Faktanya, ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh melalui sunat atau khitan. Proses melepaskan kulup (kulit yang menyelubungi ujung penis) tersebut dalam istilah medis disebut sirkumsisi.
Meski khitan sudah boleh dilakukan 1-2 hari setelah bayi lahir, namun di Indonesia, kebanyakan anak laki-laki baru menjalaninya ketika duduk di bangku sekolah dasar.
Soal kapan waktu terbaik untuk sunat, semua ini kembali pada keputusan masing-masing orang.
Walau begitu, khitan sebaiknya tidak ditunda pelaksanaannya sebab semakin bertambah usia, risiko maupun tingkat kerumitannya juga semakin tinggi. Untuk ini, jangan segan berkonsultasi dengan dokter bila Anda memiliki banyak pertanyaan.
Manfaat Sunat bagi Kesehatan
Tak seperti yang dipikirkan kebanyakan orang, sunat tidak membawa dampak buruk pada kesuburan serta kenikmatan seksual pria dan pasangannya.
Sebaliknya, khitan justru memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa sajakah manfaat sunat bagi kesehatan?
- Melindungi dari risiko PMS (penyakit menular seksual), contohnya HPV (human papilloma virus), herpes, serta sifilis. Tentunya ini berlaku jika seseorang menjauhi seks bebas.
- Meminimalisir risiko infeksi saluran kemih yang seringkali berujung pada gangguan ginjal. Biasanya risiko infeksi saluran kemih cenderung lebih tinggi pada pria yang tidak disunat.
- Mencegah penyakit pada penis, salah satunya fimosis. Kondisi sulitnya menarik kulup penis yang belum disunat ini dapat memicu nyeri. Tidak menutup kemungkinan pula bahwa fimosis dapat berujung pada balanitis (kondisi radang pada kepala penis).
- Untuk si pria, sunat juga efektif menurunkan risiko kanker penis. Sedangkan bagi pasangannya, sirkumsisi juga mampu mengurangi risiko kanker serviks.
- Menjaga kesehatan penis karena setelah disunat, organ reproduksi pria tersebut jadi lebih mudah dibersihkan.
Yang perlu diperhatikan setelah Sunat
Perlu diketahui bahwa setelah sunat, penis biasanya akan memerah, memar, serta bengkak. Luka sunat ini memerlukan waktu pemulihan yang berbeda-beda.
Untuk bayi misalnya, luka khitan rata-rata baru sembuh setelah 10 hari. Sedangkan pada anak-anak atau pria dewasa, pemulihan lukanya bisa memakan waktu hingga sebulan lamanya.
Oleh sebab itu, usai menjalani khitan, seseorang umumnya diimbau untuk tidak melakukan aktivitas berat seperti joging, mengangkat beban, menyelam, atau ngebut ketika naik motor.
Di samping itu, masih ada beberapa tips lainnya supaya luka khitannya dapat segera pulih, yaitu:
- Sementara waktu, hindari mengenakan celana dalam. Sebaliknya pakailah celana yang lebih longgar atau sarung juga boleh.
- Olesi ujung penis dengan petroleum jelly agar alat kelamin tidak menempel pada celana.
- Kontrol rutin ke dokter untuk lukanya terawat dengan baik.
- Jaga kebersihan alat kemaluan supaya tidak sampai kena infeksi.
- Tanyakan pada dokter soal kapan boleh mandi setelah sunat. Selain itu, tetap jauhi aktivitas seperti merendamkan tubuh dalam air.
- Minum obat pereda rasa nyeri untuk mengurangi sakitnya. Dalam hal ini, pilih jenis paracetamol atau ibuprofen saja karena lebih aman bagi anak di bawah 16 tahun yang dilarang minum aspirin.
- Bila perlu, minum antibiotik.
- Anak yang baru dikhitan sementara waktu sebaiknya tidak main sepeda atau permainan sejenis lainnya.
- Sedangkan untuk pria dewasa, hindari melakukan hubungan intim hingga lukanya pulih total. Hal ini umumnya membutuhkan waktu 4-6 minggu.
Risiko Sunat
Tak jauh berbeda dari prosedur bedah lainnya, sunat juga mengandung beberapa efek samping, di antaranya berupa:
- Pendarahan - efeknya lebih parah lagi bila seseorang mengalami gangguan pembekuan darah.
- Muncul infeksi pada luka sunatnya.
- Kulit kulup berisiko terpotong terlalu pendek atau sebaliknya, terlalu panjang.
- Gangguan pada saluran kemih.
- Sisa kulup berisiko menempel kembali ke ujung penis - kondisi ini harus ditangani dengan operasi kecil.
- Sensitivitas penis menurun, yang mana mungkin berdampak pada kenikmatan seksual.
Berkenaan dengan risiko di atas, segeralah pergi ke dokter atau UGD terdekat bila pasca disunat, terjadi beberapa hal berikut:
- Pendarahan terus-menerus yang sulit dihentikan.
- Keluar cairan berbau busuk atau yang disertai nanah dari ujung penis.
- Urin tidak bisa keluar normal meski sunatnya sudah dilakukan 12 jam sebelumnya.
- Proses buang air kecil terasa menyakitkan walau sunat telah dilakukan beberapa hari yang lalu.
- Penis masih saja bengkak setelah 12 minggu berlalu.
- Demam
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.