Cardio Aspirin adalah obat yang berguna untuk mencegah serangan jantung, stroke, menghambat pembekuan darah (anti platelet), anti nyeri, dan menurunkan demam. Cardio Aspirin mengandung acetosal (acetylsalicylic acid).
Acetosal dikenal juga dengan nama Aspirin. Aspirin adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi radang, penurun demam dan menghambat pembekuan darah.
Obat ini termasuk ke dalam golongan non-selective COX (cyclooxygenase) inhibitor yang bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase COX-1 dan COX-2. Penghambatan COX-1 akan menghambat penggumpalan platelet selama 7-10 hari.
Penghambatan ini bersifat ireversibel sehingga menghambat produksi prostaglandin yang disebabkan karena nyeri. Penghambatan penggumpalan platelet berguna untuk mencegah emboli paru dan stroke emboli.
Mengenai Cardio Aspirin
Golongan
Obat keras (K), harus dengan resep dokter
Kemasan
Cardio Aspirin dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:
- 30’s enteric coated tablet 100 mg
Kandungan
Tiap kemasan obat Cardio Aspirin mengandung zat aktif sebagai berikut:
- Asetosal 100 mg/tablet
Manfaat Cardio Aspirin
Cardio Aspirin digunakan untuk mengobati kondisi-kondisi berikut:
- Nyeri ringan sampai sedang, misalnya saat digunakan setelah cabut gigi, saat sakit kepala, sakit telinga, nyeri otot, nyeri sendi, sebagai penurun demam, dan sebagai anti inflamasi (radang).
- Dalam dosis rendah dan penggunaan jangka panjang, obat ini digunakan untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan sebagai anti platelet pada orang yang berisiko tinggi mengalami pembekuan darah.
- Dapat diberikan sesegera setelah serangan jantung untuk mencegah pembekuan darah dan mengurangi risiko serangan jantung atau kematian jaringan jantung.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh mengonsumsi obat Cardio Aspirin, terutama:
- Pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap aspirin, ibuprofen atau naproxen, atau NSAID secara umum.
- Pasien yang memiliki intoleransi salisilat.
- Anak-anak usia di bawah 16 tahun, karena berpotensi menyebabkan sindrom Reye (penyakit yang terkait dengan penggunaan aspirin atau salisilat lainnya pada anak-anak selama episode infeksi virus atau bakteri).
- Pasien yang memiliki tukak peptik yang aktif, hemofilia atau gangguan perdarahan lain.
- Penggunaan obat ini sebagai penurun panas pada kasus demam berdarah karena bisa meningkatkan perdarahan.
- Pasien yang memiliki penyakit ginjal, hiperurisemia, atau asam urat karena dapat menghambat kemampuan ginjal mengekskresikan asam urat, sehingga dapat memperburuk kondisi pasien.
- Pasien asma, rhinitis, dan polip hidung. Obat yang mengandung aspirin dapat menyebabkan urtikaria parah, angioedema, atau bronkospasme pada pasien penyakit tersebut.
- Pasien dengan gangguan hati yang berat karena potensi peningkatan risiko pendarahan yang signifikan secara klinis dan efek samping lainnya.
- Pasien dengan gangguan ginjal berat (CrCl kurang dari 10 mL/menit) karena potensi peningkatan risiko toksisitas salisilat dan menyebabkan penurunan sementara fungsi ginjal.
- Wanita hamil pada trimester ketiga dan ibu menyusui.
Efek Samping Cardio Aspirin
Berikut adalah beberapa efek samping Cardio Aspirin:
- Seperti obat-obat golongan NSAID lainnya, Cardio Aspirin menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan misalnya perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung atau usus yang bisa berakibat fatal. Gejala yang muncul sering dalam bentuk mual dan muntah. Jika pemakaian dalam dosis tinggi atau untuk waktu yang lama, merokok, atau minum alkohol, meski digunakan bersama makanan tidak akan mengurangi efek samping ini.
- Obat ini diketahui bisa menyebabkan anemia hemolitik pada orang yang secara genetik memiliki penyakit defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase, terutama dalam dosis besar dan tergantung pada beratnya penyakit.
- Penggunaan dosis besar bisa menyebabkan tinnitus (telinga berdenging), urin berwarna gelap, mata atau kulit berwarna kuning.
- Efek samping aspirin yang paling serius adalah sindrom Reye. Meskipun kejadiannya jarang, namun sangat fatal. Sindrom Reye adalah sebuah penyakit yang jarang namun parah yang ditandai dengan ensefalopati akut dan hati berlemak. Penyakit ini dapat terjadi bila anak-anak atau remaja diberikan aspirin untuk demam atau penyakit lain atau infeksi.
- Untuk beberapa orang yang sensitif, obat ini dapat mengakibatkan gejala seperti alergi, termasuk gatal-gatal, bengkak, dan sakit kepala. Reaksi ini disebabkan oleh intoleransi salisilat.
- Cardio Aspirin dan NSAID lainnya, seperti ibuprofen, dapat menunda penyembuhan luka kulit.
Dosis Cardio Aspirin
Cardio Aspirin diberikan dengan dosis berikut:
- Dewasa: 80-160 mg/hari.
- Dewasa untuk mengobati miokard infark: 300 mg/hari
- Dewasa untuk mengobati transient iskemik: sampai 1000 mg/hari
Penggunaan obat mengandung acetosal untuk remaja di bawah 16 tahun sebaiknya tidak dilakukan karena potensi terjadinya sindrom Reye. Apabila mendesak untuk digunakan, harus dengan petunjuk dari dokter.
Interaksi Cardio Aspirin
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Cardio Aspirin adalah:
- Alkohol atau warfarin, mifepristone, methotrexate, asam valproate, dan obat herbal seperti ginkgo biloba: meningkatkan risiko perdarahan perut. Kombinasi dengan NSAID lainnya telah terbukti lebih meningkatkan risiko ini.
- Clopidogrel atau warfarin: meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna atas.
- Vitamin C: dapat menurunkan jumlah kerusakan lambung dibandingkan dengan mengambil aspirin saja.
- Acetazolamide dan amonium klorida: meningkatkan efek intoleransi salisilat dan perdarahan gastrointestinal.
- Kortikosteroid: mengurangi konsentrasi.
- Ibuprofen: dapat meniadakan efek antiplatelet Cardio Aspirin.
- Aktivitas farmakologi spironolactone berkurang jika digunakan bersamaan dengan Cardio Aspirin.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan Cardio Aspirin adalah sebagai berikut:
- Cardio Aspirin harus digunakan setelah makan atau bersama makanan. Obat ditelan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan.
- Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
- Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Cardio Aspirin.
- Cardio Aspirin dapat menyebabkan pusing atau mengantuk, yang akan lebih buruk jika pasien juga mengkonsumsi alkohol. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin selama pemakaian obat ini.
- Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
- Jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
- Suplemen yang memiliki sifat menghambat COX-2, seperti ekstrak bawang putih, kurkumin, blueberry, kulit kayu pinus, ginkgo biloba, minyak ikan, resveratrol, genistein, quercetin, dan resorsinol karena bisa meningkatkan erosi mukosa lambung.
- Laporkan kepada dokter atau dokter gigi Anda terutama jika Anda direncanakan untuk dilakukan prosedur bedah.
Penggunaan Cardio Aspirin untuk Ibu Hamil
FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan acetosal ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangatlah besar.
Saat usia kehamilan mencapai trimester ketiga (jika digunakan dalam dosis penuh), obat ini termasuk kategori D dengan penjelasan sebagai berikut:
Terbukti berisiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia. Namun jika manfaat yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari risiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung aspirin untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.
Artikel terkait: