Kurang tidur saat malam hari berdampak buruk bagi kesehatan. Bagaimanapun, tidur cukup dan berkualitas tidak hanya untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan fisiologis tubuh.
Masalahnya, kurang tidur terkadang justru menyerang. Setidaknya ada dua penyebab utama kurang tidur, yaitu:
- Kondisi patologis atau penyakit. Kurang tidur akibat penyakit disebut dengan insomnia. Pemicu utamanya adalah depresi, stres, dan kecemasan;
- Perubahan kebiasaan tidur. Contohnya adalah begadang karena mengerjakan tugas, menonton televisi, atau menggunakan gawai (gadget). Jika dibiarkan terus-menerus, perubahan jam tidur ini bisa membentuk pola yang semakin sulit diperbaiki.
Baca juga: Insomnia? Begini Aturan Konsumsi Obat Tidur yang Tepat
Kegemukan dan diabetes akibat kurang tidur?
Kurang tidur dapat memengaruhi hormon kortisol atau hormon stres dengan cepat. Dalam kondisi normal, kadar hormon kortisol akan rendah pada siang hari. Akan tetapi, kurang tidur membuat kadar hormon ini tetap tinggi pada siang hari sehingga berisiko menimbulkan stres. Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi tersebut bisa mengakibatkan berbagai penyakit, seperti diabetes dan obesitas (kegemukan).
Kurang tidur juga berhubungan langsung dengan kebiasaan makan seseoran. Hal ini ada kaitannya dengan hormon leptin atau hormon penekan nafsu makan yang diproduksi oleh sel-sel lemak. Kurang tidur akan membuat produksi hormon leptin menurun sehingga penderitanya akan terus-menerus merasa lapar.
Hormon lain yang juga dipengaruhi oleh jam tidur adalah hormon ghrelin. Hormon ini berfungsi untuk merangsang nafsu makan. Pada orang yang kurang tidur, kadar hormon ghrelin akan meningkat sehingga memicu rasa lapar dan nafsu makan berkepanjangan.
Orang yang kurang tidur, cenderung memiliki nafsu makan yang tinggi. Pola makan yang berlebihan dan tidak terkontrol berpotensi menimbulkan penyakit. Dua di antaranya, ya, obesitas dan diabetes melitus.
Tidur yang cukup juga sangat penting untuk menunjang proses inisiasi pernapasan, proses metabolisme, dan sistem kekebalan tubuh. Berangkat dari situ, upayakan supaya Anda tidur sekitar 6-8 jam setiap malam. Jika perlu, mintalah bantuan profesional untuk mengatasi kesulitan tidur Anda.
Baca juga:
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.