Persalinan dan melahirkan bisa melelahkan. Setelah kehamilan, rasa lelah bertambah, dan Anda akan tiba-tiba kehilangan energi. Kelelahan pascapersalinan adalah sesuatu yang harus siap dialami oleh ibu baru dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi.
Tetapi apa yang menyebabkan kelelahan dan bagaimana Anda bisa mendapatkan kembali energi yang Anda butuhkan untuk merawat bayi?
Apakah normal merasa keletihan beberapa minggu setelah melahirkan bayi?
Ya, perasaan lelah dan kelelahan adalah hal biasa dan dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah kelahiran anak. Tingkat kelelahan meningkat dari 20% pada periode antepartum menjadi 50-64% pada periode postpartum.
Seberapa lelah Anda juga akan tergantung pada seberapa baik Anda menyesuaikan diri dengan jadwal tidur bayi dan jumlah bantuan yang Anda miliki di rumah.
Apa penyebab kelelahan pascapersalinan?
Beberapa faktor berkontribusi terhadap kelelahan selama periode postpartum, meliputi:
- Proses persalinan: Butuh waktu berjam-jam dan banyak energi untuk mendorong bayi keluar dari saluran persalinan. Selain kelelahan alami, obat penghilang rasa sakit yang digunakan selama persalinan dapat membuat Anda merasa mengantuk dan lelah lama setelah melahirkan. Operasi Cesar juga bisa membuat Anda cepat lelah.
- Kurang tidur: Anda dapat mencoba tidur siang saat bayi Anda tidur. Tapi kemudian, siang hari adalah satu-satunya waktu bagi Anda untuk menyelesaikan berbagai hal, yang berarti Anda akan kurang tidur dan lelah hampir sepanjang waktu.
- Depresi: Keletihan bisa menjadi gejala depresi pasca-persalinan. Studi menunjukkan bahwa wanita yang sangat lelah atau lelah setelah satu atau dua minggu melahirkan dapat mengembangkan dan melaporkan gejala depresi postpartum empat minggu setelah melahirkan.
- Menyusui: Menyusui membutuhkan Anda untuk mengonsumsi kalori ekstra untuk menopang diri Anda dan juga bayi Anda, dan dapat membuat Anda lelah secara fisik. Konsumsi berlebihan selama fase menyusui dapat menjadi masalah jika Anda cenderung menambah berat badan sebelum kehamilan secara tiba-tiba. Memberi makan bayi bisa melelahkan, dan pada saat yang sama, asupan kalori berlebih bisa membuat Anda lesu, yang mengakibatkan kelelahan kronis.
- Anemia: Penyebab utama lain dari kelelahan pascamelahirkan adalah anemia, yang diakibatkan oleh kehilangan darah pada saat persalinan. Anda dapat membangun kembali kadar hemoglobin dengan suplemen zat besi atau makanan kaya zat besi.
- Hipotiroidisme: Beberapa wanita mungkin mengembangkan kelenjar tiroid yang kurang aktif dalam satu hingga empat bulan setelah melahirkan. Kelelahan pascapersalinan akan menjadi gejala dari kondisi ini, yang membutuhkan intervensi medis, dan diet dan gaya hidup yang sehat.
Selain itu, kehamilan pertama, penurunan kadar hormon, kolik pada bayi baru lahir, dan pola makan dan olahraga yang buruk juga dapat berkontribusi terhadap kelelahan pascanatal. Karena kelelahan lebih merupakan gejala daripada suatu kondisi, kelelahan hanya dapat dikelola tetapi tidak diobati.
Bagaimana cara menangani kelelahan pasca persalinan?
Kiat-kiat sederhana ini dapat membantu Anda mengatasi kelelahan fisik, mental, dan emosional:
- Tidur saat bayi Anda tidur: Cobalah tidur ketika bayi Anda tidur, meskipun itu berarti tidur di siang hari atau kehilangan waktu untuk mengejar ketinggalan dengan pekerjaan rumah tangga. Jika Anda khawatir tidur terlalu lama, gunakan alarm.
- Bagikan tugas malam dengan pasangan Anda: Jika Anda menyusui, pasangan Anda dapat membantu Anda mengganti popok saat Anda beristirahat. Jika memberi susu formula, Anda dapat membagi tugas memberi makan bayi.
- Mintalah bantuan keluarga dan teman: Anda dapat mencari bantuan dari kerabat dan teman, atau menyewa perawat untuk membantu tugas-tugas tertentu seperti pekerjaan rumah tangga, menjalankan tugas, memasak, merawat anak-anak yang lebih tua atau mengawasi bayi yang baru lahir ketika Anda beristirahat.
- Identifikasi pola tidur bayi Anda yang baru lahir: Bayi Anda tidak akan mengikuti rutinitas yang sama yaitu bangun beberapa kali dalam semalam. Saat mereka bertambah tua, mereka akan tidur lebih lama di malam hari. Pahami berapa banyak tidur yang mereka butuhkan, dan berapa waktu mereka sehingga Anda dapat menjadwalkan pekerjaan Anda sesuai kebutuhan.
- Olahraga: Olahraga teratur akan membuat Anda merasa tidak terlalu lelah. Berjalan setiap hari bersama bayi memungkinkan Anda mendapat udara segar, dan gerakan ini membantu Anda tidur lebih baik. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), berolahraga ringan selama 150 menit / minggu mengarah ke suasana hati yang lebih bahagia, jantung dan paru-paru yang sehat, dan peningkatan tingkat energi.
- Cobalah latihan relaksasi: Berlatih teknik relaksasi yang dalam selama lima hingga sepuluh menit setiap hari dapat membuat Anda segar. Mulailah dengan latihan relaksasi sederhana seperti bernapas dan pelajari teknik-teknik lain secara online atau dengan membaca buku.
- Minum banyak cairan: Tetap terhidrasi memberi Anda energi yang Anda butuhkan dalam sehari dan juga meningkatkan suasana hati Anda.
- Ikuti diet yang sempurna: Sekalipun Anda tidak punya cukup waktu untuk diri sendiri, cobalah membuat pilihan makanan sehat untuk menangkal kelelahan pasca melahirkan. Sertakan karbohidrat dan protein kompleks, dan minta suplemen vitamin yang diresepkan oleh dokter. Berhentilah mengkhawatirkan kenaikan berat badan karena ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan diet ketat. Meski demikian, hindari konsumsi permen dan kafein.
- Waspadai depresi pascanatal: Jika Anda merasa lelah bahkan setelah istirahat dengan baik, atau tidak dapat tidur di malam hari ketika bayi Anda tertidur, itu bisa disebabkan oleh depresi pascanatal. Ini terkait dengan gejala perasaan rendah dan putus asa lainnya, dan Anda memerlukan dukungan medis.
Kapan harus pergi ke dokter?
Pergi ke dokter jika:
- Anda kehilangan minat pada berbagai hal (depresi pasca persalinan)
- Mengalami kehilangan darah yang parah (anemia)
- Anda mengalami kelelahan bersama dengan kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, sembelit dan kulit kering (hipotiroidisme)
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.