Clematis adalah tanaman herbal yang bagian daun dan bunganya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Mulai dari nyeri sendi (rematik), sakit kepala, varises, sifilis, asam urat, penyakit tulang, hingga retensi cairan.
Beberapa orang menggunakan Clematis langsung ke kulit untuk mengobati lecet, luka, atau bisul pada kulit. Manfaat ini berasal dari adanya bahan kimia tertentu dalam bunga Clematis yang disinyalir mampu mengatasi iritasi kulit. Terutama pada saat menggunakan bunga Clematis yang dihancurkan.
Clematis memiliki sifat antiinflamasi, sitotoksik, dan antimikroba yang membantu mengurangi peradangan. Kombinasi sifat-sifat tersebut mampu menghambat produksi zat sitokin proinflamasi dan enzim siklooksigenase (COX).
Enzim siklooksigenase adalah enzim yang berperan dalam pembentukan prostanoid (termasuk tromboksan) dan prostaglandin (termasuk prostasiklin). Ekstrak etanol dari bunga Clematis dapat mengambat COX-1, COX-2, dan senyawa 5-lipoksigenase. Dengan menghambat enzim COX, maka gejala peradangan dan nyeri tubuh akan berkurang secara perlahan.
Mengenai Clematis
Golongan
-
Kemasan
Ekstrak dan teh
Kandungan
- Alkaloid
- Glikosida
- Saponin
- 15% protein
- 14% lemak
- Anemonin
- Asam palmitat
- 3-hidroksil-4-metoksilbenzaldehida
Manfaat Clematis
Daun dan bunga Clematis dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah berikut ini:
- Nyeri sendi (rematik)
- Sakit kepala
- Varises
- Sifilis
- Asam urat
- Penyakit tulang
- Penyakit kulit
- Retensi air
- Bisul, luka, atau lecet pada kulit
Namun memang, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat Clematis bagi kesehatan.
Efek samping Clematis
Pada dasarnya, penggunaan daun atau bunga Clematis yang masih segar cenderung tidak aman. Pasalnya, hal ini dapat menyebabkan kolik, diare, dan iritasi parah pada lambung, usus, dan saluran kemih.
Clematis juga tidak aman digunakan pada kulit. Semakin lama ditempelkan pada kulit, Clematis dapat mengakibatkan luka bakar dan kulit melepuh. Proses penyembuhannya pun cenderung lama.
Sementara untuk Clematis dalam bentuk kering, belum ada penelitian medis yang membuktikan keamanannya secara oral maupun saat dioleskan pada kulit. Bila Anda mengalami salah satu atau beberapa efek samping Clematis, segera konsultasikan ke dokter terdekat.
Dosis Clematis
Dosis Clematis berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari usia dan kondisi kesehatan pasien. Namun, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup mengenai dosis Clematis yang aman dan tepat.
Penting diketahui bahwa tidak semua produk alami alias herbal tergolong aman. Pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk yang tertera pada label kemasan. Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter atau apoteker sebelum menggunakan Clematis sebagai obat herbal.
Interaksi Clematis
Belum ditemukan kemungkinan interaksi Clematis dengan obat-obatan lainnya. Beri tahukan dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi untuk mencegah potensi interaksi obat.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan Clematis adalah sebagai berikut:
- Ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak tidak disarankan untuk menggunakan Clematis, baik secara oral maupun dioleskan pada kulit. Belum ada penelitian yang membuktikan keamanannya.
- Clematis tidak bisa menggantikan obat-obatan yang diberikan dokter. Hindari menggunakan Clematis tanpa pengawasan dokter maupun ahli herbal.