Sebelum membahas lebih lanjut mengenai judul artikel di atas, mari sedikit membahas mengenai istilah dari kata “myalgia”. Istilah myalgia umumnya mengacu pada nyeri otot.
Baik fibromyalgia dan polymyalgia keduanya dapat menyebabkan nyeri dan ketegangan pada area otot, tetapi kedua penyakit tersebut perbedaan dalam gejala, penyebab, dan pengobatan.
Mendapatkan diagnosis yang benar merupakan kunci untuk memastikan perawatan yang tepat dan manajemen gejala.
Baik polimialgia maupun fibromyalgia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Pada orang yang berusia lebih dari 55 tahun, sementara fibromyalgia sering terjadi pada orang muda.
Berikut pembahasan lebih lanjut mengenai perbedaan antara fibromyalgia dan polimialgia.
Polymyalgia vs Fibromyalgia
Polymyalgia dan fibromyalgia sering membingungkan karena keduanya dapat menyebabkan nyeri otot di seluruh tubuh, dan memiliki nama yang hampir mirip.
Namun, kedua penyakit tersebut merupakan kelainan yang berbeda dengan penyebab yang berbeda juga.
Penyebab kedua kondisi pun berbeda yaitu:
- Polymyalgia dianggap sebagai penyakit autoimun. Gangguan autoimun yang menyebabkan tubuh menyerang jaringan sehat secara tidak sengaja.
- Fibromyalgia merupakan peradangan saraf yang mengganggu cara otak memproses sinyal rasa sakit. Peradangan membuat saraf bekerja terlalu aktif sehingga selalu memunculkan rasa sakit dan nyeri di sekujur tubuh meski sedang tidak mengalami cedera fisik.
Kesimpulanya berarti, fibromyalgia dapat terjadi karena cara otak dan saraf terganggu dalam memproses suatu sinyal tubuh, sementara polymyalgia muncul dan berkembang karena masalah pada sistem kekebalan tubuh.
Persamaan dan perbedaan gejala Polymyalgia vs Fibromyalgia
Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri yang meluas ke seluruh tubuh. Persamaan dan perbedaan gejala polymyalgia dan fibromyalgia meliputi:
- Lokasi rasa nyeri. Orang dengan fibromyalgia sering mengalami rasa sakit di kedua sisi tubuh. Sedangkan Orang dengan polymyalgia biasanya merasakan kekakuan dan rasa nyeri pada daerah bahu, punggung, dan pinggul.
- Kesehatan mental. Baik polimialgia dan fibromyalgia dapat menyebabkan depresi terkait dengan hidup dengan kondisi kronis yang menyakitkan. Orang-orang dengan fibromyalgia kadang-kadang mengalami kesulitan berkonsentrasi atau kesadaran berkabut.
- Kekakuan sendi pada pagi hari. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan otot dan persendian terasa kaku. Polymyalgia sering menyebabkan kekakuan di pagi hari yang berlangsung kurang dari satu jam.
- Kesulitan tidur. Banyak orang dengan fibromyalgia biasanya mengalami kesulitan tidur.
Mendiagnosis Polymyalgia vs Fibromyalgia
Bagaimana Anda bisa tahu perbedaan antara polimialgia dan fibromyalgia? Dokter mungkin akan menyarankan melakukan sejumlah tes atau pemeriksaan untuk membuat diagnosis rematik polymyalgia, termasuk:
- tes darah untuk mencari penanda peradangan
- tes pencitraan seperti sinar-X atau USG
- biopsi untuk memeriksa kondisi yang disebut arteritis giant cell
Namun, diagnosis fibromyalgia bisa lebih sulit untuk dicapai. Tidak ada tes laboratorium atau diagnostik yang dapat secara akurat mengkonfirmasi diagnosis tersebut.
Dokter mungkin akan mencoba untuk mengesampingkan kondisi dengan gejala yang sama melalui tes darah.
Perbandingan obat-obatan Polymyalgia vs Fibromyalgia
Kortikosteroid merupakan pengobatan pilihan untuk polimialgia. Kortikosteroid sangat efektif untuk mengobati polimialgia sehingga jika gejalanya tidak membaik setelah menggunakan obat kortikosteroid, maka polimialgia mungkin bukan diagnosis yang tepat. Antiinflamasi nonsteroid (NSAID) tidak dapat mengobati polimialgia.
Ada sejumlah obat yang tersedia yang dapat mengurangi gejala fibromyalgia, termasuk:
- Antidepresan
- Obat spesifik fibromyalgia yang menargetkan sensitisasi sentral
- Berbagai obat penghilang rasa sakit
Pengobatan pilihan untuk polymyalgia umumnya berupa obat-obatan, sementara pengobatan untuk fibromyalgia sering berfokus pada perubahan gaya hidup, terutama olahraga secara teratur.
Orang dengan fibromyalgia mungkin juga menemukan bahwa terapi, khususnya terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu mereka untuk mengatasi gejala.
Terapi tambahan dan teknik manajemen yang juga dapat membantu fibromyalgia meliputi:
- Akupunktur
- Pijat terapi
- Perubahan pola makan yang sehat
- Manajemen stress
- Menghindari pemicu fibromyalgia.
Obat-obatan mungkin menjadi salah satu pilihan yang disarankan dokter untuk memerangi ketidaknyamanan pada rematik polymyalgia dan fibromyalgia, tetapi penggunaan obat-obatan bukan satu-satunya hal yang dapat membantu.
Diet anti-inflamasi, olahraga secara teratur, dan tidur yang cukup dapat membuat perbedaan besar dalam mengelola gejala dari kedua kondisi tersebut.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.