Patah hati adalah risiko yang harus dihadapi ketika menjalin hubungan cinta dengan seseorang. Sebagai makhluk sosial, kita memang membutuhkan orang lain untuk berada di sisi kita. Ada banyak alasan mengapa seseorang memerlukan orang lain untuk ada di dekatnya, untuk menjalani hidup bersamanya. "Manusia membutuhkan itu untuk mengisi kebutuhan di dalam dirinya. Apakah nantinya ternyata orang yang dipilih bisa memenuhi kebutuhan itu atau tidak, banyak pasangan yang tetap bahagia bersama," kata Elayne Savage, PhD, konsultan relationship dan penulis buku Breathing Room-Creating Space to Be a Couple.
Orang-orang ini, yang bisa mempertahankan hubungannya, adalah orang-orang yang akhirnya bisa realistis dengan keadaan. Sebaliknya, harapan-harapan yang tidak realistis akan menghancurkan hubungan. Akhirnya, terjadilah patah hati.
Mana yang Lebih Menderita, Pria Atau Wanita?
Lebih banyak pria bunuh diri ketika hubungan yang mereka miliki berakhir, ungkap Jean Cirillo, PhD, psikoterapis di Long Island, N.Y. Wanita bisa menghadapi berakhirnya suatu hubungan dengan lebih mudah, kata psikolog Joyce Brothers, PhD.
Mungkin, ini karena wanita lebih terbuka mengungkapkan perasaannya, mereka bisa jujur mengatakan apa yang mereka alami kepada sahabat atau keluarga, jelas Brothers.
Sebaliknya, pria lebih bersifat tertutup. Mereka juga cenderung mengunggulkan harga diri. Dicampakkan oleh seseorang akan sangat melukai harga diri kebanyakan pria, ujar Sandra Reishus, MHS, seksolog klinis dan penulis buku Oh NO! I've Become My Mother.
Mengatasi Patah Hati
Ketika suatu hubungan berakhir, Anda perlu berbaik hati kepada diri sendiri. Kumpulkan wawasan dalam diri Anda, tanyakan: Apa yang akan Anda lakukan dengan cara yang berbeda setelah semua ini terjadi?
Ada lima tahap psikoligis yang Anda akan lewati setelah kehilangan orang yang Anda cintai; penolakan/pengingkaran, kemarahan, tawar-menawar atau bargaining, depresi, penerimaan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.