Combantrin adalah obat untuk mengatasi infeksi cacing di saluran cerna. Beberapa jenis cacing yang kerap menginfeksi tubuh, antara lain cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang serta beberapa jenis lainnya dapat dibasmi dengan Combantrin. Kandungan bahan aktif pirantel pamoat pada Combantrin diketahui dapat mempengaruhi kerja otot dan menyebabkan kelumpuhan pada cacing.
Obat yang pertama kali ditemukan dan diproduksi oleh Pfizer ini merupakan golongan obat bebas terbatas yang dapat dikonsumsi tanpa atau dengan resep dari dokter. Meskipun cukup aman, penggunaan obat ini tetap harus sesuai aturan karena mungkin menimbulkan efek samping.
Mengenai Combantrin
Golongan
Obat bebas terbatas (antihelmintik)
Kandungan
Pirantel pamoat
Kemasan
- Combantrin sirup kering 125 gr/5 ml & 250 mg/5 ml
- Combantrin tablet 125 mg dan 250 mg
Manfaat Combantrin
Combantrin digunakan untuk mengatasi infeksi di saluran pencernaan yang disebabkan oleh parasit cacing dari jenis:
- Cacing kremi (Enterobius vermicularis).
- Cacing tambang (Ancylostoma duodenale).
- Cacing gelang (Ascaris lumbricoides).
- Cacing tambang (Necator americanus).
- Cacing Trichostrongyfus colubriformis dan Trichostrongylus orientalls.
Obat cacing ini dapat digunakan untuk mengatasi salah satu dari jenis cacing di atas atau kombinasi dari beberapa jenis cacing tersebut.
Mekanisme Kerja
Cara kerja Combantrin dapat dilihat dari kandungan bahan aktifnya yang berupa pirantel pamoat. Senyawa obat ini merupakan bentuk garam dari pirantel dengan kombinasi 34,7 % basis pirantel dengan asam pamoat. Memiliki sifat yang mirip dengan agen penghambat neuromuskular yang bekerja secara kompetitif ataupun secara depolarisasi.
Pirantel bekerja dengan memicu pelepasan asetilkolin, menghambat kolinestrase, dan menstimulasi neuron ganglionik. Senyawa obat ini akan menghambat neuromuskular cacing secara depolarisasi sehingga membran otot-otot cacing akan mengalami penegangan sehingga menjadikannya lumpuh atau mati dan kemudian melepaskan diri dari saluran cerna.
Efek Samping Combantrin
Combantrin umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Mual
- Muntah
- Hilang nafsu makan (anoreksia)
- Sakit kepala
- Mengantuk
- Banyak berkeringat atau berkeringat dingin
- Ruam kulit
- Pruritus
- Urtikaria
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat Combantrin. Penderita yang diketahui memiliki kondisi riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap kandungan obat ini dilarang mengonsumsi Combantrin.
Efek Overdosis Combantrin
Belum ada data yang menunjukkan adanya efek overdosis penggunaan Combantrin pada manusia. Sementara uji di laboratorium pada hewan percobaan menunjukkan LD50 pada tikus dengan dosis 535 mg/kg.
Mengacu pada fakta tersebut, kemungkinan overdosis dapat terjadi jika obat ini dikonsumsi dalam jumlah yang sangat banyak dan gejala yang ditimbulkan dapat berupa mual, muntah, diare, sakit kepala dan ruam kulit. Segera bawa ke unit kesehatan terdekat jika kondisi tersebut terjadi.
Dosis Combantrin
Combantrin tersedia dalam bentuk sediaan suspensi (sirup kering) dan tablet dengan kekuatan dosis sebagai berikut:
- Combantrin suspensi: dosis 125 mg/5 ml dan dosis 250 mg/5 ml (satu sendok takar).
- Combantrin tablet: dosis 125 mg dan 250 mg per tablet.
Dosis yang tepat harus sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan kondisi kesehatan menyeluruh. Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
Dosis Combantrin sirup 125 mg/5 ml untuk mengatasi cacingan
- Dosis dewasa: 1 kali sehari sebelum atau setelah makan 3 - 4 sendok takar (satu sendok takar 5 ml) sekali minum.
- Dosis anak-anak:
- Umur 2 - 6 tahun: 1 kali sehari 1 - 2 sendok takar sekali minum.
- Umur 6 - 12 tahun: sekali sehari 2 - 3 sendok takar sekali minum.
- Umur > 12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Dosis Combantrin tablet untuk mengatasi cacingan
- Dosis dewasa: untuk tablet 250 mg 1 ½ - 2 tablet sekali minum, sekali sehari atau untuk tablet 125 mg 3 - 4 tablet sekali minum sekali sehari.
- Dosis anak-anak:
- Umur 2 - 6 tahun: dosis 250 mg, ½ - 1 tablet sekali minum, sekali sehari. Untuk dosis 125 mg, 1 - 2 tablet sekali minum sekali sehari.
- Umur 6 - 12 tahun: dosis 250 mg, 1 - 1 ½ tablet sekali minum, 1 kali sehari. Sementara dosis 125 mg, 2 - 3 tablet sekali minum, sekali sehari.
Petunjuk Penggunaan:
- Gunakanlah obat ini sebelum atau setelah makan. Penuhi kebutuhan air setelahnya dan tidak perlu ada pantangan makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Tidak perlu menggunakan obat pencahar untuk membantu mempercepat pengeluaran feses.
Interaksi Combantrin
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang dikonsumsi dan beritahukan kepada dokter sebelum menggunakan Combantrin.
Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan Combantrin, di antaranya:
- Obat ini dapat meningkatkan kadar obat dyophilline atau teofilin jika dikonsumsi bersamaan.
- Penggunaan bersamaan dengan obat piperazine dapat menyebabkan efek antagonis yang menurunkan efektivitas obat.
Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan Combantrin, harap perhatikan hal-hal di bawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap kandungan obat ini.
- Sebaiknya tidak memberikan obat Combantrin pada anak-anak kurang dari 2 tahun karena keamanan penggunaannya belum diketahui.
- Hati-hati penggunaan pada penderita anemia, gangguan fungsi hati atau malnutrisi karena akan memperburuk kondisinya.
Bolehkah Combantrin untuk ibu hamil dan menyusui?
- Kandungan Combantrin berupa pirental pamoat digolongkan dalam kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi bahan obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaan pada wanita hamil sebaiknya dihindari atau hanya jika sangat dibutuhkan saja.
- Belum banyak data yang menunjukkan efek obat ini pada ibu menyusui, jika pun terekskresi ke dalam ASI jumlahnya hanya sedikit dan dianggap tidak terlalu mempengaruhi ibu menyusui dan bayinya. Namun untuk keamanan konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat-obatan selama menyusui.
Artikel terkait: