Rasa sedih mungkin masih menyelimuti ketika keguguran baru saja terjadi, namun dalam hati kecil pasti Anda bertanya-tanya kapan boleh hamil lagi dan bagaimana cara cepat hamil setelah keguguran.
Menjadi pertanyaan yang paling umum yang seringkali dilontarkan kepada dokter "Seberapa cepat kita bisa hamil lagi setelah keguguran?". Hari ini kita akan mencoba untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut dan ini kami pandang sangat perlu guna mengurangi beberapa kesedihan akibat keguguran yang terjadi sebelumnya.
Kapan Boleh Hamil setelah keguguran?
Secara medis, umumnya tidak ada alasan untuk menunda hamil lagi setelah keguguran. Tubuh wanita akan pulih dengan cukup cepat dalam waktu dua sampai tiga bulan, atau setelah dua sampai tiga kali periode menstruasi, maka tubuh wanita sudah siap untuk bisa hamil lagi. Jadi tidak ada masalah jika ingin cepat hamil meskipun baru saja mengalami keguguran, asalkan tidak ada penyakit tertentu yang dipengaruhi.
Namun, kendala biasanya pada kondisi emosional, di mana pada saat ini belum begitu siap untuk hamil lagi secepat itu. Jadi siapkan mental terlebih dahulu dan pastikan untuk menjaga kesehatan untuk kehamilan berikutnya.
Tips Cara Cepat Hamil Setelah Keguguran
Banyak pasangan yang mengalami keguguran khawatir bahwa hal itu akan terjadi lagi. Untungnya, setidaknya 85% dari wanita yang telah mengalami keguguran sebelumnya akan hamil lagi berkahir sukses, bahkan ini terjadi pada 75% dari mereka yang telah mengalami dua atau tiga keguguran.
Bagi Anda yang berencana mencoba untuk hamil setelah keguguran, berikut cara dan beberapa tips yang perlu diingat:
Lakukan Pemeriksaan Rutin
Jika sebelumnya Anda mengalami tiga kali atau lebih keguguran berulang atau keguguran yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, maka berkonsultasilah dengan dokter tentang pemeriksaan tentang kondisi kesehatan Anda mempengaruhi kehamilan sebelaum menerapkan cara cepat hamil setelah keguguran. Mungkin dapat ditemukan adanya faktor penyebab yang mendasari kejadian itu, misalnya genetik atau bahkan masalah struktural organ reproduksi, seperti dinding septum di dalam rahim, dan lain-lain.
Kenali Resiko
Jika Anda berusia lebih dari usia 35 tahun, memiliki kondisi kesehatan atau penyakit kronis, atau seorang perokok, maka sebenarnya memang ada peningkatan risiko keguguran dan / atau penurunan kesuburan oleh karena pikirkan pemecahannya.
Sebelum merencanakan hamil lagi setelah keguguran, langkah pertama yang harus diupayakan adalah berusaha memastikan kehamilan berikutnya yang lebih sehat. Oleh karena itu, pastikan untuk melakukah hal-hal berikut ini:
- Mengonsumsi multivitamin atau vitamin prenatal, dan terutama memenuhi kebutuhan asam folat harian. Baca: Vitamin Ibu Hamil
- Hindari merokok, alkohol, pantangan makanan ibu hamil dan tentu saja, hindari obat-obatan penyebab keguguran.
- Konsumsi makanan sehat ibu hamil, cobalah untuk makan dengan menu seimbang yang sehat
- Hindari makanan siap saji, berpengawet, terlalu banyak diolah dan digoreng
- Pastikan untuk melakukan olah raga atau latihan yang cukup.
- Cobalah untuk mengurangi stress sebisa mungkin, tetap santai dan mencoba untuk menjaga sikap positif.
- Tetap semangat, mungkin peristiwa keguguran sebelumnya telah membuat trauma yang mendalam, namun janganlah putus asa, dengan melakukan pemeriksaan dan tips-tips sebelumnya semoga kehamilan berikutnya akan sehat dan baik-baik saja.
- Cara cepat hamil setelah keguguran tak jauh beda dengan kehamilan biasa, ketika Anda sudah merasa siap lakukanlah 'hubungan' yang intens pada masa subur, bagaimana mengetahuinya? gunakan kalkulator masa subur.
Konsultasi dengan Dokter
Anda mungkin merasa lebih baik jika berbicara dengan dokter mengenai bagaimana agar cepat hami lagi. Dokter mungkin dapat memberikan wawasan tentang apa yang salah pada kehamilan sebelumnya, dan memberikan beberapa tips untuk bagaimana agar kehamilan berikutnya berhasil.
Oleh karena itu saya sangat menganjurkan agar Anda berkonsultasi dokter setelah keguguran dan sebelum merencakan untuk hamil lagi, hal ini penting menghindari potensi risiko seperti dijelaskan sebelumnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.