Bagaimana Cara Mengetahui Jika Polusi Udara Semakin Buruk?

Dipublish tanggal: Jun 27, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 22, 2019 Waktu baca: 3 menit
Bagaimana Cara Mengetahui Jika Polusi Udara Semakin Buruk?

Sudah beberapa hari ini sebagian besar masyarakat Indonesia terutama di ibukota Jakarta mengeluhkan kondisi kualitas udara yang dirasa kurang baik. Selain dirasakan sendiri oleh masyarakat, hal ini juga terlihat dari alat pendeteksi peta polusi udara seperti AirVisual dan pernyataan dari perwakilan beberapa komunitas seperti Greenpeace dan Bike to Work (B2W) yang mengatakan bahwa memang telah terjadi pencemaran udara di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia.

Seberapa Parah Polusi Udara di Jakarta? Cek Fakta AQI dan PM 2.5 Berikut

Pada Selasa (25/6), tingkat polusi udara di Jakarta diperkirakan menjadi yang terburuk di dunia. Bahkan AirVisual mencatat nilai AQI mencapai 240 dengan konsentrasi PM 2.5 sebesar 189.9 ug/m3 dan masuk kategori sangat tidak sehat (very unhealthy). Tetapi Perwakilan Pemerintah, baik dari Pemprov DKI Jakarta maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengeluarkan pernyataan bahwa kondisi pencemaran udara di Jakarta tidak seburuk yang dibicarakan.

Setiap negara umumnya memang memiliki batasan atau indeks kualitas udara masing-masing yang dikelola dengan standar kualitas udara nasional yang berbeda. Tetapi polusi udara ini sebenarnya sudah sering terjadi dan sudah seharusnya menjadi perhatian besar seluruh pihak demi terciptanya udara yang baik. Karena ini juga bukan kali pertama Jakarta termasuk dalam daftar kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia. Di tahun 2018 lalu, Jakarta bahkan menjadi kota dengan polusi udara terburuk di Asia Tenggara.

Lalu bagaimana cara mengetahui seberapa buruk kondisi polusi udara yang terjadi? Ada beberapa aplikasi yang menyediakan laporan pantauan kualitas udara dan informasi mengenai nilai AQI di wilayah tertentu. Salah satunya dapat Anda cek melalui Udara Kita, Airlief, ataupun AirVisual yang sudah sering digunakan. Penilaian mengenai tingkatan polusi udara dapat Anda cek melalui nilai yang ada pada AQI di masing-masing aplikasi, termasuk konsentrasi PM 2.5.

Apa yang dimaksud dengan AQI?

AQI atau Air Quality Index merupakan indeks kualitas udara yang diukur dengan sebuah angka untuk mengetahui seberapa tercemarnya udara suatu wilayah. Perhitungan AQI sendiri didasarkan pada 6 (enam) polutan udara utama, yaitu partikel PM 2.5 dan PM 10, sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan Ozon.

Nilai AQI untuk mengukur kualitas udara berada di angka 0 sampai 500. Semakin tinggi nilai AQI berarti semakin tinggi tingkat polusi udara dan semakin besar pula risiko gangguan kesehatan yang dapat dialami, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap paparan polusi udara. Sementara itu, jika nilai AQI berada di bawah 100, itu menandakan kualitas udara cukup aman dan sesuai dengan standar kualitas udara yang baik bagi kesehatan.

Penilaian kualitas udara dengan AQI dapat dilihat pula melalui warna. Jika hasilnya menujukkan warna hijau itu berarti kualitas udara berada dalam kondisi baik sehingga Anda masih dapat menghirup udara segar yang tentunya baik bagi tubuh. Tetapi jika warna mengarah ke kuning, orange, merah bahkan hingga ungu, itu menandakan kualitas udara yang semakin buruk.

Jika terjadi pencemaran udara semakin buruk, Anda harus mencegahnya dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan, menggunakan filter/penyaring udara, serta gunakan masker agar debu dan asap tidak langsung masuk ke saluran pernapasan. Baca juga: Tips Detox Tubuh Akibat Pencemaran Udara

Apa itu PM 2.5?

PM 2.5 atau Particulate Matter 2.5 merupakan partikel udara yang bersifat halus dan berukuran lebih kecil dari 2.5 mikrometer. Partikel ini dapat dengan mudah masuk ke saluran pernapasan lewat hidung tanpa bisa tersaring oleh rambut-rambut di dalam hidung. Maka dari itu, penggunaan masker sangat penting dan diperlukan.

Menurut standar nasional, batas aman tahunan yang ditetapkan adalah 15 µg/m3 dan jika mengacu pada standar World Health Organization (WHO), batas kadar udara yang aman adalah sebesar 10 µg/m3. Tetapi saat ini rata-rata PM 2.5 yang terdeteksi di Jakarta berada di atas 100 µg/m3 dan menandakan kualitas udara yang sangat berbahaya.

Jika terus dibiarkan, pencemaran udara yang saat ini terjadi di Jakarta ataupun kota lain di Indonesia tentunya berpengaruh pada peningkatan risiko gangguan kesehatan. Baca juga: Bahaya Polusi Udara Bagi Kesehatan


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Penyebab Sulit Tidur: Dari Perubahan Cuaca hingga Cara Mengatasi
Penyebab Sulit Tidur: Dari Perubahan Cuaca hingga Cara Mengatasi

Selain panas, perubahan cuaca dari hangat menjadi dingin secara mendadak juga dapat mempengaruhi kualitas tidur. Memang, menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa suhu tidur ideal agar dapat tidur nyenyak berada di rentang 22 sampai 23 derajat celcius.

Buka di app