Depresi merupakan kondisi medis serius yang harus segera diatasi. Gejalanya berupa penurunan perasaan, motorik dan proses berpikir yang terjadi secara persisten setidaknya selama dua minggu. Penanganannya sendiri berprinsip pada pendekatan biopsikososial sebagai cara mengatasi depresi yang utama.
Berikut penjelasan selengkapnya:
Cara Mengatasi Depresi Melalui Pendekatan Biopsikososial
Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup meski terlihat sederhana, namun sangat ampuh dalam mengatasi depresi, terutama dalam kasus depresi ringan-sedang. Perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik termasuk mencari dukungan sosial dapat diterapkan sebagai langkah pemulihan atau pencegahan depresi.
1. Perdalam Aspek Spiritual
Depresi layaknya benang kusut yang tak luput dari skenario Sang Maha. Mengurainya untuk kemudian menjadikannya tenunan yang indah membutuhkan kedalaman spiritual yang mumpuni. Untuk itu, bicarakan dengan pemuka agama dan perbanyaklah ibadah sesuai keyakinan, sebagai salah faktor kunci melawan depresi.
2. Olahraga
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan hormon serotonin, endorfin dan bahan kima otak lainnya yang berperan dalam memperbaiki mood atau suasana hati sehingga dapat mengurangi kesedihan atau depresi.
Pilihlah jenis olahraga yang benar-benar disukai. Tak perlu terlalu lama atau terlalu berat, bersepeda dan berjalan santai 30-60 menit setiap hari saja sudah mampu menciptakan perbedaan besar terhadap kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.
3. Membuka Diri
Terus-menerus menutup diri dari dunia luar tak akan pernah membawa dampak positif terhadap depresi yang dialami. Ubahlah karakter atau kepribadian menjadi lebih terbuka dan bersahabat guna mendapat dukungan sosial.
Perkuat jalinan baik dengan teman juga keluarga. Pertimbangkan untuk bergabung dengan depression support group, kelompok sesama penderita depresi untuk saling mendukung dan bertukar pikiran.
4. Cukupi Kebutuhan Nutrisi
Stres atau pun depresi dapat mengubah pola makan penderitanya. Ada yang hilang nafsu makannya, tak jarang banyak pula yang berat badannya justru melonjak tajam akibat terlalu banyak makan.
Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan asupan nutrisi sehari-hari. Makanlah secukupnya, jangan berlebihan. Perbanyak konsumsi sayur, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian dan berbagai makanan bergizi lainnya setiap hari.
Baca juga: 18 Makanan Penghilang Stres yang Bikin Anda 'Ngeces'
5. Tidur yang Cukup
Insomnia, hipersomnia dan gangguan tidur lainnya selama ini hanya dianggap sebagai akibat dari depresi. Kenyataannya, antara depresi dan gangguan tidur, keduanya memiliki hubungan bi-directional. Artinya saling memengaruhi satu sama lain.
Dalam beberapa penelitian pun telah dibuktikan bahwa, masalah tidur dapat memicu timbulnya depresi, mengganggu efektivitas pengobatannya hingga mampu meningkatkan kecenderungan bunuh diri pada penderitanya. Cukupi kebutuhan tidur 7-8 jam semalam.
6. Buatlah Catatan Harian
Cobalah untuk mulai membuat catatan harian tiap kali timbul perasaan sedih, bosan atau marah. Perhatikan apa saja pemicu dan dampaknya terhadap perilaku sehari-hari. Kemudian cari cara terbaik guna mengatasi atau meminimalkan dampak buruknya.
Terapi Psikologis
Terapi psikologis atau psikoterapi bertujuan untuk mengubah kondisi, mengatasi masalah serta meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada guna memperbaiki keadaan.
Ada beberapa jenis terapi psikologis yang tersedia sebagai salah cara mengatasi depresi, diantaranya terapi perilaku kognitif, terapi pemecahan masalah, terapi interpersonal, dan terapi psikodinamik.
7. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioural theraphy) merupakan jenis psikoterapi terstruktur yang mengajarkan penderitanya mengenai keterampilan dalam menangani masalah.
Terapi ini membantu orang-orang yang terbelenggu oleh pemikiran dan kebiasaan negatifnya di masa lalu untuk dapat terlepas. Kemudian menukarnya dengan gaya berpikir yang positif, rasional dan realistis sebagai upaya terbaik dalam menginterpretasikan maupun memecahkan masalah.
8. Terapi Pemecahan Masalah
Terapi pemecahan masalah (problem-solving therapy) merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekaligus mencari strategi yang tepat dalam mengatasi masalah sehari-hari dalam ruang lingkup sosial. Pasien akan belajar bagaimana cara menyesuaikan perilakunya dalam berbagai situasi yang berbeda.
9. Terapi Interpersonal
Terapi ini menitikberatkan pada peningkatan kemampuan interpersonal seseorang, dimana kelainan interaksi terhadap orang lain menjadi sumber masalah utama dirinya mengalami depresi.
10. Terapi Psikodinamik
Terapi ini lebih fleksibel dan tidak terstruktur. Mengandalkan kemauan pasien untuk mengutarakan apa pun yang ada di pikirannya secara terbuka tanpa ada interupsi dari siapapun.
Ketika ia sudah merasa nyaman, maka akan nampak pola perilakunya. Dengan begitu, terapis pun dapat dengan mudah mengenali sumber masalah dan melakukan tindakan untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik.
Pengobatan Medis
Pengobatan secara medis mencakup penggunaan obat antidepresan dan terapi kejut listrik yang hanya digunakan ketika pengobatan lainnya mengalami kegagalan.
11. Obat Antidepresan
Ada berbagai jenis obat antidepresan yang tersedia, dengan tingkat keberhasilan dan efek samping yang berbeda-beda pada tiap individu. Oleh karena itu, mungkin diperlukan beberapa 'trial and error' hingga dapat menemukan obat antidepresan yang paling tepat.
Beberapa jenis antidepresan yang tersedia, antara lain seperti antidepresan golongan SSRI (Fluoxetine, Sertraline, Paroxetine), antidepresan golongan Trisiklik (Amitripiline, Imipramine, Clomipramine), antidepresan golongan SNRI (Duloxetine, Venlafaxine) dan antidepresan golongan Agomelatine (Valdoxan).
Obat antidepresan membutuhkan waktu beberapa minggu-bulan untuk dapat bekerja secara optimal di susunan saraf pusat yang mengalami ketidakseimbangan. Penghentian obat antidepresan tidak boleh dilakukan sendiri, penting untuk terus bekerja sama dengan dokter atau psikiater yang menangani.
12. Terapi Kejut Listrik
Ketika beberapa pengobatan gagal dan penderita depresi masih berniat bunuh diri, maka cara mengatasi depresi utama yang masih tersisa yakni dengan terapi kejut listrik (electroconvulsive therapy, ECT).
Terapi ini dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan anetesi dan relaksan otot pada pasien. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cetusan listrik ke otak melalui elektroda yang dipasang di kepala.
Apabila tidak menginginkan terapi kejut listrik ini, stimulasi arus balik transkranial (tDCS) dan stimulasi magnetik transkranial berulang (rTMS) dapat menjadi pilihan, meski membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama.
Itulah beberapa cara mengatasi depresi yang dapat diterapkan, bergantung derajat keparahan depresi yang dialami. Semakin cepat disadari dan diatasi, semakin besar pula peluang kesembuhan yang akan didapat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.