Saat ini tingkat terjadinya depresi khususnya di Indonesia mulai mengalami peningkatan. Depresi merupakan suatu keadaan dimana perasaan sedih yang berdampak pada pikiran, tindakan dan kesehatan mental seseorang.
Banyak faktor yang menyebabkan depresi seperti faktor psikologis, sosio-lingkungan dan organobiologis. Seseorang dengan kondisi depresi biasanya memiliki gejala seperti perasaan sedih, cemas, tatapan kosong, merasa tidak berharga dan lain-lain.
Ada banyak pengobatan untuk mengatasi masalah depresi, salah satunya dengan penggunaan obat antidepresant. Obat antidepresant merupakan salah satu pilihan yang dapat digunakan untuk menangani depresi. Pada artikel ini akan membahas salah satu obat antidepresant yaitu obat Butriptyline.
Berikut penjelasan mengenai kegunaan, dosis dan efek samping obat Butriptyline. Selamat membaca.
Mengenai Obat Butriptyline
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Obat antidepressant
Kegunaan obat Butriptyline
Obat Butriptyline merupakan antidepresan trisiklik (TCA) yang telah digunakan di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya untuk pengobatan depresi. Butriptyline, mirip dengan obat Amitriptyline, bekerja dengan cara mendesak tindakan antidepresannya dengan memblokir serapan neuronal noradrenalin dan serotonin dan dengan menyeimbangkan kandungan senyawa kimia dalam otak yang dapat mempengaruhi suasana hati.
Dosis obat Butriptyline
Pemberian obat ini harus diberikan atas saran dan anjuran dari dokter. Biasanya pemberian dosis akan disesuaikan berdasarkan usia, berat badan, kondisi tubuh pemderita dan lain-lain.
Berikut pemberian dosis yang biasa diberikan:
Obat oral untuk mengatasi depresi
- Dewasa: dosis awal, 25 mg 3 kali sehari. Maksimal: 150 mg setiap hari.
Kontraindiaksi obat Butriptyline
Berikut beberapa kontraindikasi pada penggunaan obat Butrityline:
- Ibu menyusui
- Fase manik
- Penyakit hati kronik
- Artimia
Efek samping obat Butriptyline
Sama seperti penggunaan obat-obatan lainnya yang memiliki efek samping pada saat penggunaan obat. Obat Butriptyline juga memiliki efek samping. Walaupun tiap inidividu akan mengalami efek yang berbeda-beda.
Butriptyline memiliki efek antihistamin yang kuat, menghasilkan sedasi dan somnolen. Obat ini juga memiliki efek antikolinergik yang kuat dan mengakibatkan efek samping. Berikut efek samping yang biasa muncul pada penggunaan obat Butriptyline:
- Ditandai efek antimuskarinik
- Mual
- Berkeringat
- Tremor
- Reaksi hipersensitivitas
- Gangguan perilaku
- Disfungsi seksual
- Perubahan gula darah
- Peningkatan nafsu makan atau berat badan.
- Pembesaran testis, ginekomastia, galaktorea.
- Konvulsi
- Gangguan gerak dan diskinesia
- Demam
Jika terdapat tanda dan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan diatas, atau terdapat tanda dan gejala lain yang menetap dan mengganggu aktivitas Anda. Segera lapor atau konsultasikan ke dokter atau datangi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Apabila terjadi overdosis obat antidepresan trisiklik yang merupakan keracunan yang disebabkan oleh obat berlebihan dari tipe tricyclic antidepressant (TCA). Khususnya pada obat ini gejala yang mungkin muncul termasuk suhu tubuh yang tinggi, penglihatan kabur, pupil membesar, mengantuk, kebingungan, kejang, denyut jantung cepat, dan serangan jantung. Segera datangi dokter jika mendapatkan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan tersebut.
Interaksi Obat
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya termasuk:
- Amifampridine
- Bepridil
- Cisapride
- Clorgyline
- Dronedarone
- Furazolidone
- Grepafloxacin
- Iproniazid
- Isocarboxazid
- Levomethadyl
- Linezolid
- Mesoridazine
- Methylene Blue
- Metoclopramide
- Moclobemide
- Nialamide
- Pargyline
- Phenelzine
- Pimozide
- Piperaquine
- Procarbazine
- Sparfloxacin
- Terfenadine
- Thioridazine
Perhatian dan peringatan penggunaan Butriptyline
Berikut beberapa hal yang perlu Anda ingat dan perhatikan saat menggunakan obat Butriptyline:
- Jangan menambah, mengurangi dan menghentikan pengobatan tanpa saran dan anjuran dari dokter. Karena memungkinkan terjadinya efek samping yang tidak diharapkan.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda memiliki riwayat alergi, penggunaan obat-obatan dan riwayat penyakit Anda sebelumnya seperti riwayat menderita epilepsi, retensi urin, mania dan lain-lain.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal
- Penggunaan obat pada ibu yang berencana hamil atau sedang hamil sebaiknya konsultasikan kembali ke dokter mengenai keamanan obat tersebut.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita hipertiroidisme, psikosis, glaukoma sudut tertutup dan diabetes.
- Obat ini memiliki efek mengantuk, oleh karena itu hindari kegiatan seperi mengemudi, mengoperasikan mesin dan aktivitas berat lainnya.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada anak-anak dan penderita usia lanjut.
- Hindari penggunaan obat ini bersamaan dengan brimonidine, entacapone, artemeter dengan lumefantrine atau sibutramine.
Pada umumnya pengobatan depresi berbeda-beda tergantung dari kondisi pasien, namun biasanya dapat dilakukan pengobatan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Selain pengobatan tersebut dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu penyembuhan penyakit ini.
Setelah menggunakan obat ini jika tidak terdapatp perbaikan atau terjadi perburukan pada kondisi kesehatan Anda, segera konsultasika kembali ke dokter untuk pengobatan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.