Cefradine merupakan salah satu jenis obat antibiotik. Obat ini masuk ke dalam golongan cephalosporin generasi pertama yang bertujuan unuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat cefradine banyak diberikan pada beberapa penyakit seperti infeksi pada kulit, infeksi telinga, infeksi tenggorokan, dan saluran kemih.
Obat cefradine merupakan jenis antibiotik golongan cephalosporin semi sintesis. Seperti halnya penicillin, obat cefradine mengikat penicillin-binding protein yang berada di dinding sel bakteri untuk menghindari adanya perkembangan sel.
Seperti halnya golongan cephalosporin generasi pertama yang lain, obat ini efektif terhadap bakteri gram positif seperti Staphylococcus, Streptococcus, Clostridium, Listeria dan C. diphteriae.
Kegunaan Cefradine
Obat cefradine sangat ampuh dalam membasmi bakteri yang menyebabkan infeksi seperti:
1. Sinusitis
Sinusitis merupakan peradangan pada sinus wajah yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemophilus Influenza, dan Moraxella catarrhalis. Sinusitis akut adalah infeksi sinus yang terjadi selama kurang dari 3 bulan. Sedangkan pada sinusitis kronis gejalanya melebihi 3 bulan. Gejala yang timbul pada sinusitis yaitu:
- Demam tinggi
- Ingus Berbau
- Hidung sering tersumbat
- Pembengkakan pada dahi dan pipi akibat penumpukan pus dan dahak
2. Faringitis akut
Faringitis akut adalah peradangan yang terjadi pada bagian faring di tenggorokan. Penyakit ini banyak terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Gejala yang diealami antara lain demam tinggi, sulit menelan, hilangnya indera perasa di mulut, kelelahan dan nyeri tenggorokan.
3. Otitis media
Otitis media merupakan infeksi pada telinga bagian tengah akibat bakteri Streptococcus pneumoniae dan Haemophillus influenza. Penyakit ini banyak terjadi pada anak-anak sekitar usia 10 tahun. Gejala yang dialami pada otitis media yaitu:
- Demam
- Nyeri pada telinga dalam
- Sulit makan
- Tidak sensitf terhadap suara pelan
- Kesulitan tidur di malam hari
- Rewel
4. Bronkitis
Penyakit bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran di paru-paru bernama bronkus. Inflamasi juga diikuti di saluran lain seperti bronkiolus dan trakea. Infeksi menjadi salah satu penyebab utama dari terjadinya penyakit bronkiektasis. Penyakit ini juga diikuti oleh penyakit gangguan pernapasan lainnya yang menimbulkan gejala pada sistem pernapasan kita.
5. Sistitis
Sistitis merupakan peradangan yang terjadi pada kandung kemih akibat infeksi bakteri. Penyakit ini banyak terjadi pada wanita dibanding pria. Gejala yang dialami yaitu:
- Nyeri saat buang air kecil
- Peningkatan frekuensi buang air kecil
- Muncul darah pada urin
- Urin berbau
- Demam
6. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan infeksi pada ginjal akibat infeksi bakteri. Pielonefritis banyak terjadi pada wanita dan orang dan dengan faktor resiko siabetes, batu ginjal, dan gangguan prostat.
7. Impetigo
Impetigo adalah peradangan kulit yang berbentuk nanah atau krusta seperti madu yang muncul di sekitar wajah dan bibir. Infeksi masuk ke permukaan kulit akibat higienitas yang buruk.
8. Furunkulosis
Furunkulosis adalah benjolan pada kulit yang terasa nyeri akibat infeksi bakteri. Benjolan berisi nanah dan dapat bertambah banyak.
9. Pencegahan infeksi paska operasi
Efek samping Cefradine
Efek samping yang dapat terjadi selama pemberian cefradine antara lain:
- Diare
- Mual muntah
- Ruam kulit
- Pembengkakan pada wajah dan lidah
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Nyeri perut
Kontraindikasi pada pemberian Cefradine
Obat cefradine tidak boleh diberikan pada orang dengan alergi penisilin dan cephalosporin, penderita diabetes melitus, memiliki riwayat gangguan ginjal, dan riwayat penyakit usus. Selama pemberian terapi cefradine, dihimbau untuk tidak diberikan bersamaan dengan obat lain guna menghindari interaksi yang menimbulkan infeksi
Dosis dan cara pemberian obat Cefradine
Obat cefradine tersedia dalam bentuk tablet serta suntikan parenteral. Pada infeksi ringan, cefradine dapat berkerja dengan pemberiannya secara oral. Dosis yang diberikan adalah sebanyak 500mg hingga 2 gram yang dibagi 2 atau 4 dosis pada infeksi ringan. Lama pemberian yaitu selama 5 sampai 10 hari.
Sedangkan pada infeksi berat, suntikan parenteral diberikan sebanyak 1 g sampai 4 gram dibagi menjadi 4 dosis dan disuntikan secara intramuskular atau intravena selama 3 sampai 5 menit.