Polio (juga dikenal sebagai poliomyelitis) merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf. Anak-anak di bawah 5 tahun lebih mungkin untuk tertular virus polio daripada kelompok usia lain.
Lalu, seperti apa bahaya penyakit polio terhadap kesehatan tulang anak? Berikut penjelasannya.
Gejala Penyakit Polio
Infeksi virus polio dapat menunjukkan gejala dalam berbagai tingkat keparahan. Setiap anak mungkin mengalami gejala yang berbeda.
Mayoritas individu (90 hingga 95 persen) tidak memiliki gejala sama sekali. Tiga kategori lain gejala infeksi polio yaitu:
Polio abortif
Perjalanan penyakit polio ringan dan pendek dengan satu gejala atau lebih:
- demam (hingga 103 derajat Fahrenheit atau 39,4 derajat Celcius),
- nafsu makan menurun,
- mual dan / atau muntah,
- sakit tenggorokan,
- malaise (tidak enak badan),
- sembelit, atau sakit perut.
Polio non paralitik
Gejala-gejala polio non paralytic termasuk gejala-gejala untuk polio abortif, tetapi sakit kepala, mual, dan muntah mungkin lebih buruk. Selain itu, gejala yang mungkin muncul termasuk:
- anak merasa sakit selama beberapa hari, dan kemudian tampak membaik sebelum sakit lagi dengan rasa sakit pada daerah otot-otot di leher, batang, lengan, dan kaki, dan kekakuan di leher dan sepanjang tulang belakang. .
Polio paralitik
Gejala-gejala poliomielitis paralitik termasuk gejala-gejala polio non paralitik dan abortif. Selain itu, gejala yang lain mungkin termasuk:
- kelemahan otot
- sembelit parah,
- Atrofi otot,
- pernapasan melemah,
- sulit menelan,
- kulit memerah
- suara serak,
- kelumpuhan kandung kemih,
- kelumpuhan otot,
- mudah tersinggung atau kontrol emosi yang buruk,
- ngiler, atau perut kembung
Gejala-gejala polio mungkin menyerupai masalah lain atau kondisi medis tertentu. Selalu berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Mendiagnosis Penyakit Polio
Selain riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik, prosedur diagnostik untuk polio dapat termasuk sebagai berikut:
- Kultur tenggorokan, cairan serebrospinal, dan feses
- Kultur urin
- Tes kadar antibodi polio
- Lumbal puncture. Jarum khusus ditempatkan di punggung bawah, ke kanal tulang belakang. Daerah tersebut merupakan area di sekitar sumsum tulang belakang. Sejumlah kecil cerebrospinal fluid (CSF) dapat diambil dan dikirim untuk pemeriksaan untuk menentukan apakah ada infeksi atau masalah lain. CSF merupakan cairan yang membasahi otak dan sumsum tulang belakang anak Anda.
- Menanyakan perihal riwayat anak yang tidak menerima vaksin polio atau tidak menyelesaikan serangkaian vaksin polio.
Pengobatan untuk Penyakit Polio
Pengobatan khusus untuk polio akan ditentukan oleh dokter anak berdasarkan:
- Usia anak, kondisi kesehatan anak keseluruhan, dan riwayat medis
- Luasnya penyakit
- Toleransi anak Anda terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu
- Harapan untuk perjalanan penyakit
Meskipun ada pencegahan terhadap virus polio, namun tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan anak-anak yang sudah terinfeksi virus polio.
Pengobatan hanya bersifat membantu atau supportive. Hal tersebut berarti bahwa gejalanya dapat diobati untuk meningkatkan kenyamanan dan pemulihan kondisi anak. Langkah-langkah yang mendukung termasuk:
- Pengobatan nyeri dengan analgesik (seperti asetaminofen)
- Istirahat (sampai demam berkurang)
- Nutrisi yang cukup
- Olahraga minimal
- Kompres panas atau bantalan pemanas (untuk nyeri otot)
Komplikasi polio paralitik dapat meliputi kelumpuhan permanen kelompok otot tertentu termasuk otot pernapasan dan otot kaki.
Bagaimana mencegah Penyakit Polio pada Anak
Langkah-langkah pencegahan berikut akan membantu mencegah penyebaran virus polio yaitu:
- Teknik kebersihan dan pencucian tangan yang benar
- Imunisasi terhadap virus polio
Dua versi vaksin polio yang dapat diberikan yaitu:
- IPV. Vaksin polio tidak aktif (IPV) diberikan melalui suntikan. Vaksin IPV diberikan pada keempat kunjungan imunisasi. Administrasi IPV tidak dapat menyebabkan polio dan aman digunakan untuk individu dengan sistem kekebalan yang lemah.
- OPV. Vaksin polio oral (OPV) diberikan melalui mulut. Ada situasi ketika anak Anda mungkin perlu menerima OPV, seperti bepergian ke negara-negara di mana virus polio sangat menular.
OPV tidak boleh diberikan kepada anak jika ia memiliki salah satu dari kondisi sebagai berikut:
- Sistem kekebalan yang melemah
- Mengkonsumsi steroid jangka panjang
- Kanker
- AIDS atau infeksi HIV
- Alergi terhadap neomisin, streptomisin, atau polimiksin B
Anak yang mengalami polio cenderung akan mengalami gangguan gerak yang akan mempengaruhi pertumbuhan tulang mereka.
Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter jika anak Anda mengalami kelemahan tubuh serta muncul gejala-gejala polio yang sudah dijelaskan sebelumnya di atas.
Pencegahan dan pengobatan sejak dini dapat membantu menghindari munculnya komplikasi yang lebih parah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.