Carpiaton-100 adalah diuretik hemat kalium yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, gagal jantung, dan pembengkakan (edema) yang disebabkan oleh kondisi tertentu (seperti gagal jantung kongestif, sirosis hati atau kelainan ginjal). Carpiaton-100 mengandung Spironolactone, obat yang termasuk golongan antagonis aldosterone.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Carpiaton-100 yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Carpiaton-100
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Obat Carpiaton-100 dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 100’s tablet 100 mg
Kandungan
Tiap kemasan obat Carpiaton-100 mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Spironolactone 100 mg/tablet
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Spironolactone adalah obat yang termasuk golongan antagonis aldosterone. Obat ini digunakan sebagai diuretik hemat kalium. Spironolactone bekerja pada tubulus distal ginjal sebagai antagonis kompetitif aldosterone. Hal ini meningkatkan ekskresi NaCl dan air sambil mempertahankan kadar ion K dan hidrogen. Spironolactone mencegah tubuh menyerap terlalu banyak natrium dan menjaga kadar Kalium tidak terlalu rendah.Obat ini diserap dengan baik dari saluran pencernaan. Penyerapannya akan meningkat dengan adanya makanan. Bioavailabilitasnya bisa mencapai sekitar 90%. Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak adalah 3-4 jam (terutama sebagai metabolit aktif). Obat ini mampu menembus sawar plasenta dan mampu memasuki ASI (sebagai canrenone).
Manfaat Carpiaton-100
Kegunaan Carpiaton-100 (Spironolactone) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
- Pengobatan gagal jantung dan mengurangi fraksi ejeksi untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Umumnya diberikan bersamaan dengan terapi gagal jantung lainnya.
- Carpiaton-100 (Spironolactone) juga digunakan sebagai terapi tambahan untuk pengobatan hipertensi, untuk menurunkan tekanan darah pada pasien dewasa yang tidak cukup terkontrol oleh obat hipertensi lainnya.
- Carpiaton-100 (Spironolactone) juga diindikasikan untuk pengelolaan edema pada pasien sirosis dewasa bila edema tidak responsif terhadap pembatasan cairan dan natrium.
- Karena sifatnya yang diuretic, obat ini juga diindikasikan untuk pengobatan asites (perut yang membesar karena terisi cairan), sindrom nefrotik, dan hyperaldosteronism primer.
Efek Samping Carpiaton-100
Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa terjadi :
- Efek samping yang paling umum seperti mengantuk, pusing, sakit kepala, lesu, kram kaki, gangguan pencernaan (misalnya diare, kram), ataksia, kebingungan mental, ruam, pruritus, alopecia, hyponatraemia, gangguan elektrolit, haid tidak teratur, nyeri payudara, pendalaman suara, impotensi, leukopenia (termasuk agranulositosis), trombositopenia, elevasi transien dalam konsentrasi BUN.
- Efek samping lainnya dan jarang terjadi adalah perdarahan lambung, turunnya libido, perdarahan post menopause, demam, pembesaran payudara (ginekomastia).
- Efek samping yang berpotensi fatal : Hiperkalemia.
Dosis Carpiaton-100 (Spironolactone)
Carpiaton-100 (Spironolactone) diberikan dengan dosis berikut :
- Edema jantung
Dewasa : 50-100 mg / hari sebagai dosis tunggal atau terbagi. Anak : 1 mg / kg 3 x sehari.
- Edema akibat sindrom nefrotik
Dewasa : 100-200 mg / hari.
- Edema idiopatik
100 mg / hari.
- Edema pada anak
3,3 mg / kg dalam dosis terbagi atau sebagai dosis tunggal
- Sirosis hati dengan asites dan edema
Dewasa : Bergantung pada rasio Na/K urin : Jika> 1: dosis awal, 100 mg/hari; jika <1: Dosis awal, 200-400 mg/hari.Anak : dosis awal, 3 mg / kg diberikan dalam dosis terbagi, bisa disesuaikan sesuai respons.Lansia : Inisiasi dengan dosis terendah kemudian titrasi ke atas jika diperlukan.
Dewasa : Sebagai monoterapi : dosis awal, 50-100 mg dalam 1-2 dosis terbagi, dosis dapat disesuaikan setelah 2 minggu. Anak : 1-2 mg/kg/hari terbagi dalam 2 kali dosis.
- Diagnosis hiperaldosteronisme primer
Dewasa : Tes panjang : 400 mg/hari selama 3-4 minggu. Tes singkat : 400 mg/hari selama 4 hari. Anak : dosis awal, 3 mg / kg diberikan dalam dosis terbagi, bisa disesuaikan sesuai respons. Lansia : Inisiasi dengan dosis terendah kemudian titrasi ke atas jika diperlukan.
- Manajemen preoperatif hiperaldosteronisme
Dewasa : 100-400 mg/hari. Perawatan jangka panjang dengan tidak adanya operasi: Gunakan dosis efektif terendah. Anak : dosis awal, 3 mg / kg diberikan dalam dosis terbagi, bisa disesuaikan sesuai respons. Lansia : Inisiasi dengan dosis terendah kemudian titrasi ke atas jika diperlukan.
- Gagal jantung kongestif parah
Dewasa : Sebagai tambahan : dosis awal, 25 mg 1 x sehari sampai maksimal 50 mg/hari. Anak : Awalnya, 3 mg / kg diberikan dalam dosis terbagi, bisa menyesuaikan sesuai respons. Lansia : Inisiasi dengan dosis terendah kemudian titrasi ke atas jika diperlukan.
- Hipokalemia akibat diuretik
Dewasa : 25-100 mg/hari.
Interaksi obat
Carpiaton-100 (Spironolactone) berinteraksi dengan obat-obat berikut :
- Penggunaan Carpiaton-100 (Spironolactone) bersamaan dengan suplemen kalium dapat menyebabkan hiperkalemia berat. Secara umum, hentikan penggunaan suplemen kalium pada pasien gagal jantung yang akan menggunakan Carpiaton-100 (Spironolactone).
- Risiko hiperkalemia juga terjadi jika digunakan bersamaan dengan obat yang dapat meningkatkan kadar Kalium. Obat-obat yang dapat meningkatkan kadar Kalum adalah obat-obat golongan ACE inhibitors (misalnya captopril), angiotensin receptor blockers, aldosterone blockers, NSAID (misalnya ibuprofen, asam mefenamat dll), dan trimethoprim.
- Seperti diuretik lainnya, Carpiaton-100 (Spironolactone) mengurangi kliren lithium dari ginjal, sehingga meningkatkan risiko toksisitas litium.
- Pada beberapa pasien, pemberian NSAID dapat mengurangi efek diuretik, natriuretik, dan antihipertensi dari loop, potassium-sparing, dan diuretik thiazide. Oleh karena itu, ketika Carpiaton-100 (Spironolactone) dan NSAID digunakan bersamaan, pantau dengan seksama apakah efek diuretik terjadi dengan baik.
- Penyerapan meningkat oleh makanan.
- Penggunaan bersamaan dengan etanol dapat meningkatkan risiko orthostasis.
- Berpotensi Fatal : Dapat meningkatkan efek hiperkalemia jika digunakan dengan eplerenon.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien dengan riwayat hipersensitif atau alergi obat Spironolactone.
- Kontraindikasi pada pasien anuria, hiperkalemia, penyakit Addison, insufisiensi ginjal akut atau progresif.
- Jangan digunakan bersamaan dengan eplerenone.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Carpiaton-100 (Spironolactone) adalah sebagai berikut :
- Obat ini sebaiknya digunakan bersama dengan makanan untuk mengurangi ketidaknyamanan saluran pencernaan.
- Penelitian terbaru menunjukkan bahwa spironolakton merupakan tumorigen pada studi toksik kronis di tikus, sehingga gunakan hanya sesuai indikasi dan sesuai dengan pertimbangan dokter.
- Carpiaton-100 (Spironolactone) dapat menyebabkan hiperkalemia. Resiko ini meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau digunakan bersamaan dengan suplemen kalium, pengganti atau obat yang mengandung kalium, seperti penghambat enzim pengubah angiotensin dan penghambat reseptor angiotensin. Lakukan pemantauan ketat saat digunakan bersamaan dengan obat lain yang menyebabkan hiperkalemia atau pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Jika hiperkalemia terjadi, turunkan dosis atau hentikan pengobatan.
- Diuresis yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi simtomatik, hipotensi dan fungsi ginjal yang memburuk, terutama pada pasien yang kekurangan garam atau mereka yang menggunakan obat golongan inhibitor enzim pengubah angiotensin dan penghambat reseptor angiotensin II. Memburuknya fungsi ginjal juga dapat terjadi bersamaan dengan penggunaan obat nefrotoksik (mis., Aminoglikosida, cisplatin, dan NSAID). Lakukan pemantauan fungsi ginjal secara berkala.
- Selain menyebabkan hiperkalemia, obat ini dapat menyebabkan hiponatremia, hypomagnesemia, hypocalcemia, alkalosis hipokloremik, dan hiperglikemia. Asimtomatik hiperurisemia dapat terjadi. Pantau elektrolit serum, asam urat dan glukosa darah secara berkala.
- Spironolactone tidak terdapat dalam ASI, namun, metabolit aktifnya, canrenone, ditemukan dalam ASI manusia dalam jumlah rendah yang diperkirakan tidak berpengaruh penting secara klinis.
- Carpiaton-100 (Spironolactone) dapat menyebabkan pusing, sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin.
Penggunaan obat Carpiaton-100 untuk ibu hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Spironolactone kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia, namun efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi pertimbangan serius sebelum menggunakan Carpiaton-100 untuk ibu hamil. Oleh karena obat ini diketahui mampu menembus sawar plasenta, sebaiknya kalaupun harus digunakan harus di bawah pengawasan dokter.
Ringkasan hal-hal penting terkait obat Carpiaton-100
- Buang semua sisa obat Carpiaton-100 (Spironolactone) yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
- Gunakan obat Carpiaton-100 (Spironolactone) sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
- Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
- Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.
- Selama menggunakan Carpiaton-100 (Spironolactone), pasien harus menghindari suplemen kalium dan makanan yang mengandung kadar kalium tinggi (seperti alpukat, pisang, air kelapa, bayam, dan ubi jalar) karena dapat menyebabkan hiperkalemia yang berpotensi fatal (kadar kalium darah tinggi).