Clambiotic 250mg: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 6 menit

Clambiotic adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, dan eradikasi Helicobacter pylori. Clambiotic mengandung zat aktif Clarithromycin, suatu antibiotik golongan macrolide yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif.

Berikut ini adalah informasi lengkap Clambiotic yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama :

Pabrik

Hexpharm Jaya

Golongan

Antibiotik ini hanya bisa digunakan melalui resep dokter

Kemasan

Clambiotic dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • dos 30 film coated caplet 250 mg

kandungan

setiap kemasan Clambiotic mengandung zat aktif sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Clarithromycin adalah antibiotik golongan macrolide yang mempunyai spektrum luas. Obat ini umumnya digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi pada saluran pernafasan atas dan bawah, juga infeksi kulit dan jaringan lunak. Antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif.
Clarithromycin adalah bakteriostatik yang bekerja dengan cara mengikat sub unit 50s dari ribosom bakteri sehingga menghambat translasi mRNA. Dengan demikian sistesis protein akan terganggu sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat.

Indikasi

Kegunaan Clambiotic (Clarithromycin) adalah untuk pengobatan infeksi oleh kuman yang peka terhadap antibiotik ini, seperti :

  • Infeksi saluran pernapasan (faringitis, tonsilitis, sinusitis, sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi akut bronkitis obstruktif kronik, otitis media akut, pneumonia).
  • Clambiotic (Clarithromycin) juga digunakan untuk mengobati penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak.
  • Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk eradikasi Helicobacter pylori, bakteri penyebab gastritis.

Kontra indikasi

  • Clambiotic (Clarithromycin) tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitifitas pada Clarithromycin dan antibiotika macrolide lainnya.
  • Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak.
  • Antibiotik ini sebaiknya tidak digunakan jika pasien memiliki masalah jantung atau sedang memakai obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah jantung tertentu (misalnya, perpanjangan QT atau bradycardia), atau terjadinya ketidakseimbangan elektrolit (misalnya, level kalium atau natrium yang rendah).
  • Tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki riwayat ikterus kolestatik atau disfungsi hati yang terkait dengan penggunaan antibiotik ini sebelumnya.
  • Tidak boleh digunakan oleh pasien yang sedang menggunakan obat-obat lain seperti, terfenadine, astemizole, pimozide, cisapride, ergotamine atau dihydroergotamine.

Efek Samping Clambiotic

Antibiotik ini secara umum bisa ditoleransi oleh sebagian besar orang. Namun obat ini juga memiliki berbagai efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping Clambiotic (Clarithromycin) yang pernah dilaporkan :

  • Kebanyakan efek samping Clambiotic (Clarithromycin) yang muncul adalah mual, muntah, diare, kembung, flatulensi, palpitasi, nyeri dada, dispepsia, dan nyeri pada perut.
  • Gangguan kemampauan membau dan rasa, stomatitis, glositis, perubahan warna lidah dan gigi, sakit kepala, insomnia, reaksi alergi (seperti ruam kulit dan anafilaktik) dan hasil tes fungsi hati yang abnormal juga dilaporkan terjadi akibat pemakaian obat ini.
  • Efek samping lain misalnya arthralgia, mialgia, hipoglikemia, leukopenia, trombositopenia, nefritis interstitial, kelemahan otot, agranulositosis, kadar serum amilase tinggi, perpanjangan QT, torsades de pointes, kekeruhan kornea, demam, infiltrasi paru oleh eosinofilia, delirium, halusinasi visual, dan juga pankreatitis.
  • Efek samping yang jarang terjadi seperti iritasi yang sangat ekstrem, halusinasi, kehilangan keseimbangan, mulut kering, panik dan mimpi buruk adalah efek samping lain dari Clambiotic (Clarithromycin) meskipun kejadiannya sangat jarang.
  • Efek samping yang berpotensi fatal, seperti : kegagalan hepatik, kolitis pseudomembran, anafilaksis, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, ruam obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (DRESS) sindrom dan Henoch-Schonlein purpura.

Perhatian

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan Clambiotic (Clarithromycin) :

  • Obat-obat antibiotik termasuk Clambiotic (Clarithromycin), hanya digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Jangan menggunakan antibiotik untuk mengobati penyakit infeksi virus seperti influenza dan penyakit infeksi virus lainnya.
  • Gunakan obat ini sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter, baik dosis maupun durasi penggunaanya. Jangan menghentikan pemakaian obat sebelum durasi pengobatan yang disarankan selesai karena bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan penyakit arteri koroner, insufisiensi jantung berat, hipomagnesemia, bradikardia (<50 bpm), penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, colitis pseudomembraneous, antibiotik colitis,
  • Penggunaan obat ini mungkin memperburuk gejala myasthenia gravis.
  • Hentikan penggunaan Clambiotic (Clarithromycin) jika terjadi superinfeksi.
  • Pertimbangkan manajemen dengan cairan, elektrolit, atau suplemen protein.
  • Hati-hati terhadap kemungkinan resistensi silang dengan obat macrolide lainnya, serta Lincomycin dan Clindamycin.
  • Hati-hati jika pasien adalah wanita hamil, ibu menyusui, anak berusia <6 bulan, dan orang lanjut usia.

Penggunaan Clambiotic oleh wanita hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Clarithromycin kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung Clarithromycin oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

interaksi obat

Berikut beberapa interaksi dengan obat lain jika diberikan secara bersamaan :

  • Jika Clambiotic (Clarithromycin) diberikan bersamaan dengan beberapa obat-obat jenis statin tertentu (jenis obat yang digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol serum darah), risiko efek samping meningkat, termasuk nyeri otot dan rhabdomyolysis.
  • Pasien pengguna calcium channel blocker (diltiazem, amlodipine, nifedipine) yang juga diberi Clambiotic (Clarithromycin) memiliki risiko lebih tinggi mengalami tekanan darah rendah, gagal ginjal, dan kematian.
  • Obat migrain ergotamine yang dipakai bersamaan dengan Clambiotic (Clarithromycin), memiliki resiko toksisitas akut yang meningkat, termasuk vasospasme dan iskemia ekstremitas.
  • Clambiotic (Clarithromycin) menghambat klirens carbamazepine sehingga meningkatkan konsentrasinya dalam plasma darah nyaris dua kali lipat, hal ini memicu gejala toksisitas dari carbamazepine, termasuk diplopia dan mual, serta hiponatremia.

Dosis Clambiotic

Clambiotic (Clarithromycin) diberikan dengan dosis berikut :

  • Faringitis, tonsilitis

Dewasa : 250 mg setiap 12 jam selama 10 hari.

Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.

  • Sinusitis maksilaris akut

Dewasa : 500 mg setiap 12 jam selama 14 hari.

Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.

  • Saluran pernafasan bawah

Dewasa : 250-500 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.

Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.

  • Eksaserbasi akut bronkitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae atau M.cattarhalis

250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.

Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.

  • Eksaserbasi akut bronkitis kronis yang disebabkan H.influenzae

500 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.

Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.

  • Pneumonia yang disebabkan Streptococcus pneumoniae dan M. pneumoniae

250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.

Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.

250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.

Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.

Dewasa : 500 mg 2 x sehari, dalam kombinasi dengan antibakteri lain dan salah satu dari obat-obat Penghambat Pompa Proton (omeprazole, Lansoprazole) atau H2-reseptor antagonis (cimetidine, ranitidine) selama 7-14 hari.

Anak : ≥1 tahun 7,5 mg / kg berat badan, 2 x sehari. Dapat diberikan dalam kombinasi dengan antibakteri lain dan Penghambat Pompa Proton selama 7 hari.

Terkait

  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Clarithromycin
  • Merk-merk obat yang termasuk antibiotik  macrolide, derivat

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Biaxin Filmtab (clarithromycin) tablets, for oral use; Biaxin XL Filmtab (clarithromycin extended-release tablets), for oral use; Biaxin Granules (clarithromycin) for oral suspension. (2017). (https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/050662s058,050698s038,050775s026lbl.pdf)
clarithromycin. University of Michigan | Michigan Medicine. (https://www.uofmhealth.org/health-library/d00097a1)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app