Kolesterol telah menjadi ‘silent killer’ bagi banyak orang. Banyak yang tidak mengetahui bahwa kolesterol yang berlebihan di dalam tubuh dapat memperburuk kesehatan. Kolesterol dalam darah yang meningkat pada tahap terkadang memang tidak timbul gejala.
Penggunaan obat-obat kolesterol memang bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang dipantau secara berkala oleh dokter keluarga.
Orang yang mengonsumsi obat kolesterol harus selalu melakukan kontrol pemeriksaan darah untuk menilai kadar kolesterol di dalam darah. Namun bila terlalu sering mengonsumsi obat kolesterol, bagaimana dampaknya bagi tubuh?
Konsumsi makanan yang tidak sehat seiring waktu akan meningkatkan kadar kolesterol dan dapat memicu berbagai penyakit contohnya stroke.
Kurangnya perhatian dalam kesehatan membuat kita mengonsumsi makanan mengandung kolesterol tinggi seperti santan, daging merah, makanan cepat saji, dan goreng-gorengan.
Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol baik bermanfaat untuk melindungi tubuh dari penyakit jantung dan terhindar dari penyakit stroke.
Pada kandungan kolesterol jahat yang masuk kedalam tubuh justru dapat beresiko menjadi penyumbatan yang dapat memicu penyakit jantung dan stroke.
Lebih singkat dijelaskan mengenai rata-rata kadar normal kolesterol dalam darah pada orang dewasa. Kolesterol total memilki kadar dibawah 200mg/dl.
Kolesterol HDL memiliki nilai di atas 40mg/dl. Kolesterol LDL dengan nilai kurang dari 100 mg/dl, dan trigliserida dengan nilai kurang dari 200mg/dl.
Dalam arti bila nilai kadar kolesterol melewati batas yang ditentukan maka disarankan penanganan awal dengan memperbaiki pola konsumsi makanan atau dimulai dengan obat penurun kadar kolesterol dosis rendah.
Jenis obat Kolesterol dan efek sampingnya
Jenis obat kolesterol yang ditemukan di Indonesia yaitu golongan obat statin antara lain simvastatin, atrovastatin, Pravastatin, Fluvastatin, dan Lovastatin. Terdapat juga golongan asam fibrat seperti gemfibrozil dan fenofibrat. Obat kolesterol golongan lain seperti ezetimibe, colestipol juga digunakan.
Masing-masing golongan obat memiliki fungsi, indikasi, dan efek samping yang berbeda-beda. Pemilihan obat kolesterol yang dikonsumsi harus dilihat dari status ekonomi, keadaan fisik, penyakit yang dialami saat ini, riwayat penyakit, dan usia.
Obat kolesterol seperti simvastatin merupakan terapi awal yang utama. Simvastatin memiliki basis fungsi yang untuk menurun kadar kolesterol jahat atau LDL yang terletak di sel hati, mengurangi trigliserid dan meningkatkan kolesterol baik atau HDL.
Obat simvastatin sangat aman diminum. Beberapa kondisi yang perlu dijauhi penggunaan simvastatin apabila telah ditemukan kondisi sebagai berikut.
- Gagal hati akut atau peningkatan kadar serum transaminase persisten
- Sirosis atau penyakit hati lainnya
- Gangguan ginjal (nefrotik)
- Konsumsi alkohol
- Wanita hamil dan menyusui
- Sedang mengidap penyakit alergi
Efek samping yang dapat terjadi pada obat golongan statin yaitu:
- Konstipasi atau diare
- kentut (flattus)
- peningkatan serum transaminase sementara (reversibel)
- trombositopenia
- Nyeri otot
- Peningkatan enzim hati
- Sakit perut
- Mual muntah
- Sakit kepala
- insomia
Selain obat golongan statin, terdapat juga golongan fibrat yang merupakan terapi kedua setelah obat statin.
Obat golongan fibrat sangat bermanfaat terutama bila terdeteksi trigliserida dengan nilai yang sangat tinggi, penderita penyakit jantung pada usia 40 hingga 55 tahun, peningkatan kolesterol yang bersamaan dengan kondisi peningkatan gula darah atau diabetes melitus.
Fibrat harus diminum dalam keadaan perut kosong, 30 menit sebelum makan. Perlu pengawasan ketat pada Ibu hamil (kategori C) dan gangguan ginjal yang ringan hingga sedang .
Efek samping fibrat
- gangguan otot : myopathy, myositis, rhabdomyolisis,
- peningkatan serum hati dan CPK
- penurunan Hb, hematokrit dan WBC
- risiko batu empedu
- keganasan
Kunci dari kesehatan adalah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan berolahraga. Tanpa makan tubuh akan kekurangan energi. Tanpa kolesterol pula maka pencernaan dan kesehatan jantung juga akan terganggu.
Tingkatkan asupan kolesterol baik seperti lemak ikan, gandum, telur kacang kedelai, dan alpukat. Kurangi konsumsi makanan berminyak karena ini malah meningkatkan koelsterol jahat dan memicu hiperkolesterolemia.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.