Apakah Anda merasa pertumbuhan anak Anda kurang dibandingkan dengan anak-anak seusianya? Atau mungkin anak Anda sering mengalami infeksi saluran pernapasan yang membuat Anda harus rutin kontrol ke rumah sakit?
Jika iya, Anda harus segera membawa anak Anda ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Gejala-gejala tersebut bisa saja bukan suatu masalah yang serius, tetapi gejala-gejala tersebut bisa menandakan bahwa anak Anda menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) yang dapat mempengaruhi kehidupannya kelak.
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan bentuk kelainan jantung yang sudah didapatkan sejak bayi baru lahir. Manifestasi klinis kelainan ini bervariasi dari yang paling ringan sampai berat.
Pada bentuk yang ringan, sering tidak ditemukan gejala, dan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan klinis. Sedangkan pada PJB berat, gejala sudah tampak sejak lahir dan memerlukan tindakan segera.
Dengan berkembangnya teknologi, khususnya ekokardiografi, banyak kelainan jantung yang sebelumnya tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisis dan penunjang biasa, EKG, radiologi dengan menggunakan alat ini dapat dideteksi dengan mudah.
Angka kejadian PJB di Indonesia adalah 8 tiap 1000 kelahiran hidup. Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta, dan angka kelahiran 2%, maka jumlah penderita PJB di Indonesia bertambah 32000 bayi setiap tahun.
Defek Septum Ventrikel (VSD) merupakan penyakit jantung bawaan (CHD) yang paling sering ditemukan pada bayi dan anak. VSD merupakan 20–30% dari seluruh penyakit jantung bawaan.
Bagaimana Defek Septum Ventrikel mempengaruhi kesehatan seorang anak?
Jantung memiliki 4 ruangan yang terdiri dari 2 ruang atrium yang terdiri dari atrium kanan dan atrium kiri dan 2 ruang ventrikel yang terdiri ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Ke 4 ruang jantung ini memiliki fungsinya masing-masing dalam memompa dan menerima darah. Kelainan Defek Septum Ventrikel terjadi karena adanya lubang sehingga menyebabkan kebocoran yang terjadi di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.
Ventrikel kiri memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan ventrikel kanan memiliki fungsi untuk memompa darah ke paru-paru. Oleh karena itu otomatis tekanan dari ventrikel kiri lebih besar dari pada ventrikel kanan.
Pada bayi yang memiliki PJB khususnya Defek Septum Ventrikel, darah sering mengalami kebocoran dari ventrikel kiri melalui lubang ke ventrikel kanan dan ke paru-paru, hal ini disebabkan oleh perbedaan tekanan seperti yang dijelaskan di atas.
Adanya kebocoran yang terjadi mengakibatkan volume darah yang dipompa ke paru-paru meningkat sehingga memaksa jantung dan paru-paru bekerja lebih keras.
Jika keadaan ini tidak diobati, VSD dapat meningkatkan risiko komplikasi lain, seperti gagal jantung, tekanan darah tinggi di paru-paru (disebut pulmonary hypertension), ritme jantung yang tidak teratur (disebut aritmia), atau stroke.
Apa saja tanda dan gejala yang dapat anda temukan pada anak yang menderita VSD?
Ukuran Defek Septum Ventrikel akan mempengaruhi gejala dan tanda yang ditimbulkan. Tanda Defek Septum Ventrikel mungkin muncul saat lahir atau mungkin tidak muncul sama sekali, karena pada beberapa kasus, lubang menutup sendiri tanpa dilakukan penanganan apapun.
Namun, jika lubang besar, bayi mungkin memiliki gejala, seperti:
- Sesak nafas
- Nafas cepat atau berat
- Berkeringat
- Kelelahan saat menyusui
- Berat badan bertambah buruk
- Penurunan nafsu makan
- Infeksi pernapasan
- Detak jantung tidak beraturan
- Kulit menjadi pucat
- Bibir dan kuku membiru
Diagnosis VSD
Pada pemeriksaan fisik, dokter mungkin mendengar bunyi bising pada jantung, yang disebut murmur jantung. Jika dokter mendengar suara jantung, dokter dapat meminta satu atau lebih tes untuk memastikan diagnosis, termasuk:
- Echocardiogram, dapat menunjukkan masalah dengan struktur jantung, menunjukkan seberapa besar lubang, dan menunjukkan berapa banyak kebocoran darah yang mengalir melalui lubang tersebut.
- Pulse oksimeter, dapat mengukur kadar oksigen dalam darah dengan cara menempatkan sensor di ujung jari pasien.
- Rontgen dada, dapat melihat kondisi jantung dan paru-paru.
- Katerisasi jantung.
Pengobatan apa yang dapat dilakukan jika anak anda menderita VSD?
Pengobatan pada VSD tergantung dari ukuran lubang yang ada. Untuk memastikan tidak ada tanda-tanda gagal jantung dan lubang menutup dengan sendirinya, perlu dilakukan pemeriksaan rutin setiap 1 bulan 1 kali. Jika lubang tidak menutup sendiri atau jika lubangnya besar, Anda perlu mengambil langkah selanjutnya untuk mengobati VSD pada anak Anda.
Tergantung pada ukuran lubang, gejala, dan kondisi umum anak, dokter mungkin merekomendasikan baik kateterisasi jantung atau pembedahan jantung untuk menutup lubang dan sehingga aliran darah dapat kembali normal.
Setelah operasi, dokter akan memantau secara rutin agar lubang pada VSD tidak kembali terbuka. Biasanya anak yang sudah dioperasi memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi.
Obat-Obatan
Beberapa anak akan membutuhkan obat-obatan untuk membantu memperkuat otot jantung, menurunkan tekanan darah, dan membantu tubuh untuk mengurangi cairan tubuh yang berlebih yang menyebabkan bengkak pada tubuh.
Nutrisi
Beberapa bayi dengan Defek Septum Ventrikel sulit sekali untuk menetek. Hal ini disebabkan karena bayi kelelahan saat menetek sehingga membuat mereka malas untuk menetek.
Hal ini menyebabkan bayi dengan VSD memiliki berat badan yang rendah. Untuk memastikan bayi memiliki berat badan yang sehat, pengaturan nutrisi bayi diperlukan untuk mencegah bayi kekurangan gizi. Jika bayi tidak mau menetek sama sekali, pemberian nutrisi melalui selang dari hidung atau mulut dapat dilakukan.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?