Anthropophobia yang kadang-kadang juga dieja sebagai anthrophobia, didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang memiliki rasa takut untuk berhadapan dengan manusia.
Anthropophobia yang berasal dari kata "Anthro" yang memiliki arti orang dan kata "fobia" yang berarti ketakutan. Meskipun bukan kelainan klinis eksplisit dalam edisi kelima Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), namun kondisi ini dapat dianggap sebagai fobia spesifik.
Penyebab dan Faktor Resiko Anthropophobia
Masih tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami anthropophobia. Kondisi tersebut biasanya tergantung pada setiap individu dan pengalaman masa lalu. Terkadang tidak ada penyebab yang jelas sama sekali. Namun terdapat kemungkinan beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya anthropophobia, faktor tersebut termasuk:
- Peristiwa atau pengalaman negatif dengan hal atau orang tertentu
- Faktor genetika
- Faktor lingkungan hidup
- Perilaku yang dipelajari
- Perubahan fungsi otak
Tanda dan Gejala Anthropophobia
Karena antropofobia bukanlah suatu kondisi klinis, maka tidak ada gejala klinis yang spesifik. Namun, fobia tersebut dapat dipertimbangkan dibawah klasifikasi DSM-5 dari "fobia spesifik yang tidak ditentukan." Kriteria untuk gangguan tersebut meliputi:
- Kecemasan atau ketakutan besar tentang situasi atau hal tertentu (dalam hal ini, seseorang atau manusia).
- Situasi tersebut hampir selalu menyebabkan kecemasan atau ketakutan.
- Jika memungkinkan situasi atau hal tersebut biasanya dihindari.
- Reaksi yang menakutkan secara tidak proporsional
- Kecemasan tersebut berlangsung enam bulan atau lebih.
- Kecemasan tersebut menyebabkan kesulitan atau menghambat aktivitas sehari-hari.
- Gejala-gejala tersebut tidak disebabkan oleh gangguan lain atau suatu kondisi medis.
Anthropophobia mungkin menjadi bagian dari diagnosis klinis lainnya. Fobia tersebut dapat termasuk gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan kecemasan sosial, atau gangguan delusi.
Pertimbangkan contoh-contoh berikut ini:
- Seseorang yang bertemu orang yang baru dan yakin bahwa orang tersebut ingin menyakitinya. Hal tersebut menyebabkan seseorang tersebut ketakutan. Dalam hal ini, diagnosis gangguan delusi kemungkinan akan dipertimbangkan daripada antropofobia.
- Seseorang yang menghindari atau takut dengan orang yang terlihat seperti seseorang yang memanfaatkan mereka. Orang tersebut mungkin mengalami gejala PTSD, dan bukan antropofobia.
- Seseorang yang menghindari pergi ke suatu pesta atau acara sosial karena takut diejek. Orang tersebut kemungkinan akan dievaluasi untuk suatu gangguan kecemasan sosial dibandingkan dengan antropofobia.
- Seseorang yang tinggal di rumah sepanjang waktu karena takut akan mengalami serangan panik di tempat umum, dan karenanya merasa malu. Orang tersebut mungkin dapat didiagnosis dengan agorafobia, karena ketakutannya pada tempat umum atau ramai dan tidak spesifik untuk orang saja.
- Seseorang yang memiliki pola sensitivitas ekstrim yang persisten dan tahan lama terhadap suatu penolakan. Karena kondisi tersebut mereka lebih suka mengasingkan diri dari dunia sosial. Orang tersebut mungkin dapat didiagnosis dengan gangguan kepribadian avoidant, dan bukan antropofobia.
Cara Mencegah Terjadinya Anthropophobia
Sampai saat ini masih tidak diketahui secara pasti cara mencegah terjadinya anthropophobia. Namun ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meredakan gejala-gejalanya.
Gaya hidup sehat dapat membantu Anda merasa lebih baik secara keseluruhan. Hal ini bahkan dapat membantu meringankan beberapa gejala kecemasan yang terkait dengan fobia.
Dehidrasi dapat mempengaruhi suasana hati, jadi konsumsilah air yang cukup dan hindari mengkonsumsi minuman beralkohol dan berkafein. Hal-hal lainnya yang mungkin dapat membantu termasuk:
- Tidur yang cukup
- Berolahraga secara teratur
Cara Mengobati Anthropophobia
Diagnosa
Seseorang yang mengalami antropofobia biasanya akan mengaku bahwa dirinya mengalami fobia tersebut. Tetapi jika kondisi tersebut merupakan bagian dari kondisi yang berbeda, maka seorang dokter harus menjadi orang yang membuat perbedaan dan diagnosis tersebut. Untuk melakukan diagnosis yang tepat, dokter akan menggunakan kriteria dalam DSM-5 melalui:
- berbicara dengan individu tersebut
- mengamati perilakunya
- jika perlu, melakukan pemeriksaan medis
- jika perlu, memverifikasi laporan dari individu lain
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang khusus untuk antropofobia. Namun, terdapat pengobatan untuk fobia dan gangguan kecemasan. Pengobatan khusus dapat bervariasi tergantung pada fobia spesifik, individu, dan tingkat keparahan fobia. Jenis pengobatan yang umum termasuk berbagai jenis terapi, latihan relaksasi, dan pemberian obat-obatan.
Terapi dapat bermanfaat untuk fobia, terutama jika digunakan dengan perawatan lain. Selain terapi wicara, terapi yang biasa digunakan untuk fobia dan gangguan kecemasan adalah terapi paparan dan terapi kognitif.
Terapi pemaparan berulang kali, kadang-kadang dilakukan secara bertahap. Terapi ini dilakukan dengan cara memaparkan seseorang pada objek atau situasi yang ditakuti. Hal ini dilakukan hingga reaksi ketakutan tidak lagi terjadi. Terapi kognitif melibatkan mengidentifikasi pikiran cemas atau ketakutan dan kemudian menggantinya dengan pikiran yang lebih rasional.
Latihan relaksasi dapat bermanfaat bagi individu dengan gangguan kecemasan, terutama bagi mereka yang memiliki fobia spesifik. Terapi tersebut mungkin termasuk:
- Latihan pernapasan
- Hipnose
- Olahraga
Mengkonsumsi obat-obatan mungkin dapat menjadi pilihan bagi individu yang hidup dengan kecemasan atau fobia tertentu. Misalnya, jika seseorang takut terbang atau berbicara di depan umum, obat anti-kecemasan mungkin bisa membantu.
Sore Dok, Saya sering ketakutan kadang melihat orang takut, mau aktifitas takut, pergi kemana-mana takut, tetapi kalau di temani takut berkurang walaupun kadang-kadang suka ketakutan. Ketakutan yang di alami takut gila, tapi saya tidak punya riwayat seperti itu. yang saya tanyakan...