Belakangan ini, media sosial santer membicarakan soal 0G alias zero gravity. Perbincangan ini bermula dari unggahan video Captain Vincent Raditya yang menantang beberapa artis Indonesia untuk merasakan sensasi zero gravity pada pesawat Cessna 172.
Bila diperhatikan, orang-orang yang merasakan sensasi zero gravity akan reflek berteriak, kemudian merasa mual, pusing, bahkan ingin muntah setelah kembali mendarat. Hal ini menimbulkan pro kontra dari masyarakat, bahkan katanya bisa membahayakan jantung. Lantas dari segi medis, apakah zero gravity memang berbahaya bagi kesehatan? Mari simak ulasannya berikut ini.
Seperti apa rasanya zero gravity?
Zero gravity adalah sensasi hilangnya gravitasi bumi yang membuat kita seolah-olah melayang di udara. Berbeda dengan saat kita berada di bumi, kita bisa berpijak di atas tanah karena ada gaya gravitasi di pusat pumi yang menarik tubuh kita.
Bayangkan seperti saat Anda sedang menaiki roller coaster dengan kecepatan tinggi. Ketika melewati lintasan roller coaster yang berputar 360 derajat, tubuh Anda akan terasa melayang dari kursi selama satu detik, sebelum akhirnya kembali menyentuh kursi roller coaster. Pada saat itulah, Anda merasakan sensasi zero gravity selama satu detik.
Gravitasi bukan hanya sekadar gaya alami, tapi juga menjadi berperan penting dalam mengirim sinyal-sinyal ke tubuh. Dalam kondisi normal, otot dan tulang akan melawan gaya gravitasi supaya tubuh bisa bergerak dan berfungsi dengan baik.
Misalnya saja, tulang belakang dan kaki akan bergerak melawan gaya gravitasi supaya bisa menopang tubuh bagian atas. Dengan begitu, Anda bisa menggerakkan tubuh dan berjalan dengan leluasa.
Ketika dikelilingi oleh zero gravity, tarikan gravitasi pada tubuh akan hilang sehingga tubuh mulai kehilangan bobot. Tubuh merasa tidak perlu lagi bekerja ekstra untuk melawan gaya gravitasi bumi. Akibatnya, tubuh terasa lebih ringan sehingga Anda bisa bergerak dengan usaha seminim mungkin.
Dampak zero gravity bagi kesehatan
Sebenarnya, mengalami sensasi zero gravity mungkin tidak langsung memberikan efek berbahaya pada tubuh, apalagi hanya sekali saja. Walaupun terasa menantang, sensasi zero gravity ternyata bisa berdampak bagi kesehatan.
Saat naik roller coaster, Anda memang hanya akan mengalami sensasi nol gravitasi hanya satu detik. Namun jangan salah, banyak orang yang langsung merasa pusing dan mual setelahnya. Kenapa begitu?
Tubuh manusia terdiri dari cairan yang 60%-nya menumpuk di tubuh bagian bawah. Ketika berada dalam suasana zero gravity, cairan tubuh yang semula berada di bawah tubuh akan bergerak naik.
Akibatnya, fungsi organ-organ tubuh jadi terganggu, termasuk juga telinga bagian dalam yang berperan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya sensasi 'badan ketinggalan', mual, hingga pusing.
Bagi Anda yang punya sakit jantung, sebaiknya jangan sekali-kali mencoba sensasi zero gravity. Hal ini bisa meningkatkan tekanan darah dan membahayakan jantung Anda.
Bagaimana dengan kondisi astronot di luar angkasa?
Mengalami sensasi zero gravity sebentar saja sudah membuat pusing dan mual. Anda tentu bisa membayangkan seberapa parah dampak nol gravitasi dalam jangka panjang, khususnya bagi para astronot di luar angkasa.
Melansir dari Davidson Institute of Science Education, paparan nol gravitasi jangka panjang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, yaitu:
1. Wajah bengkak dan pandangan kabur
Akibat zero gravity terlalu lama, cairan tubuh akan menumpuk di bagian atas tubuh dan menyebabkan wajah astronot membengkak. Pandangan mata juga jadi kabur, bahkan astronot harus bekerja ekstra supaya bisa melihat dengan jelas.
2. Kerusakan fungsi otak
Seiring berjalannya waktu, tubuh astronot akan sulit menyerap oksigen dengan maksimal. Semakin sedikit oksigen yang masuk, maka aliran darah ke jantung dan seluruh tubuh akan terganggu.
Karena jumlah darah yang dipompa hanya sedikit, jantung secara bertahap akan mengalami kemunduran. Otot jantung jadi melambat, tekanan darah menurun, hingga menurunkan fungsi otak.
3. Kemunduran otot dan osteoporosis
Tanpa gravitasi, astronot tidak perlu repot-repot menopang tubuhnya. Namun di balik itu semua, hal ini justru bisa membuat otot dan tulang mulai melemah hingga menyusut.
Menurut para ahli, astronot bisa kehilangan kepadatan tulang sebesar 1% dalam sebulan. Ditambah lagi dengan penurunan massa otot hingga 20% hanya dalam waktu 5-11 hari. Itulah kenapa, astronot sangat rentan mengalami kemunduran otot dan osteoporosis setelah terlalu lama berada di zero gravity.
Berbagai efek zero gravity tersebut akan terus terjadi selama astronot berada di luar angkasa. Namun ketika mereka kembali ke bumi, efek tersebut bisa berangsur-angsur hilang setelah beberapa bulan. Tentunya, hal ini harus diimbangi dengan perubahan pola hidup sehat dan meningkatkan aktivitas fisik.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.