Faktor Risiko Terjadinya Kelahiran Prematur
Setiap wanita hamil dapat mengalami persalinan prematur dan kelahiran prematur, walaupun mereka telah melakukan segalanya dengan benar selama masa kehamilan. Namun, faktor-faktor tertentu dapat membuat beberapa wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar mengalami persalinan prematur. Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan persalinan prematur termasuk:
- kehamilan ganda (lebih dari satu bayi dalam kandungan)
- riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- perdarahan vagina di tengah masa kehamilan
- infeksi
- polihidramnion (jumlah cairan ketuban yang berlebihan di sekitar bayi)
- masalah pada serviks (mulut rahim)
- masalah dengan rahim
- kondisi genetik tertentu
- penggunaan narkoba dan alkohol
- akses terbatas dalam menjalani perawatan prenatal
Penting untuk diingat bahwa sebagian besar wanita yang memiliki faktor-faktor risiko ini tidak akan mengalami persalinan prematur. Namun, sangatlah baik jika Anda menyadari risiko yang Anda miliki, sehingga Anda akan memiliki kesadaran untuk ke depannya untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh dan melakukan pengawasan secara ketat oleh dokter Anda.
Gestasi Berganda / Kehamilan ganda
Kehamilan multipel/ kehamilan ganda membuat wanita hamil berisiko mengalami persalinan prematur. Hal ini disebabkan karena rahim harus meregang lebih banyak ketika mengandung dua bayi atau lebih.
Rahim, seperti halnya otot lain di dalam tubuh, cenderung berkontraksi ketika membentang melampaui titik tertentu. Jika seorang ibu memiliki kehamilan berganda, rahim dapat meregang sampai batas di mana kontraksi dimulai sebelum bayi-bayi tersebut sepenuhnya berkembang.
Risiko melahirkan prematur meningkat dengan setiap tambahan bayi yang ada di dalam kandungan:
Jumlah bayi dalam kandungan | Usia kehamilan rata-rata saat lahir * |
Satu | 40 minggu |
Dua | 35 minggu |
Tiga | 32 minggu |
Empat | 30 minggu |
* Usia kehamilan mengacu pada jumlah minggu seorang wanita hamil. Biasanya dihitung dari hari pertama dari periode menstruasi terakhir yang diketahui.
Kehamilan ganda juga meningkatkan terjadinya komplikasi pada ibu hamil dan bayinya. Sang ibu akan memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami preeklampsia dan diabetes gestasional , sementara bayi memiliki risiko lebih besar terkena anemia berat .
Bayi-bayi juga lebih cenderung memiliki berat badan lahir rendah dan menderita cacat bawaan lahir. Semua komplikasi ini sebenarnya sudah ada di dalam diri mereka sendiri, tetapi dengan adanya risiko terjadinya persalinan prematur, maka kondisi ini akan menjadi lebih sulit untuk ditangani dan diobati.
Anda akan memerlukan perawatan dari spesialis kandungan, karena kondisi ini berisiko tinggi dan dapat berakibat fatal jika Anda memiliki kehamilan ganda.
Memiliki riwayat melahirkan prematur sebelumnya
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur di masa lalu akan memiliki kemungkinan yang lebih besar mengalami persalinan prematur pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Kemungkinannya tergantung pada jumlah kelahiran prematur sebelumnya dan seberapa dini kelahiran prematur tersebut terjadi.
Semakin dini kelahiran prematur sebelumnya terjadi, semakin besar kemungkinan terjadinya kelahiran prematur berikutnya, bahkan untuk kelahiran selanjutnya, mungkin kelahiran prematur akan terjadi lebih dini dari kelahirn prematur sebelumnya.
Perlu dicatat, bahwa risiko ini terutama berlaku untuk wanita yang mengalami kelahiran prematur spontan, bukan hanya persalinan prematur. Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan usia kehamilan yang normal, akan memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk melahirkan bayi prematur di kemudian hari.
Selain itu, semakin banyak seorang wanita melahirkan dengan usia kehamilan yang normal, semakin kecil kemungkinannya untuk mengalami kelahiran prematur pada kehamilan selanjutnya.
Bahkan ketika seorang wanita memiliki satu kelahiran prematur di masa lalu, peluang wanita tersebut untuk mengalami kehamilan prematur di kehamilan berikutnya akan berkurang ketika wanita tersebut memiliki setidaknya satu kehamilan dengan usia kehamilan yang normal di antara kehamilan-kehamilan yang lain.
Memiliki riwayat aborsi sebelumnya
Beberapa peneliti percaya bahwa riwayat aborsi pada seorang wanita dapat meningkatkan kemungkinan wanita tersebut mengalami persalinan prematur. Wanita yang melakukan aborsi lebih dari satu kali tampaknya memiliki kemungkinan yang lebih besar mengalami kelahiran prematur di kemudian hari. Tidak jelas mengapa aborsi dapat menyebabkan persalinan prematur pada kehamilan berikutnya.
Salah satu kemungkinannya adalah akibat leher rahim yang rusak selama prosedur aborsi. Seorang wanita juga mungkin memiliki serviks yang tidak berfungsi dengan baik, yang artinya bahwa serviks akan terbuka secara tidak normal pada awal kehamilan dan mengakibatkan terjadinya aborsi.
Kondisi ini akan terjadi pada kehamilan-kehamilan berikutnya kecuali jika ditangani oleh dokter, biasanya akan ditangni dengan prosedur operasi.
Kemungkinan lain adalah bahwa wanita yang telah melakukan aborsi beberapa kali cenderung memiliki akses ke layanan kesehatan yang lebih terbatas dibandingkan dengan mereka yang memiliki kondisi kehamilan yang tidak direncanakan. Walaupun kedua keadaan tersebut dapat meningkatkan terjadinya persalinan prematur pada kehamilan-kehamilan selanjutnya.
Pendarahan vagina pada trimester kedua atau ketiga kehamilan
Wanita yang mengalami perdarahan vagina pada usia 12 dan 24 minggu kehamilan memiliki risiko lebih besar mengalami persalinan prematur. Tingkat keparahan risiko tergantung pada penyebab terjadinya perdarahan.
Plasenta previa dan solusio plasenta adalah dua penyebab utama perdarahan vagina selama kehamilan. Placenta previa terjadi ketika sebagian plasenta atau seluruhnya menutupi pembukaan serviks. Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas terlalu dini dari dinding rahim. Kedua kondisi ini jelas terkait dengan persalinan prematur.
Wanita yang mengalami pendarahan vagina setiap saat selama kehamilan harus segera pergi ke dokter untuk melakukan evaluasi. Walaupun perdarahan pervaginam tidak selalu menjadi tanda terjadinya masalah, penting untuk menentukan penyebab perdarahan sehingga masalah dapat diselesaikan dengan cepat.
Infeksi
Kehadiran infeksi bakteri atau virus selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur dan kelahiran prematur. Infeksi dapat terjadi pada bagian reproduksi wanita atau saluran kemih wanita, termasuk vagina, leher rahim, uterus, uretra, kandung kemih, atau ginjal.
Infeksi juga dapat terjadi dalam aliran darah. Pada beberapa wanita hamil, respons tubuh terhadap infeksi dapat memicu terjadinya persalinan dini.
Untuk dapat menyebabkan persalinan, infeksi harus mencapai rahim, di mana ia merangsang reaksi kimia yang mendorong rahim untuk berkontraksi. Tidak semua bakteri dan virus yang mencapai rahim memicu kontraksi. Namun, jika mereka melintasi dua membran di sekitar bayi dan memasuki rongga ketuban, persalinan mungkin akan terjadi.
Beberapa infeksi yang berhubungan dengan persalinan prematur dan kelahiran prematur termasuk gonore, klamidia, trikomoniasis, dan vaginosis bakteri.
Polihidramnion
Polihidramnion adalah jumlah cairan ketuban yang berlebihan dari, cairan ketuban adalah cairan yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Peningkatan jumlah cairan ketuban menyebabkan rahim meregang lebih dari biasanya. Ketika rahim diregangkan melampaui titik tertentu, rahim mungkin mulai berkontraksi lebih awal dan menyebabkan kelahiran prematur.
Gejala yang menunjukkan polihidramnion meliputi ukuran perut yang lebih besar dibandingkan dengan usia kehamilan yang seharusnya, kesulitan bernapas, penurunan produksi urin, dan pembengkakan pada tungkai dan kaki.
Untuk mengkonfirmasi diagnosis, dokter Anda dapat memesan pemeriksaan USG untuk menentukan jumlah cairan ketuban di dalam rahim. Jika polihidramnion didiagnosis, dokter Anda dapat mengevakuasi kelebihan cairan tersebut dengan melakukan amniosentesis. Selama prosedur ini, USG digunakan untuk membantu mengarahkan jarum panjang melalui perut Anda dan masuk ke kantung ketuban untuk mengevakuasi cairan berlebih tersebut.
Ultrasonografi juga dapat digunakan untuk membantu menentukan penyebab terjadinya polihidramnion. Jarum yang sama yang dimasukkan untuk mengevakuasi kelebihan cairan juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan, atau biopsi. Hasil dari prosedur ini dapat menunjukkan apakah ada yang salah dengan ibu, plasenta, atau bayi.
Penyebab dari ibu yang paling umum menyebabkan polihidramnion adalah diabetes dan inkompatibilitas sel darah merah (misalnya, faktor Rh dalam darah ibu dan bayi yang tidak kompatibel). Penyebab plasenta jarang terjadi, tetapi korioangioma, yang merupakan tumor jinak dari pembuluh darah di plasenta dapat menyebabkan terjadinya polihidramnion.
Penyebab dari janin lain yang lebih umum terjadi termasuk kehamilan ganda, infeksi, cacat bawaan lahir yang mengganggu kemampuan janin untuk menelan, dan hidrops non-imun, suatu kondisi di mana bayi bengkak karena menyerap terlalu banyak cairan.
Sangat penting untuk menentukan penyebab terjadinya polihidramnion, karena risiko persalinan prematur sebagian besar terkait dengan penyebabnya, bukan pada tingkat keparahan kondisinya. Sebagai contoh, seorang wanita lebih mungkin mengalami persalinan prematur ketika terjadi cacat bawaan lahir pada bayi yang menyebabkan terjadinya polihidramnion.
Masalah dengan serviks
Serviks, yang membentuk bagian bawah rahim, biasanya tetap tertutup selama masa kehamilan untuk menopang bayi dengan aman di dalam rahim. Setelah persalinan dimulai, kontraksi menyebabkan serviks melunak dan memendek sehingga serviks akan terbuka untuk memudahkan proses melahirkan. Namun, terkadang serviks mulai membuka sebelum waktunya.
Ketika hal ini terjadi, kondisi ini dikenal sebagai insufisiensi serviks, atau serviks yang tidak kompeten (serviks yang tidak berfungsi dengan baik). Wanita dengan insufisiensi serviks lebih cenderung mengalami persalinan dini dan melahirkan prematur.
Insufisiensi serviks dapat disebabkan oleh cedera, pembedahan, atau pengobatan. Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan terjadinya risiko insufisiensi serviks:
- Riwayat trauma pada serviks. Jika serviks wanita robek selama masa persalinan misalnya, serviks mungkin akan melemah pada kehamilan berikutnya.
- Operasi pada serviks sebelumnya. Operasi serviks tertentu, seperti biopsi kerucut (cone biopsy), dapat dilakukan setelah seorang wanita memiliki Pap smear yang abnormal. Selama prosedur ini, sebagian serviks diangkat untuk memeriksa apakah terjadi perubahan pada jaringan serviks yang bersifat kanker atau pra-kanker. Prosedur ini dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya insufisiensi serviks.
Jika Anda memiliki serviks yang tidak berfungsi dengan baik, dokter Anda akan memantau Anda dengan seksama selama masa kehamilan Anda. Anda mungkin juga memerlukan prosedur yang dikenal sebagai cervical cerclage, yang dapat dilakukan oleh dokter kandungan Anda. Prosedur ini dapat memperkuat serviks yang lemah dan memungkinkan persalinan dengan usia kehamilan yang normal.
Masalah dengan Rahim
Seorang wanita mungkin memiliki kelainan rahim yang telah ada sejak lahir. Beberapa kelainan yang paling umum meliputi:
- Adanya uterus kedua yang terbentuk sempurna
- adanya dinding (septum) di dalam rahim yang membelahnya menjadi dua
- rahim berbentuk tidak teratur
Risiko persalinan prematur tergantung pada jenis kelainan rahim yang ada. Wanita dengan uterus yang tidak normal memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, sedangkan wanita dengan septum di dalam rahim memiliki risiko paling kecil.
Faktor Genetik, Ekonomi, dan Sosial
Selain dari kondisi medis, pengaruh tertentu dari luar dapat memengaruhi risiko persalinan prematur dan kelahiran prematur.
Genetika dan Ras
Beberapa faktor genetik tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur pada seorang wanita. Di Amerika Serikat, perempuan Afrika-Amerika lebih mungkin mengalami persalinan prematur daripada etnis lain, bahkan ketika faktor sosial dan ekonomi sudah diperhitungkan. Risiko ini cenderung terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.
Para peneliti tidak begitu yakin mengapa wanita Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur. Namun, perempuan Afrika-Amerika cenderung memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi yang mempengaruhi saluran reproduksi dan saluran kemih, yang meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur.
Faktor-faktor ekonomi
Wanita yang berpenghasilan rendah lebih mungkin melahirkan secara prematur karena mereka sering kekurangan makanan, tempat tinggal, dan perawatan pranatal yang memadai. Tanpa nutrisi yang memadai, seorang wanita cenderung memulai kehamilan dengan berat badan jauh di bawah berat badan idealnya. Sehingga ini adalah faktor risiko tambahan yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
Kelahiran prematur juga lebih mungkin terjadi ketika ayah atau ibu dari bayi tersebut menganggur atau tidak memiliki asuransi kesehatan. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan ibu untuk mendapatkan perawatan prenatal yang berkualitas. Tekanan yang terkait dengan pendapatan rendah atau pengangguran juga dapat berkontribusi pada kelahiran prematur.
Faktor sosial
Banyak faktor sosial menentukan risiko wanita untuk mengalami persalinan prematur. Diantaranya:
- berusia di bawah 16 atau lebih dari 40 tahun
- Menjalani masa kehamilan seorang diri
- dilecehkan secara fisik atau emosional
- minum alkohol, menggunakan narkoba, atau merokok selama kehamilan
- kurangnya dukungan dari keluarga, teman, atau anggota masyarakat
- sering terpapar bahan kimia dan polutan
- bekerja berjam-jam
Memiliki faktor risiko tidak selalu berarti Anda akan mengalami persalinan prematur dan melahirkan lebih awal. Namun, faktor-faktor risiko tersebut dapat meningkatkan peluang Anda mengalami persalinan prematur.
Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter Anda di awal kehamilan tentang apa yang harus Anda lakukan untuk menghindari risiko-risiko mengalami persalinan prematur.
Maaf dok…saya ada kejadian jari saya terkena sperma lalu saya lap smp kering dan saya diamkan sebentar, lalu saya masukkan jari saya tsb ke miss V, yg jadi prtnyaan apakah sprmanya msh aktif /tidak? Klo begitu bisa hamil gak dok? Tks\