Ciri-ciri Pelari Maraton, Salah Satunya Memiliki Gen Khusus?

Dipublish tanggal: Jul 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Ciri-ciri Pelari Maraton, Salah Satunya Memiliki Gen Khusus?

Pernahkah Anda menonton salah satu kompetisi lari maraton? Jika pernah, dapat dibayangkan bukan, seberapa jauh jarak yang harus ditempuh untuk mencapai garis finish. 

Ya, setiap pelari maraton, setidaknya harus menempuh sebanyak 30 ribu langkah kaki. Sedangkan, tiap langkah kaki tersebut, seorang pelari harus menahan beban mulai dari 1.5 hingga 3 kali lebih besar dari bobot tubuh normal.

Belum lagi, ketika sedang berlari maraton, otot-otot kaki akan terus berkontraksi tanpa henti menegang dan melemas. Nah, ketika perlombaan tersebut tidak dipersiapkan dengan baik, maka bisa membahayakan kesehatan. 

Namun, bagi sebagian orang, hal tersebut tidak jadi masalah karena memiliki gen khusus sehingga bisa selalu menang dalam lomba lari maraton. Benarkah demikian?

Seorang Pelari Maraton memiliki Gen Khusus dalam tubuhnya

Rupanya, berita seorang pelari maraton pasti memiliki gen khusus di tubuhnya bukanlah mitos belaka. Sebab, dalam penelitian yang sudah diterbitkan dalam jurnal PLOS One menemukan fakta bahwa genetik menentukan tingkat keberhasilan seorang pelari maraton untuk mencapai garis finish.

Penelitian ini dilakukan pada 71 orang untuk diamati kondisi fisik setelah mengikuti kompetisi lari maraton paling tidak sekali selama tiga tahun dan dalam kondisi sehat secara fisik. Tak hanya itu, sampel darah tiap peserta pun diambil untuk diteliti lebih lanjut. Begitupula dengan kerusakan otot setelah berlari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain keteguhan hati, rupanya pelari maraton yang memiliki kode genetik tertentu, memungkinkan tubuhnya menghasilkan kreatin kinase dan mioglobin lebih sedikit. 

Tahukah Anda, kreatin kinase dan mioglobin ini adalah protein dalam darah yang terkait pada kerusakan otot. Senyawa ini dilepaskan oleh tubuh ketika otot tegang dan rusak setelah digunakan terus-menerus, salah satunya oleh aktivitas maraton.

Belum lagi, ketika maraton, otot kaki bekerja keras karena harus berlari sekitar 30.000 langkah dengan menahan beban 1.5 hingga 3 kali berat badan. Bisa dibayangkan, kerusakan besar yang terjadi pada serat otot sehingga seorang pelari biasa akan merasa lelah. 

Di sisi lain, seorang pelari dengan gen khusus akan melepaskan senyawa protein kreatin kinase dan mioglobin lebih sedikit. Artinya, kerusakan otot yang terjadi lebih sedikit ketika berlari maraton. Gen inilah yang membuat kemampuan berlari seseorang lebih baik daripada lainnya.

Seorang yang kuat berlari jarak jauh memiliki struktur kaki yang lebih panjang

Selain memiliki gen khusus, rupanya seorang pelari yang kuat menempuh jarak jauh juga dipengaruhi oleh bentuk kakinya yang lebih panjang dari pelari lainnya. 

Memang, awalnya, seorang pelari dengan kaki pendek akan menunjukkan kemampuan berlari yang baik, namun pada tahap percepatan di awal perlombaan saja. 

Sedangkan, seorang pelari dengan kaki lebih panjang cenderung memiliki langkah kaki yang panjang. Inilah yang menjadikan seorang kaki panjang tetap mempertahankan kecepatannya untuk mencapai garis finish.

Bisakah seorang pelari tanpa gen khusus mengikuti marathon?

Tentu jawabannya adalah bisa. Seorang pelari tanpa gen khusus maraton bukan berarti tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti perlombaan tersebut. Sebab, salah satu faktor penting yang harus dipersiapkan peserta adalah stamina untuk berlari. 

Menurut penuturan para ahli, seorang pelari harus latihan 12 minggu sebelum kompetisi maraton dimulai. Tidak hanya latihan saja, peserta juga disarankan untuk memiliki gaya hidup yang sehat seperti konsumsi makanan rendah lemak, rendah kalori, dan rendah gula. Disamping itu, perlu juga menjaga waktu tidur supaya cukup untuk beristirahat.

 


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Is athletic performance determined by genetics?. Genetics Home Reference - NIH. (https://ghr.nlm.nih.gov/primer/traits/athleticperformance)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app