Ternyata masalah kurang gizi tak hanya dapat terjadi pada anak-anak saja. Sebenarnya orang lanjut usia yang lebih rentan mengalaminya. Terlebih lagi dalam usia ini kebanyakan orang tua sudah mengalami penurunan fungsi dalam tubuh yang bisa menyebabkan menurunnya nafsu makan.
Namun sebenarnya benarkah kekurangan gizi pada lansia dapat menyebabkan kematian?
Lansia akan lebih mudah sakit jika kurang makan
Menurunnya nafsu makan di usia senja memang bisa disebabkan karena beberapa faktor tertentu. Salah satunya disebabkan indra perasa dan penciumannya sudah tak setajam dulu lagi.
Tak hanya itu saja, para lansia juga lebih rentan mengalami penurunan produksi air liur, fungsi usus dan lambung, gigi lepas, hingga menurunnya produksi asam lambung.
Produksi asam lambung yang menurun juga bisa membuat tubuh kesulitan untuk menyerap makanan. Bahkan penurunan nafsu makan ini juga bisa disebabkan karena obat-obatan dan penyakit yang dideritanya.
Jadi secara tidak langsung semua faktor ini saling bekerja sama untuk menurunkan nafsu makan pada lansia yang menyebabkan mereka makan dengan porsi sedikit.
Dampak buruk yang mungkin terjadi jika lansia kurang makan
Menurunnya nafsu makan pada lansia dalam kurun waktu yang cukup lama juga akan menyebabkan berat badan menjadi turun. Jika hal ini terjadi justru akan sangat berbahaya karena akan memicu hilangnya massa otot, termasuk untuk otot pada organ pernapasan.
Bahkan hal ini juga akan menyebabkan fungsi dan sistem imun tubuh menjadi menurun.
Tak hanya itu saja, bahkan kekurangan gizi pada lansia juga bisa memicu rendahnya albumin dalam serum darah. Kondisi yang satu ini tentunya akan sangat membahayakan. Sebab jika hal ini terjadi akan menyebabkan kerusakan pada berbagai jaringan tubuh lainnya.
Jadi bukan tidak mungkin jika kekurangan gizi pada lansia juga bisa meningkatkan risiko kematian.
Bagaimana cara mengetahui kurang gizi pada lansia?
Pada dasarnya gejala kurang gizi pada lansia sangat sulit untuk terdeteksi. Terlebih lagi untuk orang lanjut usia yang tidak memiliki risiko kesehatan tertentu.
Namun sebenarnya mengetahui gejala kekurangan gizi pada lansia sejak awal bisa membantu Anda untuk bisa mencegah komplikasi yang bisa saja terjadi di kemudian hari. Lantas bagaimana cara mengetahuinya?
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengamati pola makan pada orang yang sudah memasuki usia lanjut usia. Jika nafsu makannya sudah mulai menurun, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui penurunan berat badannya.
Sebab penurunan nafsu makan tak hanya akan menurunkan berat badan saja, namun juga menyebabkan proses penyembuhan luka semakin lama.
Bagaimana cara mengatasi masalah kekurangan gizi pada lansia?
Meskipun penurunan nafsu makan pada lansia dapat terjadi secara alami, namun hal ini juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk itu, pastikan rutin ajak orang tua Anda untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui penyakit apa saja yang dideritanya.
Selain itu tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk memperbaiki status gizinya.
Sedangkan untuk lansia yang sulit makan, Anda bisa menyiasatinya dengan memberikan berbagai jenis makanan dalam kurun waktu yang sudah disesuaikan. Selain itu pastikan Anda perbanyak makanan yang kaya akan protein, kasein, probiotik, dan antioksidan.
Namun agar gizinya tetap seimbang, asupan lemak, protein, dan karbohidrat juga sangat penting untuk diperhatikan.
Nah di atas merupakan beberapa penjelasan mengenai dampak buruk kekurangan gizi pada lansia. Ternyata kekurangan gizi tak hanya bisa dialami oleh anak-anak saja, namun juga orang lanjut usia.
Untuk itu pastikan selalu memperhatikan pola makannya, sebab kekurangan gizi pada lansia juga bisa menyebabkan kematian.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.