Kalau dilihat sekilas, gejala kurang darah alias anemia mirip seperti gejala penyakit ringan biasa, seperti badan yang lemas, pusing dan tampak pucat. Karena itulah, banyak orang yang tidak menyadari saat dirinya mengalami anemia. Padahal, bila saja kita mengenali ciri-ciri anemia sejak dini dan melakukan pengobatan dengan segera bisa mempercepat proses penyembuhannya.
Apa itu anemia?
Kurang darah atau disebut juga dengan anemia merupakan sebuah kondisi dimana tubuh tidak memiliki sel darah merah atau hemoglobin yang cukup untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Karena tidak cukup oksigen, akibatnya organ-organ di dalamnya tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Itulah yang menyebabkan munculnya gejala anemia atau kurang darah.
Gejala anemia pun bermacam, tergantung pada penyebabnya. Ada yang disebabkan karena kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12 atau akibat dari perdarahan yang serius.
Baca Selengkapnya: Penyebab Kurang Darah (Anemia) Dari A Sampai Z
Jika ternyata Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut ini, maka sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Anda yang sebenarnya.
Apa Saja Ciri-Ciri atau Gejala Kurang Darah?
Secara umum, seseorang dengan anemia akan mengalami gejala dan ciri-ciri kurang darah sebagai berikut:
1. Kelelahan dan Hilangnya Energi
Kelelahan menjadi gejala kurang darah yang paling umum. Memang cukup sulit untuk menentukan apakah kita mengalami anemia atau tidak jika hanya melihat gejala yang satu ini saja. Ya, karena memang ada banyak faktor yang menyebabkan badan kita terasa lemas dan lesu.
Maka akan lebih baik jika memang Anda merasakan kelelahan yang berbeda dari biasanya, segera saja kunjungi dokter. Tingkatkanlah asupan zat besi serta vitamin C dan vitamin B12 yang bersumber dari daging merah, sayuran, buah-buahan atau multivitamin.
Karena pada umumnya anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi dan defisiensi vitamin B12 yang dapat menyebabkan kelelahan ekstrem akibat rendahnya hemoglobin.
2. Meningkatnya Detak Jantung
Gejala kurang darah selanjutnya ditandai dengan meningkatnya detak jantung. Menurut penelitian dari National Heart Lung and Blood Institute (NHLBI), anemia ternyata dapat memberatkan atau membebani sistem kardiovaskular (jantung).
Ketika Anda mengalami anemia, tubuh pun otomatis akan kekurangan oksigen akibat dari rendahnya kadar hemoglobin. Penurunan pengiriman oksigen ke tubuh secara dramatis ini akan memengaruhi sistem kardiovaskular dan jaringan otot terkait.
Lebih bahaya lagi, apabila pengiriman oksigen yang tidak memadai oleh sistem kardiovaskular ini terjadi dalam jangka panjang, maka akan menyebabkan kerusakan organ seperti otak dan jantung. Oleh karena itu, jangan sekali-kali meremehkan anemia agar tidak membahayakan kesehatan.
3. Sakit Kepala dan Napas Terengah-engah
Selain timbulnya rasa lelah yang ekstrem dan kelemahan otot akibat kurangnya kadar oksigen dalam darah, anemia juga cenderung menyebabkan sakit kepala, sensasi ingin pingsan, dan napas yang terengah-engah.
Gejala tersebut kerap terjadi ketika Anda berdiri mendadak atau sedang melakukan aktivitas fisik. Kondisi seperti ini tentu akan menyebabkan penderitanya kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.
Jika anemia sudah sampai pada tahap yang parah dan dalam jangka panjang, ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh ini pun akan mulai menyebabkan sel-sel tubuh mati. Kondisi ini dikenal sebagai iskemia.
Biasanya iskemia dialami oleh orang-orang yang menderita anemia berat atau anemia sel sabit. Bahkan dampak yang lebih mengerikan akibat iskemia parah apabila terjadi pada area ekstrimitas (tangan dan kaki), maka akan terancam diamputasi.
4. Pusing
Pusing atau perasaan yang seakan-akan mau pingsan sering dikaitkan dengan anemia stadium awal dan seringkali menjadi petunjuk pertama dokter dalam mendiagnosa pasiennya yang mengalami anemia.
Ya meskipun pusing juga terkait dengan gangguan otak, masalah penglihatan, gangguan telinga bagian dalam (vertigo), dan bahkan sistem gastrointestinal.
Namun, bagi mereka yang mengalami anemia, yang ditandai dari berkurangnya jumlah sel darah merah atau hemoglobin, pusing juga cukup umum terjadi.
Anemia terjadi karena adanya penurunan produksi sel darah merah atau hemoglobin, yang bertanggung jawab untuk transportasi oksigen darah ke berbagai jaringan dan organ-organ penting dalam tubuh.
Bila darah tidak dapat memberikan suplai oksigen yang sesuai kebutuhan ke seluruh anggota tubuh, maka penderita akan menunjukkan tanda kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, kelemahan otot, peningkatan denyut jantung, kulit pucat, sesak napas, dan pusing atau perasaan ingin pingsan, bahkan kejang-kejang pun bisa saja terjadi.
5. Kulit Pucat
Kulit pucat merupakan gejala kurang darah lainnya. Kondisi ini biasanya menandakan adanya penurunan aliran darah ataupun produksi sel darah merah yang rendah. Pada pasien dengan anemia akut yang diakibatkan oleh luka akibat kecelakaan atau operasi, biasanya tidak menunjukkan gejala kulit pucat.
Lain halnya dengan pasien yang mengalami anemia kronis, biasanya mereka akan menunjukkan gejala ini. Anemia kronis dapat terjadi karena serangkaian kondisi kesehatan, seperti hipotiroidisme (hormon tiroid yang tidak adekuat), gagal ginjal kronis, dan kanker tulang.
Jika tiba-tiba Anda mengalami kulit pucat, segera periksakan diri ke dokter agar dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah memang merupakan indikasi anemia atau kondisi lainnya.
6. Kram Kaki
Kram kaki terutama jika terjadi ketika Anda sedang melakukan aktivitas fisik merupakan salah satu gejala kurang darah. Pada seseorang yang mengalami anemia ringan, gejala ini sering kali dianggap biasa, karena merasa masih bisa berjalan, berlari, atau berdiri dalam waktu lama.
Namun jika dialami oleh penderita anemia berat, kram kaki ini akan terasa sangat menyakitkan, sekalipun sedang beristirahat. Sederhananya, jika Anda mengalami kram kaki yang disertai gejala sesak napas atau napas yang terengah-engah, pusing, kelelahan ekstrem yang sulit dijelaskan, kelemahan otot, dan kulit pucat, bisa jadi Anda mengalami anemia.
7. Insomnia
Jika Anda mengalami masalah tidur di malam hari atau insomnia, patut dicurugai itu merupakan gejala kurang darah atau insomnia.
Menurut sebuah penelitian di Irlandia tahun 2008 dalam jurnal Seminars in Pediatric Nursing, insomnia dan gangguan tidur lainnya (seperti sindrom kaki gelisah) lazim terjadi pada anak-anak, remaja, serta orang dewasa dan manula yang kekurangan zat besi. Penelitian tersebut memantau sekelompok pasien lanjut usia di sebuah rumah sakit di Irlandia dan menemukan bahwa kekurangan zat besi (penyebab umum anemia) menyebabkan sindrom kaki gelisah.
Bila pasien diberi suplemen zat besi gejala sindrom kaki gelisah dan insomnia tersebut akan berkurang secara signifikan. Studi pada kasus yang sama juga menunjukkan bahwa pemberian terapi dengan meningkatkan zat besi dapat mengatasi gangguan tidur.
8. Sulit Berkonsentrasi
Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen di dalam sel darah merah. Kurangnya hemoglobin tidak hanya memengaruhi produksi sel darah merah dan pengiriman oksigen ke organ tubuh, otot, dan jaringan tubuh saja, namun hemoglobin yang tidak adekuat juga dapat memengaruhi suasana hati, tingkat energi, dan kemampuan dalam berkonsentrasi dan membuat keputusan.
Kekurangan vitamin esensial, mineral dan nutrisi-nutrisi penting seperti folat, zat besi, dan vitamin B12 di dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya anemia. Jika tiba-tiba saja mood Anda memburuk, mudah tersinggung atau murung, kurang bersemangat, sulit fokus atau berkonsentrasi bisa jadi ini pertanda bahwa Anda mengalami anemia.
Gejala Khusus Kurang Darah Berdasarkan Jenis Anemianya
1. Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Ciri-ciri kurang darah atau anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi antara lain:
- Pica. Kelaparan atau keinginan untuk memakan benda-benda yang tidak seharusnya dimakan seperti kertas, cat, plastik, bahkan kotoran manusia atau hewan.
- Koilonychia. Kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung mirip seperti sendok.
- Angular cheilitis. Peradangan dan retakan pada ke dua sudut bibir.
- Glositis. Peradangan atau infeksi lidah yang menyebabkan lidah membengkak dan berubah warna, sehingga papila (benjolan kecil pada permukaan lidah) menghilang.
Untuk mengatasi anemia defisiensi besi, pengobatan dilakukan dengan meningkatkan asupan zat besi yang bersumber dari hewani, nabati atau dari suplemen. Kondisi ini sering dialami oleh ibu hamil
Baca Juga: Tips Cegah Anemia Selama Kehamilan
2. Anemia Akibat Defisiensi Vitamin B12
Gejala kurang darah atau anemia yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Kesemutan atau sensasi seperti ditusuk jarum di tangan atau kaki.
- Kehilangan rasa sentuhan (sensory loss).
- Sulit berjalan, apabila berjalan terasa goyah tidak stabil (unsteady gait).
- Tangan dan kaki terasa kaku.
- Demensia.
Untuk mengatasi anemia defisiensi vitamin B12, pengobatan dilakukan dengan meningkatkan asupan vitamin B12 melalui konsumsi vitamin atau makanan yang kaya akan vitamin B12.
3. Anemia Akibat Keracunan Timah atau Timbal
Ciri-ciri kurang darah atau anemia akibat keracunan timbal antara lain:
- Timbulnya garis biru-hitam pada gusi yang disebut juga garis timbal.
- Sakit perut.
- Konstipasi atau sembelit.
- Muntah.
- Kejang-kejang, terutama pada anak-anak.
Keracunan timbal dapat diobati dengan menghentikan pemaparan dan pemberian obat yang dapat mengikat dan menarik keluar timbal dari dalam tubuh.
4. Anemia Akibat Penghancuran Sel Darah Merah (Hemolitik)
Ciri-ciri anemia hemolitik antara lain:
- Jaundice atau sakit kuning (kulit dan mata menguning).
- Urine yang berwarna coklat atau merah.
- Ulkus kaki.
- Gagal tumbuh atau failure to thrive (FTT) pada pada masa kanak-kanak.
- Adanya gejala batu empedu.
Pengobatan anemia hemolitik dapat disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Penting untuk mempertimbangkan mengubah atau menghentikan pengobatan yang menyebabkan kondisi tersebut.
Terkadang juga dibutuhkan asupan penambahan suplemen asam folat dan pada beberapa orang dengan kondisi parah memerlukan transfusi darah atau terapi penggantian zat besi (iron replacement therapy).
5. Anemia Sel Sabit
Gejala kurang darah atau anemia sel sabit memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Kelelahan.
- Kerentanan terhadap infeksi atau penyakit.
- Pertumbuhan dan perkembangan yang tertunda pada anak-anak (developmental delay).
- Sakit parah, terutama pada persendian, perut dan anggota badan seperti tangan dan kaki.
Untuk mengobati anemia sel sabit, biasanya dokter akan meresepkan obat hydroxycarbamide untuk mengatasi sickle cell crisis yang sering kambuh. Sickle cell crisis adalah rasa sakit atau nyeri tak tertahankan pada penderita anemia sel sabit yang seringkali kambuh akibat dari penyumbatan pada pembuluh darah yang menyebabkan rusaknya pembuluh darah.
Penggunaan obat hydroxycarbamide ini berfungsi untuk membantu mengurangi intensitas terjadinya sickle cell crisis dan tingkat keparahannya, dengan cara menstimulasi tubuh untuk memproduksi satu jenis hemoglobin yang tidak terpengaruh oleh mutasi sel sabit bernama hemoglobin fetus (HbF) untuk menggantikan hemoglobin yang rusak.
Itulah beberapa ciri dan gejala kurang darah (anemia) yang dapat dikenali. Jika Anda merasa mengalami salah satu atau beberapa gejalanya, maka sebaiknya segera periksakan diri dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.