Cyclobenzaprine Merupakan obatan untuk relaksasi otot digunakan untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang diakibatkan oleh keseleo atau cedera otot lainnya.
Cyclobenzaprine bekerja pada sistem saraf pusat dengan cara menghalangi impulsi saraf atau sensasi nyeri yang dikirim ke organ otak pasien. Biasanya obat ini diresepkan dokter bersamaan dengan terapi fisik dan istirahat untuk mengobati kondisi otot seperti nyeri atau cedera.
Cyclobenzaprine digolongkan sebagai obat antidepresan sehingga pengunaannya harus dengan pengawasan dokter.
Efek samping Cyclobenzaprine
Sama seperti obat lainnya, Cyclobenzaprine juga dapat menimbulkan efek pada beberapa pasien. Segera hentikan pengobatan Cyclobenzaprine jika pasien mengalami reaksi alergi dan hubungi bantuan medis terdekat.
Reaksi alergi serius dapat berupa namun tidak terbatas pada:
- Ruam kemerahan
- Kesulitan bernapas
- Pusing yang berat
- Bengkak pada wajah, lidah dan tenggorokkan
Beberapa efek samping yang sering ditemui antara lain:
- Mulut kering
- Pusing
- Kantuk
- Konstipasi atau sembelit, rasa tidak nyaman di perut, mual
- Kelelahan
Namun jika efek samping tidak kunjung membaik atau bahkan memburuk, segera hubungi tenaga medis terdekat.
Beberapa efek samping cukup serius yang mungkin mucul adalah:
- Nyeri dada
- Masalah buang air kecil
- Perubahan suasana hati atau perubahan mental yang tidak wajar seperi kebingungan atau halusinasi
- Ritme jantung yang tidak biasa atau terlalu cepat
- Demam
- Kejang
- Mati rasa mendadak atau kelemahan, gagap atau sulit bicara, masalah keseimbangan
Dosis Cyclobenzaprine
Pemberian dosis Cyclobenzaprine disesuaikan dengan diagnosa dokter kepada pasien, dokter mungkin menambah atau mengurangi dosis secara berkala untuk mendapatkan hasil terbaik.
Umumnya Cyclobenzaprine dikosumsi sekitar 2-3 minggu. Ikuti petunjuk yang ada pada label kemasan, jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter.
Jika selama 3 minggu, kondisi pasien tidak membaik atau bahkan memburuk, segera hubungi dokter.
Jika pasien terlupa mengosumsi obat sesuai jadwal yang ditentukan, jangan menggandakan dosis pada jadwal minum obat berikutnya.
Jika terjadi kelebihan dosis, pasien wajib segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Interaksi dengan obat lain
Selain dengan obat MAO inhibitor, Cyclobenzaprine juga mungkin dapat berinteraksi dengan obat OTC (Over-The-Counter), vitamin, produk herbal, terutama obat yang memberikan efek kantuk. Pasien wajib memberitahukan dokter semua obat, vitamin dan produk herbal yang sedang dikosumsi, terutama:
- Verapamil
- Tramadol
- Meperidine
- Bupropion
- Obat bronchodilator asthma
- Obat deman yang mengandung antihistamine
- Obat untuk mengobati penyakit overactive bladder (OAB)
- MAO inhibitor
- Obat antidepresan atau anti gelisah
- Obat untuk mengobati kelebihan asam lambung
Beberapa obat lain juga mungkin dapat berinteraksi dengan Cyclobenzaprine dan menyebabkan serotonin syndrome yang dapat membahayakan jiwa pasien. Untuk memastikan caman untuk dikosumsi, pasien wajib memberitahu dokter mengenai riwayat penyakit, alergi dan obat yang sedang dikosumsi.
Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Penggunaan Cyclobenzaprine
Pasien tidak boleh menggunakan Cyclobenzaprine apabila memiliki riwayat alergi terhadap Cyclobenzaprine atau pasien:
- Memiliki riwayat serangan jantung
- Memiliki gagal jantung kongestif, gangguan irama jantung, penyumbatan antrioventricular
- Hipertiroidisme (hyperthyroidism)
Jangan menggunakan Cyclobenzaprine jika pasien dalam pengobatan MAO inhibitor selama kurun waktu 14 hari belakangan. MAO inhibitor termasuk selegiline, rasagiline, phenelzine, linezolid, isocarboxazid dan tranylcypromine. Interaksi obat dapat mengancam jiwa pasien.
Pasien wajib memberitahukan dokter jika sedang mengosumsi obat stimulasi, obat opioid, produk herbal atau jenis obat depresi , penyakit mental, penyakit Parkinson, sakit kepala migrai, obat pencegah muntah dan mual, atau obata infeksi serius.
Konsultasikan kepada dokter jika mungkin pasien harus merubah jadwal konsumsi obat.
Untuk memastikan bahwa Cyclobenzaprine aman digunakan, pasien disarankan untuk memberitahu dokter jika memiliki riwayat:
- Glaukoma
- Pembesaran prostat
- Masalah urinasi
- Penyakit organ hati
- Penyakit tiroid
Cyclobenzaprine tidak boleh digunakan untuk pasien dibawah usia 15 tahun. Sedangkan belum diketahui apakah Cyclobenzaprine dapat membahayakan janin dalam kandungan, beritahu dokter jika pasien sedang atau berencana untuk hamil.
Belum diketahui apakah Cyclobenzaprine dapat disalurkan melalui ASI namun beberapa studi menunjukkan bahwa beberapa obat serupa terbukti dapat disalurkan melalui ASI sehingga Ibu menyusui juga kemungkinan tidak boleh mengosumsi Cyclobenzaprine, tanyakan dokter lebih lanjut mengenai resiko yang mungkin ada.