Comsporin adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi saluran kemih (isk) dan kelamin. Comsporin mengandung Cefixime, antibiotik golongan cephalosporin generasi ketiga yang aktif terhadap bakteri gram negatif mapun gram positif.
Berikut ini adalah informasi lengkap Comsporin yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Comsporin
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Comsporin dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 3 x 10 capsul 100 mg
- botol 30 mL syrup kering
Kandungan
Comsporin mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Cefixime 100 mg/capsul
- Cefixime 100 mg/5 mL syrup kering
Manfaat Comsporin
Kegunaan Comsporin (Cefixime) adalah untuk mengobati sejumlah infeksi bakteri seperti di bawah ini :
- Infeksi saluran pernafasan : Otitis media yang disebabkan oleh H. influenzae, M. catarrhalis dan S. pyogenes, faringitis dan tonsillitis yang disebabkan oleh S. pyogenes, bronkitis akut dan bronkitis kronik eksaserbasi akut yang disebabkan oleh S. pneumoniae dan H. influenzae. Antibiotik ini digunakan juga untuk mengobati community acquired pneumonia yang disebabkan oleh S. pneumoniae, H. influenzae, M. catarrhalis, E.coli, H. parahaemolyticus, dan H. parainfluenzae.
- Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh E. coli dan P. mirabilis.
- Infeksi kulit (misalnya selulitis), serta infeksi tulang dan sendi.
- Pengobatan demam tifoid pada anak yang disebabkan oleh S. typhi yang telah resisten terhadap berbagai antibiotik lainnya.
- Comsporin (Cefixime) digunakan sebagai antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik golongan penicillin.
Efek Samping Comsporin
Berikut adalah efek samping Comsporin (Cefixime) yang mungkin terjadi :
- Efek samping yang paling umum dari antibiotik cephalosporin oral adalah gangguan pencernaan termasuk mual, muntah, dan diare.
- Reaksi hipersensitivitas termasuk ruam kulit, urtikaria, demam, gatal, angioedema, edema wajah, kesulitan bernapas, kulit merah, melepuh, bengkak, dan mengelupas, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik.
- Pseudomembranous colitis dan Clostridium difficile juga telah dilaporkan pada penggunaan antibiotik ini.
- Antibiotik cephalosporin bisa juga menyebabkan anemia aplastik dan anemia hemolitik pada bebearapa kasus.
- Efek samping Comsporin (Cefixime) pada organ hati seperti hepatitis dan kenaikan sementara SGPT, SGOT, dan alkali fosfatase. Antibiotik golongan cephalosporin telah dikaitkan dengan terjadinya disfungsi hati termasuk kolestasis.
- Efek samping pada sistem saraf seperti sakit kepala, pusing, mengantuk, dan kejang.
- Jika tanda–tanda reaksi alergi terjadi segera hentikan pengobatan dan hubungi pihak medis karena dapat terjadi shock anafilaksis yang bisa berakibat fatal.
- Kebanyakan obat antibiotik termasuk Comsporin (Cefixime) dapat menyebabkan diare, yang bisa saja merupakan tanda dari infeksi baru. Jika diare terjadi sangat berat misalnya berair atau memiliki darah di dalamnya, segera hubungi dokter Anda. Jangan menggunakan obat untuk menghentikan diare kecuali atas petunjuk dokter
Dosis Comsporin
Comsporin (Cefixime) diberikan dengan dosis :
- Dewasa 200-400mg/hari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi
- Anak lebih dari 6 bulan ; 8mg/kg BB /hari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi
- Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama dan tidak sesuai dengan indikasi dapat berisiko terjadinya kekebalan (resistensi) dan kondisi infeksi bakteri atau jamur tambahan superinfeksi
- Dosis pada anak harus didasarkan pada berat badan dengan berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter
Interaksi obat
Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
- Probenesid menghambat sekresi Comsporin (Cefixime) sehingga meningkatkan konsentrasi obat ini dalam tubuh dan meningkatkan potensi terjadinya efek samping.
- Jika Comsporin (Cefixime) diberikan bersamaan dengan carbamazepine dapat meningkatkan konsentrasi carbamazepine dalam plasma sehingga meningkatkan efek farmakologinya.
- Pemberian Comsporin (Cefixime) bersama antikoagulan (misalnya warfarin) akan meningkatkan protrombin time (dengan atau tanpa perdarahan).
- Nifedipin dan salicylat dapat menigkatkan konsentrasi Comsporin (Cefixime) dalam plasma darah sehingga efeknya akan meningkat.
- Vaksin BCG atau vaksin tifoid hidup akan menurun efektivitasnya jika diberikan bersama Comsporin (Cefixime).
Kontraindikasi
Penggunaan antibiotik ini harus dihindari pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas (alergi) pada Cefixime dan antibiotik golongan cephalosporin lainnya.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan antibiotik Comsporin (Cefixime) adalah sebagai berikut :
- Hati-hati memberikan Comsporin (Cefixime) pada penderita dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.
- pengamatan yang teliti perlu dilakukan pada pasien dengan gejala defisiensi Vitamin K.
- Pemakaian oleh ibu menyusui belum ada data, tetapi biasanya pihak produsen obat - obat dengan kandungan Comsporin (Cefixime) merekomendasikan untuk tidak menggunakan obat ini selama menyusui.
- sebaiknya Comsporin (Cefixime) tidak digunakan untuk bayi berumur kurang dari 6 bulan karena efektivitas dan keamanan penggunaan antibiotik ini belum dapat dipastikan, .
- Comsporin (Cefixime) harus digunakan sesuai dengan rekomendasi dokter, tetap lanjutkan terapi meskipun anda sudah merasa sembuh. Hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap Comsporin (Cefixime).
- untuk pasien Diabetes : Comsporin (Cefixime) dapat menyebabkan hasil tes untuk glukosa urin atau keton urin menjadi salah. informasikan kepada petugas laboratorium jika anda melakukan tes selama mengkonsumsi Comsporin (Cefixime). konsultasikan dengan dokter anda sebelum Anda mengubah diet Anda atau dosis obat diabetes Anda.
- Comsporin (Cefixime) tidak digunakan untuk mengobati infeksi oleh virus seperti flu.
Penggunaan Comsporin oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Cefixime kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :
penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin tetapi tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil secara terkontrol. Penelitian pada hewan secara terkontrol tidak menunjukkan efek buruk pada janin (kecuali penurunan kesuburan). Belum ada Penelitian pada wanita hamil secara terkontrol yang menunjukkan risiko pada janin pada trimester berapapun.
Penelitian pada hewan tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Oleh karena belum ada penelitian klinis yang memadai dan terkendali dengan baik pada ibu hamil, pemakaian obat-obat yang mengandung Cefixime selama kehamilan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.