Celestik Tablet adalah obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit seperti alergi pada saluran pernafasan, kulit dan mata. Celestik Tablet mengandung betamethasone, obat yang termasuk golongan kortikosteroid, dan dexchlorpheniramine maleate, obat yang termasuk anti histamin.
Berikut ini adalah informasi lengkap obat Celestik Tablet yang penting diketahui sebelum Anda menggunakannya.
pabrik
Pyridam
golongan
Harus dengan resep dokter
kemasan
Celestik Tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 100 tablet
kandungan
tiap kemasan obat Celestik Tablet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- (Betamethasone 0.25 mg + Dexclorpheniramine maleat 2.0 mg) / tablet
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Betamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid yang digunakan untuk pengobatan sejumlah penyakit termasuk gangguan rematik, penyakit kulit, kondisi alergi, persalinan prematur untuk mempercepat pengembangan bayi, penyakit Crohn, bahkan kanker seperti leukemia. Betamethasone bekerja dengan cara mencegah dan mengendalikan peradangan (inflamasi) dengan mengendalikan laju sintesis protein, menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan fibroblast, dan membalikkan permeabilitas kapiler dan stabilisasi lisosom.
Dexchlorpheniramine adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi alergi. Dexchlorpheniramine merupakan obat alergi yang termasuk antihistamin dengan sifat antikolinergik dan sedatif. Obat ini adalah isomer dextrorotatory dari chlorpheniramine. Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai reaksi alergi. Dexchlorpheniramine bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.
Indikasi Celestik Tablet
Kegunaan Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
- Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate) digunakan untuk mengurangi gejala-gejala rhinitis alergi (hay fever) termasuk rinitis alergi perennial atau seasonal.
- Celestik Tablet bisa juga digunakan untuk bentuk alergi lainnya seperti vasomotor rhinitis, alergi konjungtivitis karena alergen inhalan dan makanan, manifestasi alergi pada kulit misalnya urtikaria dan angioedema, ameliorasi reaksi alergi pada darah atau plasma, dan dermografisme.
- Celestik Tablet adalah kombinasi yang efektif untuk mengatasi kondisi alergi yang disertai peradangan dimana diperlukan terapi dengan kortikosteroid.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan Celestik Tablet untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate dan obat golongan kortikosteroid dan anti histamin lainnya.
- Pemberian vaksin hidup atau dilemahkan merupakan kontraindikasi pada pasien yang menggunakan dosis imunosupresif dari obat-obat kortikosteroid.
- Kortikosteroid dosis tinggi, tidak boleh digunakan untuk pengobatan cedera otak traumatis yang berhubungan dengan mata. Penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf optik, dan dapat meningkatkan pembentukan infeksi okular sekunder karena bakteri, jamur, atau virus.
- Penggunaan kortikosteroid oral tidak dianjurkan dalam pengobatan optik neuritis dan dapat menyebabkan peningkatan risiko episode baru.
- Kortikosteroid tidak boleh digunakan dalam aktif okular herpes simpleks.
- Sebaiknya tidak digunakan untuk bayi baru lahir dan prematur, penderita tukak peptik, atau penderita infeksi jamur sistemik.
- Karena risiko obat-obat antihistamin yang lebih tinggi untuk bayi pada umumnya dan untuk bayi baru lahir dan prematur pada khususnya, terapi dengan antihistamin dikontraindikasikan pada ibu menyusui.
- Kontraindikasi untuk pasien yang sedang menggunakan obat-obat inhibitor monoamine oxidase (MAOis).
Efek samping Celestik Tablet
Berikut adalah beberapa efek samping Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate) yang mungkin terjadi :
- Obat-obat yang mengandung glukokortikoid termasuk Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate), meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
- Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan obat ini pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak hal ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang. Selain itu penggunaan kortikosteroid pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan dan dapat mempengaruhi perkembangan pubertas. Bila benar-benar dibutuhkan sebaiknya gunakan dosis terkecil.
- Seperti glukokortikoid lainnya, juga mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh.
- Obat ini juga bisa menyebabkan berkurangnya massa otot (proximal myopathy).
- Obat ini menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate), sehingga meningkatkan resiko terkena infeksi virus, jamur ataupun bakteri.
- Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai Cushing sindrom, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya. Cushing sindrom dapat pulih (reversibel) bila terapi dihentikan, tetapi cara menghentikan terapi harus dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering-off) untuk menghindari terjadinya insufisiensi adrenal akut.
- Penggunaan Celestik Tablet secara jangka panjang dapat menyebabkan insufisiensi adrenal.
- Pasien dengan riwayat gangguan jiwa, dapat mengalami gangguan mental yang serius, paranoid atau depresi dengan risiko bunuh diri. Pengawasan yang ketat diperlukan. Bila perlu dihindari.
- Obat-obat kortikosteroid bisa menyebabkan timbulnya tukak peptik meskipun lemah.
- Obat yang mengandung dexchlorpheniramine maleate menyebabkan mengantuk, pusing, mulut, hidung dan tenggorokan kering, sakit kepala, palpitasi, retensi urine, sedasi, lemah, tinitus dan gangguan pencernaan seperti anoreksia, mual, muntah, diare dan konstipasi.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate), sebagai berikut :
- Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif sebaiknya hati-hati jika menggunakan Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate), karena beresiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan.
- Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut, Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate) diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
- Jangan menghentikan pemakaian obat Celestik Tablet secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia dan malaise.
- Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit infeksi, terutama cacar dan campak. Cacar dan campak dapat menjadi lebih serius atau bahkan fatal pada pasien anak-anak dan dewasa yang menggunakan obat-obat kortikosteroid. Pasien yang tidak memiliki penyakit ini, harus menghindari paparan dari orang-orang penderita cacar atau campak.
- Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate).
- Sebaiknya dibatasi menggunakan obat Celestik Tablet pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
- Retensi natrium dengan edema dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kortikosteroid, obat Celestik Tablet harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongestif, hipertensi, atau insufisiensi ginjal.
Penggunaan Obat Celestik Tablet Untuk Ibu Hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Dexchlorpheniramine kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.
Sedangkan Betamethasone kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Betamethasone dengan mudah dapat menembus plasenta. Jika pemberian obat-obat kortikosteroid dalam jangka panjang atau diulang selama kehamilan, resiko penghambatan pertumbuhan intrauterin dapat meningkat. Namun tidak ada bukti terjadinya gangguan pertumbuhan intra uterin selama pengobatan jangka pendek (contohnya pada pengobatan profilaksis untuk neonatal respiratory distress syndrome).Beberapa gejala supresi adrenal pada janin akibat penggunaan obat ini selama kehamilan, biasanya akan hilang setelah bayi lahir dan tidak begitu bermakna klinis.
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi obat-obat yang mengandung Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate, termasuk Celestik Tablet dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
- Aminoglutethimide : menurunkan kadar Betamethasone, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
- Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia.
- Antibiotika makrolida : menurunkan klirens Betamethasone sehingga meningkatkan kadar/efek farmakologisnya.
- Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
- Isoniazid : Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan bersamaan dengan kortikosteroid.
- Cholestyramine dan efedrin : Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
- Vaksin hidup : Betamethasone menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan Betamethasone sebaiknya dihindari.
- Anti jamur azole seperti ketoconazole : mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
- NSAID : aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.
- Penggunaan bersamaan dengan agen antikolinesterase dapat menyebabkan kelemahan yang parah pada pasien myasthenia gravis. Jika memungkinkan, agen antikolinesterase harus ditarik setidaknya 24 jam sebelum memulai terapi kortikosteroid.
- Pasien yang menggunakan glikosida digitalis mungkin mengalami peningkatan risiko aritmia karena hipokalemia.
- Estrogen, termasuk kontrasepsi oral, dapat menurunkan metabolisme hepatik kortikosteroid tertentu, sehingga meningkatkan efeknya.
- Enzim hati reagen (misalnya, barbiturat, fenitoin, carbamazepine, rifampin) dapat meningkatkan metabolisme kortikosteroid. Dosis kortikosteroid mungkin perlu ditingkatkan.
- Dexchlorpheniramine Maleate memiliki efek aditif dengan alkohol dan depresan sistem saraf pusat lainnya (barbiturate, opioid analgesics, hipnotik, sedatif, tranquilizers).
- MAO inhibitors memperpanjang dan mengintensifkan efek antikolinergik (pengeringan) antihistamin.
Dosis Celestik Tablet
Dosis Obat Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate) adalah sebagai berikut :
- Dosis untuk dewasa dan anak > 12 tahun
1 tablet setiap 4-6 jam, tidak boleh melebihi 6 tablet seharí.
- Dosis anak usia 6-12 tahun
½ tablet setiap 4-6 jam, tidak boleh melebihi 3 tablet sehari.
- Dosis anak usia 2-6 tahun
¼ tablet setiap 4-6 jam, tidak melebihi 1 ½ tablet sehari.
Note :
- Obat sebaiknya diberikan bersama makanan atau susu untuk mengurangi efek samping pada lambung dan memaksimalkan penyerapan.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Celestik Tablet (Betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate) harus sesuai dengan yang dianjurkan.