- Amprenavir dan ritonavir: meningkatkan konsentrasi plasma ketoconazole sehingga potensi efek sampingnya meningkat :
- Ketoconazole meningkatkan resiko miopati jika diberikan bersamaan dengan simvastatin.
- Ketoconazole meningkatkan efek antikoagulan kumarin.
- Ketoconazole meningkatkan resiko aritmia ventrikular jika diberikan bersamaan dengan dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine dan domperidon.
- Bisa terjadi kegagalan kontrasepsi jika ketoconazole diberikan bersama estrogen.
- CYP3A4 memetabolisme HMG-CoA reductase inhibitor (simvastatin, lovastatin), ketokonazol menghambat CYP3A4 dan dapat meningkatkan resiko miopati terkait penggunaan statin.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan anfuhex (ketoconazole) adalah sebagai berikut :
- Tidak disarankan untuk ibu menyusui karena ketoconazole telah diketahui ikut diekskresikan dalam ASI. Ibu menyusui sebaiknya memilih obat anti jamur yang lebih aman.
- Ketokonazol tablet sebaiknya digunakan ketika infeksi jamur tidak bisa diobati dengan terapi antifungal lainnya atau adanya intoleransi dengan antifungal lainnya.
- Anfuhex bisa menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
- Jangan menggunakan anfuhex untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada ketoconazole atau obat golongan imidazole lainnya, memiliki gangguan hati dan pasien yang sedang diterapi dengan terfenadin atau astemizol.
- Ketoconazole pada pemberian oral diabsorpsi jauh lebih baik dibandingkan dengan golongan imidazole lainnya. Namun, obat ini memiliki efek hepatotoksisitas yang parah. Risiko terbentuknya hepatitis lebih besar jika diberikan lebih dari 14 hari. Untuk pemberian secara oral, diperlukan pengamatan klinik untuk memeriksa kondisi hati.
- Pemberian secara oral tidak untuk infeksi superfisial.
- Tidak boleh digunakan untuk meningitis karena jamur.
- Pemakaian Anfuhex harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi.
- Jangan diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut : dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine. Anfuhex dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat tersebut dan dapat memperpanjang interval QT, kadang-kadang menyebabkan disritmia ventrikel yang membahayakan seperti torsades de pointes.
- Pada tahun 2013 Komite Obat Eropa (CHMP) merekomendasikan larangan penggunaan ketoconazole oral untuk penggunaan sebagai antijamur sistemik pada manusia di seluruh Uni Eropa, setelah menyimpulkan bahwa resiko kerusakan hati yang serius akibat penggunaan obat ini melebihi manfaatnya. Pada tahun yang sama Australia juga melakukan larangan serupa dan tahun 2015 larangan juga dilakukan oleh China. Obat antijamur triazol seperti flukonazole dan itrakonazole saat ini lebih dipilih karena memiliki afinitas yang lebih besar terhadap membran sel jamur dan memiliki toksisitas yang lebih kecil.
Penggunaan Anfuhex oleh wanita hamil
FDA mengkategorikan ketoconazole ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Namun fakta bahwa obat ini telah menunjukkan efek buruk pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika ingin menggunakan Anfuhex untuk wanita hamil. Disarankan hanya digunakan jika tidak ada pilihan lain yang lebih aman.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Anfuhex 200 mg Tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.