Apakah Cotard Delusion itu?
Cotard Delusion atau delusi Cotard merupakan kondisi langka yang jarang terjadi. Penderita Cotard Delusion memiliki keyakinan yang keliru di mana mereka merasa bahwa bagian tubuhnya dalam keadaan sekarat bahkan merasa mereka sudah mati.
Cotard Delusion atau yang juga dikenal dengan sebutan Walking Corpse Syndrome (WCS) biasanya terjadi bersamaan dengan beberapa gangguan mental lainnya maupun depresi berat.
Mengenai Cotard Delusion
Penyebab Cotard Delusion
Belum diketahui apa yang menyebabkan terjadinya Cotard Delusion, tetapi ada beberapa faktor risiko yang mungkin dapat menjadi penyebabnya.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, penderita Cotard Delusion rata-rata berusia 50 tahun. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pula pada anak-anak dan remaja. Sementara penderita Cotard Delusion usia di bawah 25 tahun cenderung mengalami depresi bipolar. Selain itu, Cotard Delusion juga lebih banyak terjadi pada wanita. Cotard Delusion dan Capgras Syndrome juga dapat muncul secara bersamaan.
Berikut ini adalah beberapa kondisi kesehatan mental lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami Cotard Delusion:
- Gangguan bipolar
- Depresi pasca persalinan
- Katatonia
- Gangguan depersonalisasi
- Gangguan disosiatif
- Depresi psikotik
- Skizofrenia
Cotard Delusion juga memiliki kaitan dengan kondisi neurologis tertentu, termasuk:
- Infeksi otak
- Tumor otak
- Demensia
- Epilepsi
- Migrain
- Multiple sclerosis
- Penyakit Parkinson
- Stroke
- Cedera otak traumatis
Gejala Cotard Delusion
Gejala utama Cotard Delusion adalah nihilisme, yang merupakan keyakinan bahwa tidak ada yang memiliki nilai atau makna. Ini juga termasuk keyakinan bahwa tidak ada yang benar-benar ada. Orang yang mengalami Cotard Delusion merasa seolah-olah mereka mati atau membusuk. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin merasa seperti mereka tidak pernah ada.
Gejala Cotard Delusion antara lain:
- Kegelisahan
- Halusinasi
- Keadaan murung/hypochondria
- Rasa bersalah
- Suka melukai diri sendiri
Pencegahan Cotard Delusion
Dikarenakan penyebab Cotard Delusion belum diketahui secara pasti, maka sampai saat ini belum ditemukan cara pencegahan yang tepat untuk menghindari kondisi ini.
Walaupun begitu, Cotard Delusion merupakan kondisi gangguan mental yang serius walaupun jarang terjadi sehingga jika mengalami gejala-gejala Cotard Delusion sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter agar dapat ditangani dengan tepat.
Pengobatan Cotard Delusion
Cotard Delusion biasanya terjadi bersamaan dengan kondisi lain sehingga metode pengobatannya dapat bervariasi dan dilakukan antara campuran terapi dan obat-obatan. Tetapi berdasarkan penelitian yang ditemukan, terapi electroconvulsive (ECT) adalah metode yang paling umum dilakukan dan dapat digunakan juga untuk mengobati depresi berat.
Terapi ECT bekerja dengan mengalirkan arus listrik kecil melalui otak sehingga menimbulkan kejang kecil ketika berada di bawah pengaruh bius total. Terapi ini juga dapat menimbulkan beberapa risiko potensial, termasuk kehilangan ingatan, kebingungan, mual, dan nyeri otot.
Metode pengobatan lain yang dapat dilakukan antara lain:
- Antidepresan
- Antipsikotik
- Penstabil suasana hati
- Psikoterapi
- Terapi perilaku
Ketika seseorang mengalami Cotard Delusion ada beberapa hal yang dapat timbul, seperti
- Tidak merawat diri atau berhenti mandi. Ini dapat menimbulkan masalah kulit dan gigi yang juga menyebabkan orang-orang di sekitar menjauhkan diri
- Berhenti mengonsumsi makanan dan minuman karena mereka merasa tidak membutuhkannya, sehingga menyebabkan kekurangan gizi dan kelaparan
- Upaya bunuh diri juga umumnya terjadi pada penderita Cotard Delusion, karena dianggap sebagai cara pembuktian bahwa mereka sudah mati dan tidak akan mati lagi
- Penderita Cotard Delusion merasa terjebak dalam tubuh dan kehidupan yang tampaknya tidak nyata
Dok ada yg mau saya tanyakan, seminggu belakngan ini saya sering capek & sesak napas, apalg klo telat makan sesak napasnya makin berasa, mhn pnjelasannya ya Dok, ini gejala apa....TKS