Cordizem adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi, angina pektoris, dan beberapa jenis aritmia. Cordizem mengandung diltiazem, obat yang termasuk ke dalam golongan calcium channel blockers.
Berikut ini adalah informasi lengkap cordizem yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
pabrik
kimia farma
golongan
Harus dengan resep dokter
kemasan
Cordizem dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 5 x 10 tablet 30 mg
- dos 5 x 10 tablet 60 mg
kandungan
tiap kemasan cordizem mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Diltiazem 30 mg/tablet
- Diltiazem 60 mg/tablet
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Diltiazem adalah obat yang digunakan sebagai anti hipertensi, mengobati angina pektoris, dan beberapa jenis aritmia. Obat ini termasuk ke dalam golongan calcium channel blockers. Diltiazem biasanya dipilih jika pasien tidak bisa diberikan obat-obat anti hipertensi golongan beta blocker.
Indikasi
Kegunaan Cordizem (diltiazem) adalah sebagai berikut :
- Mengobati angina pektoris, terapi profilaksis angina pektoris varian, dan angina karena kejang arteri koroner.
- Untuk mengobati hipertensi ringan sampai sedang, baik sebagai terapi tunggal maupun kombinasi dengan anti hipertensi lainnya.
Kontra indikasi
- Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang mempunyai riwayat hipersensitif terhadap diltiazem atau obat-obat yang termasuk golongan calcium channel blockers lainnya.
- Cordizem (diltiazem) tidak boleh diberikan pada penderita gagal jantung kongestif, karena bisa menyebabkan perburukan klinis.
- Pasien yang mengalami syok kardiogenis (sirkulasi darah yang tidak normal karena ventrikel jantung tidak berfungsi optimal), stenosis aorta (penyempitan pada saluran keluar ventrikel kiri jantung), blokade AV derajat 2 atau 3 (kecuali jika digunakan pacu jantung), atau menderita angina yang tidak stabil jangan menggunakan obat ini.
- Kontraindikasi pada pasien penderita sindrom penyakit sinus (sinus bradikardi, sinus ares, sinus atrial)
- Obat ini juga dikontraindikasikan untuk penderita tekanan darah rendah (< 90/60 mmHg), ibu menyusui dan wanita hamil.
Efek Samping
Berikut adalah beberapa efek samping Cordizem (diltiazem) yang bisa terjadi :
- Efek samping yang sering terjadi : sakit kepala, kelelahan, pusing, mengantuk, mual, nyeri perut, rasa panas dan kemerahan pada wajah, palpitasi, bradikardi, blokade sinoatrial, blokade AV, jantung berdebar, somnolensi, termasuk edema perifer (terutama pada pergelangan kaki).
- Efek samping seperti kelainan pada darah, impotensi, depresi, insomnia, takikardia, ruam kulit (termasuk eritema multiforme dan torn dermatitis), fotosensitif dan penyakit kuning terjadi sangat jarang namun akan berakibat fatal bila terjadi. Oleh karena itu pemakaian obat ini harus dengan pengawasan dokter.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama penggunaan cordizem (diltiazem) adalah sebagai berikut :
- Hati-hati menggunakan obat ini pada penderita dengan gangguan fungsi hati, ginjal terutama gagal ginjal, gagal jantung kongestif, blokade AV derajat satu, perpanjangan interval PR, dan pasien lanjut usia.
- Pengurangan dosis mungkin diperlukan bagi pasien yang memiliki gangguan hati dan ginjal.
- Jangan menggunakannya tanpa resep dokter atau melebihi dosis yang dianjurkan karena penyakit-penyakit seperti angina dan infark miokardial akut dapat memburuk secara cepat saat awal pemakaian dan peningkatan dosis secara tidak tepat.
- Penghentian pemakaian obat secara tiba-tiba bisa meningkatkan frekuensi dan durasi nyeri dada. Lakukan penghentian secara bertahap dengan pengawasan dokter.
- Obat ini menyebabkan pusing dan mengantuk. Jangan menyalakan mesin atau mengendarai kendaraan saat menggunakan obat ini.
- Diltiazem diekskresikan ke dalam air susu ibu (ASI). Jika anda ibu menyusui, sebaiknya dipilih obat yang lebih aman. Jika tidak ada obat pilihan lain, pemakaian obat harus diberikan jarak yang cukup.
Penggunaan oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan diltiazem kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan acuan keamanan obat pada manusia, fakta bahwa obat ini terbukti memiliki efek buruk terhadap janin hewan harus menjadi perhatian serius. Jika tidak benar-benar dibutuhkan atau masih bisa menggunakan obat lain yang lebih aman, penggunaan Cordizem (diltiazem) oleh wanita hamil sebaiknya tidak dilakukan.
interaksi obat
Berikut beberapa interaksi obat yang mengandung diltiazem seperti Cordizem dengan obat-obat lain jika diberikan secara bersamaan :
- Diltiazem meningkatkan konsentarsi plasma obat-obat berikut : teofilin, takrolimus, sirolimus, buspiron, midazolam, karbamazepin, ivabradin, imipramin, dan digoksin.
- Meningkatkan resiko terjadinya miopati jika diberikan bersamaan dengan simvastatin.
- Rifampisin mempercepat metabolisme diltiazem sehingga mengurangi efektivitasnya.
- Jika diberikan bersamaan dengan nifedipin, konsentrasi kedua obat meningkat.
Dosis Cordizem
Cordizem (diltiazem) diberikan dengan dosis berikut :
- Dosis untuk artimia
dewasa, oral : 3 x sehari 60 mg. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai 360 mg/hari, disesuaikan dengan usia dan gejala.
- Dosis untuk angina varian
dewasa, oral : 1 x sehari 100 mg. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai 1 x sehari 200 mg, disesuaikan dengan usia dan gejala.
- Dosis untuk hipertensi ringan dan sedang
dewasa, oral : 1 x sehari 100-200 mg.
Terkait
- merk-merk obat dengan kandungan zat aktif diltiazem
- Obat yang termasuk calcium channel blockers