Capozide adalah obat yang digunakan untuk mengontrol hipertensi (tekanan darah tinggi) dan gagal jantung kronis. Capozide mengandung kombinasi Captopril (obat yang termasuk ACE inhibitor golongan sulfhydryl) dan Hydrochlorothiazide (obat diuretik golongan tiazid).
Berikut ini adalah informasi lengkap Capozide yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Capozide
Golongan
hanya bisa digunakan melalui resep dokter
Kemasan
Capozide dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 10 x 6 tablet
Kandungan
setiap tablet Capozide mengandung zat aktif sebagai berikut :
- Captopril 25 mg
- Hydrochlorothiazide 12.5 mg
Manfaat Capozide
Berikut ini adalah beberapa kegunaan Capozide :
- Untuk mengobati hipertensi dan kelainan-kelainan pada organ jantung seperti : gagal jantung dan disfungsi ventrikel kiri (gangguan bilik jantung kiri)
- Digunakan juga untuk pemeliharaan fungsi ginjal pada penderita nefropati diabetic (gangguan ginjal akibat diabetes).
Efek Samping Capozide
Efek samping Capozide yang pernah dilaporkan adalah sebagai berikut :
- Efek samping yang paling umum adalah batuk tidak berdahak yang teratasi bila pemakaian dihentikan
- Efek samping lainnya adalah hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
- Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia (peningkatan kalium) yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron, hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
- Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian Dexacap (Captopril) adalah angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
- kuning akibat penyumbatan saluran empedu (cholestasis jaundice)
- Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik (berbahaya untuk janin) sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
- Efek samping lainnya adalah : gatal, sakit kepala, takikardia (detak jantung yang melebihi tingkat istirahat normal), palpitasi (kelainan detak jantung misalnya denyut tidak teratur, keras dan cepat), nyeri dada, ruam, kadang-kadang disertai demam, artralgia (nyeri sendi), dan eosinophilia (kadar eosinophil meningkat).
Dosis Capozide
Capozide diberikan dengan dosis sebgai berikut :
- Untuk hipertensi dan gagal jantung kronis
Dosis dewasa : (untuk tablet mengandung captopril 25 mg dan hidroklorotiazid 15 mg) dosis awalnya, 1 tablet 1 x sehari. Dosis harian tidak boleh melebihi : 150 mg (captopril) dan 50 mg (hydrochlorothiazide).
Interaksi obat
Di bawah ini adalah interaksi Capozide dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
- Penggunaan bersamaan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system (RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk Capozide), atau aliskiren bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
- Penggunaan bersamaan NSAID (asam mefenamat, natrium diclofenac, aspirin, ibuprofen) dan obat-obat ACE inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal. Selain itu, NSAID juga dapat menurunkan efek antihipertensi ACE inhibitor.
- Obat-obat seperti nitrogliserin dan golongan nitrat lainnya atau obat lain yang mempunyai aktivitas vasodilator harus dihentikan sebelum menggunakan Capozide.
- Obat-obat diuretik (misalnya Hidroklorotiazid) dapat mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron, sehingga bisa meningkatkan efek antihipertensi Capozide.
- Obat yang termasuk beta-adrenergik blocker meningkatkan efek antihipertensi Capozide.
- Penggunaan bersamaan dengan diuretik hemat kalium seperti spironolactone, triamterene, amilorid, atau suplemen kalium dan pengganti garam yang mengandung kalium, harus dilakukan secara hati-hati, karena obat-obat ini dapat menyebabkan peningkatan serum kalium.
- Obat-obat ACE inhibitor dapat menyebabkan peningkatan kadar lithium dan gejala toksisitas lithium jika diberikan secara bersamaan.
- Hydrochlorothiazide menyebabkan penurunan kontrol glikemik.
- probenesid menyebabkan penurunan ekskresi ginjal captopril.
- Efek hipotensi captopril meningkat jika digunakan bersama obat hypotensives lainnya.
- Penggunaan bersamaan dengan carbamazepine dan allopurinol dapat menyebabkan hiponatremia simtomatik dan gangguan fungsi ginjal.
- Interaksi yang berpotensi fatal :
- Peningkatan risiko hipotensi, hiperkalemia, dan perubahan fungsi ginjal (termasuk gagal ginjal akut) jika digunakan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes.
- Peningkatan depresi sumsum tulang pada terapi bersamaan dengan imunosupresan.
- Menyebabkan peningkatan efek analgesik dan depresi saluran pernafasan morfin.
- Potensiasi nefrotoksisitas yang disebabkan oleh aminoglikosida,.
- Menyebabkan pengendapan toksisitas digitalis dan toksisitas lithium.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Captopril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor.
- Kontraindikasi untuk pasien angioedema yang terkait dengan penggunaan ACE inhibitor.
- Kontraindikasi untuk pasien angioneurotic oedema idiopatik atau herediter yaitu pembengkakan tubuh akibat keturunan atau faktor yang tidak diketahui penyebabnya.
- Tidak boleh digunakan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes.
- Jangan menggunakan obat ini pada penderita stenosis arteri renalis (penyumbatan pembuluh darah ginjal) bilateral.
- Tidak boleh digunakan oleh wanita hamil
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan Capozide adalah sebagai berikut :
- Obat ini dianjurkan digunakan satu jam sebelum makan.
- Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
- Captopril diketahui ikut keluar bersama ASI. Ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini untuk menghindari efek buruk terhadap bayi.
- Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif.
- Capozide hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis.
- Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda.
- Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
- Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan Capozide.
- Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh.
- Jangan menghentikan pemakaian obat tanpa diketahui dokter.
- Perhatian lebih harus diberikan pada pasien neonatus dan anak-anak, pasien usia lanjut, penderita penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes melitus, asam urat, dan hiperlipidemia.
Penggunaan Capozide oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Hydrochlorothiazide kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :
penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.
Sedangkan Captopril termasuk kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :
Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia. namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Obat ini telah terbukti menimbulkan efek yang sangat buruk pada wanita hamil, bahkan bisa menyebabkan cedera dan kematian pada janin. Oleh karena itu, sebaiknya dipilih terapi penurun tekanan darah yang lain. Penggunaan obat ini hanya jika obat lain tidak efektif dan manfaat yang diperoleh jauh lebih tinggi daripada resiko yang mungkin terjadi.