Susu umumnya dianggap sebagai salah satu sumber nutrisi yang paling berguna untuk meningkatkan massa otot.
Sebagai sumber makanan hewani, susu mengandung jumlah protein yang cukup tinggi. Beberapa binaragawan dapat mengkonsumsi susu sebanyak 2 hingga 3 gelas susu setiap hari.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah produk pengganti susu seperti susu kedelai dapat memberikan manfaat yang sama?
Kedelai memang memiliki kandungan nutrisi yang dinilai dapat mendukung pertumbuhan otot, tetapi karena berasal dari sumber makanan nabati, tentu saja susu kedelai tidak memiliki kandungan yang 100% sama seperti susu.
Untuk lebih jelasnya mengenai apakah mungkin untuk membangun massa otot dengan hanya mengkonsumsi susu kedelai, mari disimak artikel yang satu ini
Kandungan Gizi Susu Kedelai
Susu kedelai adalah alternatif dari susu hewan. Susu kedelai mengandung emulsi minyak, air dan protein yang diproduksi dengan merendam kedelai kering dan menggilingnya dalam air.
Kacang kedelai adalah salah satu sejenis kacang-kacangan yang memiliki jumlah protein yang mirip dengan susu sapi biasa sekitar 7 gram protein per gelas.
Protein adalah komponen utama penyusun otot. Protein terdiri dari rantai asam amino yang dihubungkan oleh ikatan khusus.
Dua puluh asam amino dapat ditemukan dalam tubuh manusia, sembilan di antaranya tubuh tidak dapat dibuat sendiri dan karena itu harus diperoleh melalui sumber eksternal seperti makanan.
Oleh karena itu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein sangat penting untuk pembentukan otot.
Susu mengandung semua sembilan asam amino esensial yang dibutuhkan oleh manusia. Begitu juga susu kedelai.
Namun proporsi protein yang dimiliki kacang kedelai lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang terkandung di dalam susu sapi. Kedelai tidak memiliki protein whey dan kasein yang ditemukan dalam susu sapi.
Kontroversi mengenai manfaat Susu Kedelai dalam pembentukan otot
Beberapa perdebatan telah muncul mengenai inhibitor enzim yang terkandung di dalam susu kedelai. Enzim adalah protein khusus yang memfasilitasi dan mempercepat reaksi kimia.
Enzim memiliki peranan yang sangat penting untuk pemecahan molekul tertentu selama proses pencernaan. Inhibitor enzim cenderung menghambat penyerapan tripsin dan enzim lain, yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan protein.
Berkurangnya kemampuan untuk mencerna protein dapat menyebabkan defisiensi kronis dalam penyerapan asam amino.
Namun penelitian lebih lanjut mengenai kandungan enzim tersebut di dalam susu kedelai masih perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti dan meyakinkan..
Manfaat susu Kedelai dalam Pembentukan Otot
Untuk membentuk otot, tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang. Walaupun memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik, tentu saja kita tidak dapat membangun otot hanya dengan mengkonsumsi susu kedelai.
Tubuh membutuhkan sumber nutrisi lain yang lebih kompleks seperti daging ayam, ikan, telur, beras merah, sayur-sayuran buah-buahan dan lain-lain.
Terlepas dari apakah bisa meningkatkan massa otot hanya dengan mengkonsumsi susu kedelai, berikut adalah manfaat yang dapat Anda peroleh dari rutin mengkonsumsi susu kedelai :
Sumber Protein Nabati yang baik
Susu kedelai memiliki jumlah protein yang baik per sajian (sekitar 7 gram per gelas). Selain itu, ada berbagai merek susu kedelai yang mengandung konsentrasi karbohidrat, lemak, kalori total, dan serat yang berbeda.
Penelitian telah menunjukkan bahwa susu kedelai yang memiliki kandungan karbohidrat yang lebih rendah dan memiliki kandungan serat yang lebih tinggi memiliki indeks glikemik dan insulinemic yang lebih rendah (Torres et al., 2006).
Indeks Glikemik, Indeks Insulinemic dan efek Pembakaran Lemak
Kebanyakan orang mengetahui bahwa susu skim memiliki indeks glikemik yang rendah, tetapi banyak yang tidak tahu bahwa susu skim memiliki indeks insulinemic yang tinggi (Ostman et al., 2001).
Dengan kata lain, meskipun kadar glukosa darah tetap normal, susu memacu produksi hormon insulin. Dan jika kita ingat, insulin adalah inhibitor oksidasi lemak yang ampuh (Manore & Thompson, 2000; McArdle et al., 2001).
Namun, susu kedelai telah terbukti memiliki indeks glikemik dan insulinemic yang rendah (Blair et al., 2006; Torres et al., 2006).
Dengan demikian, susu kedelai memungkinkan seseorang untuk tetap berada dalam mode pembakaran lemak yang lebih lama.
Selain itu, ada penelitian yang benar-benar menemukan asupan protein kedelai terkait dengan peningkatan penanda oksidasi lemak (Morifuji et al., 2006).
Faktanya, telah ditemukan bahwa protein kedelai memiliki pengaruh yang lebih besar dalam mengurangi kadar lemak dan glukosa darah dibandingkan dengan kasein (Nagasawa et al., 2002) atau protein whey (Aoyama et al., 2000).
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.