Kehidupan yang begitu kompleks ditambah rumitnya masalah psikologis yang dihadapi saat ini, kerap membuat seseorang terperangkap dalam depresi. Kondisi ini pun diperparah dengan kurangnya kepedulian dan stigma negatif terhadap penderitanya, mengakibatkan angka kejadian depresi kian mencuat dari tahun ke tahun.
Sebenarnya, depresi merupakan salah satu gangguan mental dengan tingkat kesembuhan atau prognosis yang besar. Semakin cepat terdeteksi dan ditangani, maka akan semakin besar pula peluang kesembuhan yang didapat penderitanya.
Untuk itu, dibutuhkan kesadaran dan pola pikir yang tepat dalam menyikapi seseorang yang sedang depresi, agar angka kejadian, terutama bunuh diri akibat depresi dapat semakin ditekan.
Berikut beberapa cara tepat dalam menyikapi seseorang yang depresi:
1. Pelajari Seluk Beluk Depresi
Depresi merupakan kondisi medis serius yang berbeda dengan fluktuasi mood yang lumrah dialami banyak orang. Dengan demikian jangan pernah menyepelekan gangguan mental satu ini. Bila tak kunjung teratasi, depresi dapat berakhir tragis, yakni kematian akibat bunuh diri.
Kenali pula gejala depresi dengan benar. Pada dasarnya, gejala depresi yang utama ditandai dengan perasaan sedih mendalam, putus asa dan penurunan motorik berupa kehilangan minat terhadap segala hal yang berlangsung secara persisten setidaknya selama dua pekan.
Gejala lainnya dapat berupa perubahan pola makan dan pola tidur, nampak selalu gelisah dan begitu kelelahan serta mudah sekali marah hingga tak jarang kerap mengucapkan kata-kata kasar
2. Buang Jauh Stigma Negatif
Munculnya stigma negatif pada orang-orang yang mengalami depresi acap kali menjadi faktor dibalik semakin buruknya angka kejadian depresi. Bagaimana tidak, hal ini menyebabkan keenganan penderitanya untuk berobat ke dokter spesialis kejiwaan atau psikiater akibat merasa malu di cap 'gila' oleh orang sekitarnya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meluruskan pola pikir seperti ini. Ingat, gangguan mental seperti depresi bukanlah cacat karakter atau miskonsepsi negatif lainnya, namun sama saja seperti penyakit fisik pada umumnya yang membutuhkan pengobatan medis sebagai salah satu langkah penyembuhan.
3. Jangan Menghakimi atau Mengkritik
Jangan pernah menghakimi atau mengkritik seseorang yang depresi dengan berucap seperti "ini hanya masalah sepele, tak sepantasnya kamu seperti ini" atau menasihatinya dengan begitu banyak kalimat panjang yang justru akan membuatnya semakin tertekan dan merasa bersalah.
Cara terbaik yang semestinya dilakukan ialah dengan sebisa mungkin menjadi pendengar yang baik. Biarkan saja mereka mengeluarkan semua keluh kesahnya tanpa perlu dihakimi. Besarkan jiwanya dan katakan bahwa setiap manusia memiliki masalah juga kelemahan tersendiri.
4. Dorong Agar Mau Berobat
Membimbing penderita depresi untuk lebih memperdalam aspek spiritualnya sangatlah penting. Mengajaknya untuk lebih mendekatkan jiwa pada Sang Pencipta akan sangat berpengaruh besar terhadap ketenangan batin maupun pikirannya.
Namun, jangan melupakan aspek medis dibalik itu semua. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa gangguan mental seperti depresi tak ubahnya seperti penyakit fisik pada umumnya yang membutuhkan pengobatan medis sebagai salah satu cara penyembuhan.
Oleh karena itu, doronglah ia untuk mengunjungi dokter spesialis kejiwaan agar mendapatkan penanganan medis yang tepat. Yakinkan ia untuk dapat melawan stigma negatif yang ada. Dampingi selalu di saat melakukan terapi perilaku kognitif dan perilaku. Ingatkan pula agar ia mengonsumsi secara teratur obat yang telah diresepkan.
5. Lakukan Kegiatan Menarik Bersama
Ada banyak hal menarik yang dapat dilakukan untuk membantu penderita depresi agar mampu melawan kondisi yang dihadapinya. Diantaranya dengan berjalan santai di pagi atau sore hari, mendaki menikmati pemandangan alam, yoga, melakukan pijat refleksi, menonton film bersama dan berbagai hal menarik lainnya.
Jadikan momen ini untuk membuatnya tertawa bahagia, sehingga sedikit banyak dapat membantunya meluapkan beban pikiran. Namun perhatikan, jika memang ia belum siap beraktivitas di luar rumah, biarkan saja tanpa perlu memaksanya. Tetap berikan perhatian penuh, sambil mencari cara lain yang dirasa lebih efektif.
6. Bersabarlah
Depresi memang kondisi medis yang dapat diobati. Kendati demikian, penanganan kondisi ini seringkali membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai suatu kondisi bebas gejala (remisi).
Itulah alasan mengapa kesabaran juga ketekunan turut diperlukan selama proses penanganan maupun pemulihannya. Dengan terus bersabar dan secara konsisten mendampingi, akan berpengaruh besar terhadap kesehatan mental juga perilaku sosial ia kedepannya.
Pada akhirnya, buanglah segala stigma negatif yang masih sering dilekatkan kepada penderita depresi. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian dalam mengatasi masalah kejiwaannya.
Depresi bukanlah masalah sepele, terus dampingi dan tunjukkan kepedulian kita, karena dukungan orang-orang terdekat memegang peranan besar dalam mempercepat kesembuhan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.