Penyakit ginjal ada bermacam-macam jenisnya, namun yang paling umum dan dibahas di sini yaitu penyakit ginjal kronis. Dilihat dari perjalanan penyakitnya, sakit ginjal kronis berkembang dari stadium awal hingga stadium lanjut. Di setiap stadiumnya terdapat tanda dan gejala yang dapat diamati.
Namun, sakit ginjal kronis mendapat julukan penyakit tenang, karena ciri-ciri dan gejalanya begitu samar. Ya, ciri-ciri penyakit ginjal stadium awal sering tak disadari oleh pengidapnya lantaran gejalanya begitu ringan dan samar-samar. Padahal ketika penyakit ini terdeteksi sejak awal, penanganannya akan lebih mudah.
Perlu diketahui bahwa ada 5 stadium untuk penyakit ginjal kronis, yaitu: Stadium 1, 2, 3A dan 3B, 4, dan 5. Pengelompokan stadium ini, didasarkan pada tingkat kerusakan fungsi ginjal yang dibuktikan melalui pemeriksaan GFR atau LFG (laju filtrasi glomerulus).
Stadium 1 | minimal | 90–120 |
Stadium 2 | ringan sampai sedang | 60–89 |
Stadium 3 | sedang sampai berat | 30-59 |
Stadium 4 | berat | 16–29 |
Stadium 5 | Gagal ginjal, perlu dialisis atau transplantasi | 15 atau kurang |
Jika dilihat dari tanda dan gejalanya, maka kita tidak bisa mendapati adanya ciri-ciri penyakit ginjal stadium awal 1 dan 2. Di sinilah kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa ginjal mulai mengalami masalah. Gejala mulai muncul pada saat memasuki stadium 3, ketika fungsi ginjal mengalami penurunan derajat sedang hingga berat.
Stadium 3 dibagi menjadi dua berdasarkan GFR-nya; stadium 3A adalah 45-59 mL / menit, sedangkan untuk stadium 3B adalah 30-44 mL / menit. Karena fungsi ginjal menurun, produk limbah dapat menumpuk di dalam darah yang menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai “uremia.”
Seseorang yang berada di stadium 3 ini lebih berisiko mengembangkan komplikasi penyakit ginjal seperti tekanan darah tinggi, anemia (kekurangan sel darah merah) dan / atau penyakit tulang.
Adapun ciri-ciri penyakit ginjal stadium awal ini diantaranya:
1. Mudah Lelah
Ginjal melakukan fungsi penting tubuh seperti mengatur kandungan asam, kalium, dan kandungan garam. Penghapusan kotoran juga merupakan fungsi dari ginjal bersama dengan memproduksi vitamin D dan menyeimbangkan cairan tubuh. Ginjal juga menghasilkan hormon yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah.
Ketika fungsi ginjal ini mulai terganggu, maka tubuh pun akan mudah lelah dan lemas tidak seperti biasanya. Meskipun rasa lemah itu sering kali tidak terasa, terutama pada stadium awal.
2. Perubahan dalam buang air kecil
Biasanya tanda yang paling jelas dari gangguan ginjal adalah perubahan kebiasaan buang air kecil. Produksi urin adalah fungsi ginjal yang utama dan karena itu, ketika ada perubahan besar seperti: urin lebih sedikit, buang air kecil lebih sering, perubahan warna, urin berbusa, bau, rasa sakit saat berkemih, atau darah dalam urin, semua bisa menunjukkan adanya masalah pada ginjal.
3. Protein dalam Urine
Kerusakan ginjal akan menyebabkan protein dari darah bocor ke dalam urin, bersama dengan sel-sel darah. Kebocoran bisa terjadi sangat minimal sehingga tidak menimbulkan gejala berarti, namun jika berat dapat menyebabkan edema atau pembengkakan pada tubuh.
Oleh sebab itu, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tahunan, terutama pada orang yang memiliki faktor lain yang dapat berkontribusi pada penyakit ginjal seperti diabetes.
Baca: Sindrom Nefrotik, si Ginjal Bocor
4. Retensi Cairan (Edema)
Dampak dari bocornya protein darah, menyebabkan cairan dalam pembuluh darah tidak dapat dipertahankan. Sebagian cairan merembes ke luar dari pembuluh darahh dan masuk ke dalam jaringan. Akibatnya, terjadilah pembengkakan, yang paling sering pada kaki, perut, dan paru-paru yang menyebabkan sesak nafas (terutama pada stadium lanjut).
5. Nyeri Punggung bawah
Rasa sakit dari ginjal dapat dirasakan sebagai nyeri punggung bawah, tepatnya di bawah tulang rusuk, atau bahkan menjalar sampai ke perut. Gejala lain yang harus diperhatikan selain sakit punggung bawah adalah: perubahan rasa makanan, rasa metalik di mulut, kehilangan nafsu makan, kesulitan untuk berpikir jernih, pusing, sakit kepala, kelelahan, dan kulit gatal atau ruam.
Ingat, penyakit ginjal seringkali terdeteksi ketika kondisinya sudah lanjut dan menjadi sulit ditangani. Padahal jika terdeteksi pada stadium awal, maka hasil penanganannya akan jauh lebih baik.
Oleh sebab itu, jangan remehkan setiap gejala dan ciri-ciri penyakit ginjal stadium awal di atas, dan jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan secara rutin. Terutama bagi Anda yang berisiko tinggi, seperti pengidap diabetes, darah tinggi, dan lansia.
Bagaimana Memastikannya?
Selain melihat pengukuran GFR dan mengamati gejalanya, ada cara lain yang dilakukan untuk menentukan diagnosis status penyakit ginjal, yakni dengan pemeriksaan sebagai berikut:
- Ureum - Kreatinin, kadanya lebih tinggi dari kadar normal dalam darah
- Darah atau protein dalam urin
- Bukti kerusakan ginjal pada MRI, CT scan, ultrasound atau kontras X-ray
- Riwayat keluarga penyakit ginjal polikistik (PKD)
Bagaimana Mengobati Penyakit Ginjal Stadium Awal?
1. Makan makanan sehat
- Sertakan berbagai biji-bijian, buah-buahan segar dan sayuran.
- Pilih diet yang rendah lemak jenuh dan kolesterol.
- Batasi asupan makanan olahan dan makanan tinggi gula dan garam natrium.
- Pilih dan siapkan makanan yang rendah garam.
- Bidik berat badan yang sehat, konsumsi kalori yang cukup dan sertakan aktivitas fisik setiap hari.
- Jaga asupan protein dalam tingkat yang sehat, seperti yang direkomendasikan oleh dokter Anda.
- Konsumsi vitamin dan mineral seperti yang direkomendasikan oleh dokter.
2. Jaga tekanan darah pada tingkat yang sehat.
- 125/75 untuk mereka yang menderita diabetes
- 130/85 untuk non-diabetes dan non-proteinuria
- 125/75 untuk non-diabetes dengan proteinuria
3. Jaga gula darah atau diabetes agar terkendali.
4. Lakukan pemeriksaan rutin dengan dokter dan sertakan tes kreatinin serum untuk mengukur GFR.
5. Minum obat sesuai resep dokter.
6. Berolahraga secara teratur.
7. Berhentilah merokok.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.