Pernahkan Anda mendegar tentang penyakit hiperprolaktinemia? Mungkin masih banyak yang belum mengetahui tentang penyakit ini. Perlu Ada ketahui hiperprolaktinemia adalah meningkatnya kadar hormon prolaktin dalam darah.
Kadang penyakit ini disebabkan karena faktor stress dan dapat menyebabkan galaktorea, haid tidak teratur dan subfertilitas pada wanita. Sedangkan pada pria penyakit ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi, ginekomastia (pembesaran payudara) dan penurunan masa otot. Penyakit ini juga dapat terjadi akibat pemberian antagonis dopamin, tumor hipofisis dan prolaktinoma.
Pada artikel ini akan membahas salah satu obat yang dapat digunakan dalam menangani penyakit prolaktinemia yaitu dengan menggunakan obat Cabergoline. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kegunaan, dosis dan efek samping obat Cabergoline. Selamat membaca.
Mengenai Obat Cabergoline
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Golongan dopamin agonis
Kegunaan obat Cabergoline
Obat Cabergoline merupakan agonis reseptor dopamin. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah hormon prolaktin yang dilepaskan dari kelenjar pituitari. Cabergoline digunakan untuk mengobati ketidakseimbangan hormon di mana ada terlalu banyak prolaktin dalam darah atau yang biasa juga disebut dengan hiperprolaktinemia.
Selain dapat digunakan untuk mengatasi hiperprolaktinemia ibat ini juga dapat dugunakan untuk mengatasi supresi laktasi, terapi ajuvan tumor kelenjar hipofisis penghasil prolaktin (prolaktinoma), monoterapi penyakit Parkinson pada fase awal dan lain-lain.
Dosis obat Cabergoline
Obat Cabergoline biasanya hanya dapat diperoleh berdasarkan resep dari dokter. Obat ini juga harus dikonsumsi bersamaan dengan makan. Berikut dosis yang biasa diberikan pada obat Cabergolin:
Obat oral monoterapi pada penyakit Parkinson
- Dewasa: Awalnya, 1 mg setiap hari, secara bertahap meningkat 0,5-1 mg pada interval 1 atau 2 minggu sampai respon optimal. Dosis yang dianjurkan: 2-3 mg setiap hari.
Obat oral untuk gangguan terkait hiperprolaktinemia
- Dewasa: Awalnya, 0,5 mg setiap minggu, tingkatkan secara bertahap, lebih disukai dengan pertambahan 0,5 mg setiap minggu pada interval keenam sampai respon optimal. Dosis mingguan dapat diberikan dalam 1 atau 2 dosis terbagi pada hari yang terpisah. Dosis biasa: 1 mg setiap minggu (kisaran: 0,25-2 mg, hingga 4,5 mg minggu).
Obat oral untuk supresi laktasi
- Dewasa: 250 mcg 12 jam selama 2 hari.
Simpan dan letakkan obat ini pada tempat yang sejuk (suhu antara 20-25 derajat celcius), jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Efek samping obat Cabergoline
Hampis setiap obat memiliki efek samping. Sama seperti halnya obat Cabergoline. Berikut efek samping yang mungkin muncul pada penggunaan obat Cabergoline:
- Nyeri perut,
- Angina
- Nyeri payudara
- Kebingungan
- Konstipasi
- Depresi
- Dispepsia
- Nyeri epigastrium
- Gastritis
- Halusinasi
- Sakit kepala
- Mual
- Hipotensi postural
- Reaksi alergi pada kulit
- Perikarditis
- Mengantuk
- Diskinesia
- Hiperseksualitas dan peningkatan libido
- Kram kaki
- Efusi perikardial
- Edema perifer, efusi pleura,fibrosis, pleuritis, fibrosis paru
Jika terdapat tanda dan gejala spperti yang telah disebutkan di atas, atau terdapat gejala lain yang menetap dan mengganggu aktivitas Anda. Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Apabila mengalami gejala overdosis seperti mual, muntah, keluhan lambung, hipotensi, kebingungan / psikosis dan halusinasi, segera datangi dokter atau layanana kesehatan terdekat.
Interaksi Obat Cabergoline
Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain beberapa obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi.
Selalu beritahukan dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain baik yang dijual bebas maupun dari resep dokter.
Perhatian dan peringatan penggunaan Cabergoline
Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dan ingat sebelum atau saat menggunakan obat Cabergoline:
- Konsutasikan ke dokter jika Anda mempunyai riwayat alergi, riwayat penggunaan obat-obatan, dan riwayat penyakit sebelumnya.
- Hindari penggunaan obat ini pada ibu hamil dan menyusui, karena memungkinkan munculnya reaksi obat dan dapat berdampak pada janin Anda.
- Obat ini memiliki efek samping mengantuk, oleh karena itu hindari penggunan obat ini saat mengemudi, dan melakukan aktivitas berat lainnya.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita ulkus peptik, pendarahan gastrointestinal dan gangguan fungsi ginjal dan hati.
- Anda perlu hati-hati mengguakan obat ini jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tidak terkontrol, riwayat masalah jantung, pernapasan, dan gangguan katup jantung.
Saat menggunakan obat ini sebaiknya Anda rutin kontrol kesehatan Anda ke dokter guna mengetahui efek obat tersebut terhadap kondisi tubuh Anda. Jika tidak terdapat perbaikan setelah menggunakan obat ini atau terjadi perburukan sebaiknya konsultasikan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.