Bodrexin adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam dan pereda nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri ringan lainnya. Bodrexin mengandung acetylsalicylic acid (acetosal), obat yang termasuk golongan NSAID.
Acetosal dikenal juga dengan nama aspirin. Aspirin adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi radang, dan penurun demam. Selain itu obat ini juga digunakan sebagai anti platelet.
Obat ini termasuk ke dalam golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) yang bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX). Enzim tersebut berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan.
Dengan menghalangi kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi, yang berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda.
Mengenai Bodrexin
Pabrik
Bode/Tempo Scan pacific
Golongan
Bisa diperoleh tanpa resep dokter
Kemasan
Bodrexin dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:
- 10’s tablet rasa jeruk
- 20’s tablet
Kandungan
Bodrexin mengandung zat aktif sebagai berikut:
- Acetylsalicylic acid 80 mg / tablet
Manfaat Bodrexin
Kegunaan Bodrexin adalah untuk kondisi-kondisi berikut:
- Mengobati nyeri ringan sampai sedang misalnya pada sakit gigi dan setelah cabut gigi, sakit kepala, sakit telinga, nyeri otot, hingga nyeri sendi
- Sebagai penurun demam
- Sebagai anti inflamasi (radang)
Kontraindikasi
Bodrexin tidak boleh digunakan oleh orang-orang dengan kondisi berikut:
- Memiliki riwayat alergi terhadap aspirin, ibuprofen atau naproxen, atau NSAID secara umum.
- Memiliki intoleransi salisilat.
- Anak-anak usia di bawah 16 tahun, karena potensi terjadinya sindrom Reye (penyakit yang terkait dengan penggunaan aspirin atau salisilat lainnya pada anak-anak selama episode infeksi virus atau bakteri).
- Memiliki tukak peptik yang aktif, hemofilia atau gangguan perdarahan lain.
- Tidak untuk menurunkan panas pada kasus demam berdarah, karena bisa meningkatkan perdarahan.
- Memiliki penyakit ginjal, hiperurisemia, atau asam urat. Obat dapat menghambat kemampuan ginjal mengekskresikan asam urat, sehingga dapat memperburuk kondisi pasien.
- Pasien asma, rhinitis, dan polip hidung. Obat yang mengandung aspirin dapat menyebabkan urtikaria parah, angioedema, atau bronkospasme pada pasien ini.
- Pasien dengan gangguan hati berat, karena potensi peningkatan risiko pendarahan yang signifikan secara klinis dan efek samping lainnya.
- Pasien dengan gangguan ginjal berat (CrCl kurang dari 10 mL / menit), karena meningkatkan risiko toksisitas salisilat.
- Wanita hamil pada trimester 3.
Efek samping Bodrexin
Berikut adalah beberapa efek samping Bodrexin yang mungkin terjadi:
- Gangguan pada saluran pencernaan, misalnya perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung atau usus yang bisa berakibat fatal. Jika pemakaian dalam dosis tinggi atau untuk waktu yang lama, merokok, atau minum alkohol, meski digunakan bersama makanan tidak akan mengurangi efek samping ini.
- Obat ini diketahui bisa menyebabkan anemia hemolitik pada orang yang secara genetik memiliki penyakit defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase, terutama dalam dosis besar dan tergantung pada beratnya penyakit.
- Penggunaan dosis besar bisa menyebabkan tinnitus (telinga berdenging). Efek ini hanya sementara.
- Efek samping aspirin yang paling serius adalah sindrom Reye. Meskipun kejadiannya jarang, namun sangat fatal. Sindrom Reye adalah sebuah penyakit yang jarang namun parah yang ditandai dengan ensefalopati akut dan hati berlemak. Penyakit ini dapat terjadi bila anak-anak atau remaja diberikan aspirin untuk demam atau penyakit lain atau infeksi.
- Untuk beberapa orang yang sensitif, obat ini dapat mengakibatkan gejala seperti alergi, termasuk gatal-gatal, bengkak, dan sakit kepala. Reaksi ini disebabkan oleh intoleransi salisilat.
- Bodrexin dan NSAID lainnya, seperti ibuprofen, dapat menunda penyembuhan luka kulit.
Dosis Bodrexin
Bodrexin diberikan dengan dosis berikut:
- Anak: 2-4 x sehari 1-4 tablet.
- Bayi: 2-3 x sehari 1/2-1 tablet.
Penggunaan obat yang mengandung acetosal oleh anak usia di bawah 16 tahun sebaiknya tidak dilakukan karena potensi terjadinya sindrom Reye. Jika digunakan, harus melalui petunjuk dari dokter.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Bodrexin harus sesuai dengan yang dianjurkan.
Interaksi Bodrex
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Bodrex adalah:
- Alkohol atau warfarin: meningkatkan risiko perdarahan perut. Kombinasi dengan NSAID lainnya juga telah terbukti lebih meningkatkan risiko ini.
- Clopidogrel atau warfarin: meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna atas.
- Vitamin C dan obat yang mengandung aspirin: menurunkan jumlah kerusakan lambung dibandingkan dengan mengambil aspirin saja.
- Acetazolamide dan amonium klorida: meningkatkan efek intoleransi salisilat dan risiko perdarahan gastrointestinal.
- Kortikosteroid :mengurangi konsentrasi.
- Ibuprofen: dapat meniadakan efek antiplatelet Bodrexin.
- Aktivitas farmakologi spironolactone berkurang jika digunakan bersamaan dengan Bodrexin.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Bodrexin adalah sebagai berikut:
- Bodrexin dapat digunakan setelah makan atau bersama makanan. Obat ditelan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan.
- Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
- Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Bodrexin.
- Bodrexin dapat menyebabkan pusing atau mengantuk dan akan lebih buruk jika pasien juga mengonsumsi alkohol. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin selama pemakaian obat ini.
- Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
- Jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
- Hati-hati jika menggunakan Bodrexin bersamaan dengan suplemen yang memiliki sifat menghambat COX-2, seperti ekstrak bawang putih, kurkumin, bilberry, kulit kayu pinus, ginkgo, minyak ikan, resveratrol, genistein, quercetin, resorsinol, dan lain-lain karena bisa meningkatkan erosi mukosa lambung.
- Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis, karena dapat menyebabkan penurunan sementara dalam fungsi ginjal.
Penggunaan Bodrexin oleh wanita hamil
FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan aspirin ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.
Pada usia kehamilan trimester 3 (jika digunakan dalam dosis penuh) digolongkan ke dalam kategori D:
Terbukti berisiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia. Namun jika manfaat yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari risiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung aspirin oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.
Artikel terkait: