Cafalotin merupakan salah satu antibiotik golongan Cephalosporin. Bekerja dengan cara mengganggu sintesis dinding peptidoglikan sel bakteri,
yaitu dengan mengikat penicillin – binding proteins, yang pada akhirnya dapat menyebabkan lisis dari sel, sehingga mengakibatkan kematian.
Obat ini memiliki sifat bactericidal. Cafalotin diserap dengan buruk pada saluran pencernaan. Time to peak plasma concentration – nya mencapai 30 menit pada pemberian IM, dan 15 menit pada pemberian IV.
Cefalotin berdistribusi luas pada jaringan tubuh dan cairan tubuh, kecuali pada bagian otak dan CSF (karena rendahnya konsentrasi dan belum dapat ditebak).
Pengikatan pada protein plasma sebesar 70%. Metabolisme hepatik melalui deasetilasi, dan di keluarkan dari tubuh melalui urin (60% – 70%) dan empedu dengan jumlahnya yang sangat kecil.
Manfaat obat Cafalotin
Cafalotin tersedia dalam bentuk intravenous dan parenteral. Manfaat dalam penggunaan Cafalotin adalah sebagai pilihan terapi untuk membantu dalam profilaksis dari infeksi akibat tindakan operasi (prophylaxis of surgical infections),
dan dapat juga diberikan pada orang – orang yang rentan dapat terinfeksi (susceptible infections). Obat ini mungkin dapat digunakan sebagai pilihan terapi pada masalah kesehatan lainnya, hanya saja pada pedoman medis disini tidak terdaftar.
Dosis obat Cafalotin
Dosis dari Cafalotin dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu penyakit apa yang timbul, apakah ada riwayat alergi obat ini, respon tubuh seseorang terhadap pemberian obat ini, serta penyakit lainnya yang dapat bereaksi jika konsumsi obat Cafalotin.
Tujuan pengobatan, Bentuk sediaan obat, Dosis, Susceptible infections
Parental
Dosis yang dianjurkan untuk pemberian pada anak – anak adalah 80 – 60 mg/kgBB per hari dengan pembagian dosis, diberikan secara deep IM injection, disarankan pemberian secara lambat dengan injeksi IV, atau dengan intermittent ataupun kontinu.
Prophylaxis of surgical infections
IV
Dosis yang dianjurkan untuk dewasa adalah 2 gram, diberikan secara lambat dengan infus intermittent / kontinu 30 – 60 menit sebelum tindakan operasi, lalu dapat diikuti pemberian dosis sebanyak 2 gram selama operasi, kemudian 2 gram selanjutnya 6 jam setelah operasi dalam waktu 24 jam; dapat dilanjutkan hingga 72 jam untuk pasien yang menjalani penggantian katub jantung (arthoplasty).
Pasien dengan gangguan renal
IV
- Jika CrCl < 2 mL/min, maka dosis yang dianjurkan adalah 500 mg setiap 8 jam.
- Jika CrCl 2 – 8 mL/min, maka dosis yang dianjurkan adalah 500 mg setiap 6 jam.
- Jika CrCl 11 – 25 mL/min, maka penganjuran dosis sebanyak 1 gram setiap 6 jam.
- Jika CrCl 26 – 50 mL/min, maka dosis yang dianjurkan adalah 1,5 gram setiap 6 jam.
- Jika CrCl 51 – 80 mL/min, maka penganjuran dosis sebanyak 2 gram setiap 6 jam.
Perlu diperhatikan sebaiknya dalam penggunaan obat ini anda dapat mengikuti saran dari dokter yang merekomendasikan obat ataupun telah memeriksa anda secara langsung baik untuk dosis ataupun jumlah obat dalam sehari yang sudah disarankan untuk dikonsumsi. Beritahukan kepada dokter bilamana anda sedang menggunakan obat lain di luar dari Cafalotin ini.
Efek Samping obat Cafalotin
Efek samping yang dapat ditimbulkan setiap obat dapat bereaksi berbeda-beda dan tergantung pada reaksi masing-masing individu. Jadi, penting untuk anda mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat Cafalotin, yaitu:
- Neutropenia
- Nekrosis tubular ginjal akut
- Nefrotoksis
- Nefritis intersisial akut
- Nyeri dapat dirasakan pada lokasi penyuntikkan
- Thrombophlebitis
- Anemia haemolitik
- Hepatitis
- Komplikasi perdarahan yang berelasi dengan kondisi hypoprothrombinaemia dengan atau tanpa kondisi disfungsi platelet
- Kegelisahan
- Mual hingga muntah
- Diare
- Cholestatic jaundice
- Reaksi hipersensitivitas, seperti dapat munculnya ruam kemerahan, demam, dan urtikaria)
Sebaiknya dapat segera hubungi dokter anda bila mengalami satu atau lebih efek samping seperti di atas. Konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ulang dengan dokter yang memberikan anda obat tersebut sehingga dapat dipikirkan alternatif lain sebagai solusi masalah kesehatan anda.
Ibu hamil dan ibu dalam masa menyusui
Penggunaan tidak direkomendasikan kecuali jelas sangat diperlukan. Obat ini termasuk dalam kategori B, yaitu studi pada binatang percobaan telah dinyatakan gagal untuk membuktikan mengenai bahaya penggunaan obat ini terhadap janin dalam kandungannya.
Data kontrol penggunaan obat ini kepada ibu hamil belum ada. Hingga saat ini – pun, belum ada data akurat terkait penggunaan obat ini dan pembuktian efek bahayanya pada ibu hamil.
Obat ini hanya dapat diberikan kepada ibu hamil apabila dengan indikasi dokter saja. Cafalotin diakui dapat masuk ter – ekskresi ke dalam kandungan air susu ibu (ASI) dengan jumlah yang kecil.
Obat ini telah diakui oleh American Academy of Pediatrics dapat kompatibel pada ibu dalam masa menyusui. Coba konsultasikan kembali kepada dokter anda terkait penggunaan obat ini dalam kondisi hamil ataupun masa laktasi.
Peringatan obat Cafalotin
- Waspadai penggunaan obat Cafalotin dan disarankan dengan indikasi dari dokter dulu sebelum mengenakannya, terutama bila anda merupakan wanita yang sedang berencana untuk hamil, wanita yang sedang hamil ataupun dalam masa menyusui.
- Stop pemakaian bila timbul reaksi alergi obat ataupun suatu overdosis, dan segeralah ke dokter untuk memeriksakan diri.
- Beritahukan kepada dokter and jika anda memiliki riwayat penyakit seperti: gangguan pada ginjal, memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap penisilin, dan riwayat alergi.
- Penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko nephrotoxicity apabila penggunaan dengan aminoglikosida, dan obat – obatan loop diuretics.
- Obat ini adalah kontra – indikasi apabila anda memiliki kondisi hipersensitivitas terhadap golongan cephalospsorins.
Overdosis obat Cafalotin
Jika menggunaan obat Cafalotin secara berlebihan, sebaiknya segeralah menemui dokter anda atau dapat ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat dengan anda.