Deflamat CR adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi gangguan inflamasi (radang), dismenore, nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan.
Deflamat CR juga digunakan sebagai pereda nyeri pada penderita arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sakit gigi, migrain akut, asam urat dan nyeri karena batu ginjal dan batu empedu. Deflamat CR mengandung zat aktif Diclofenac, obat yang termasuk golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID).
Obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter, meski di beberapa negara telah disetujui untuk bisa diperoleh secara bebas (tanpa resep) untuk penggunaan yang terbatas pada nyeri ringan dan demam yang disebabkan oleh infeksi umum. Dalam sediaan topikal, Diclofenac dijual secara bebas dalam jumlah terbatas.
Mengenai Deflamat CR
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Deflamat CR dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 20 capsul 75 CR (kapsul lepas lambat)
- 20 capsul 100 CR (kapsul lepas lambat)
Kandungan
Tiap kemasan Deflamat CR mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Per Deflamat-75 CR capsul : Diclofenac Na 25 mg enteric coated dan 50 mg sustained-release
- Per Deflamat-100 CR capsul : Diclofenac Na 25 mg enteric coated dan 75 mg sustained-release
Manfaat Deflamat CR
Berikut adalah beberapa kegunaan Deflamat CR (Diclofenac) :
- Untuk membantu mengurangi nyeri, gangguan inflamasi (radang), dismenore (nyeri haid), nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan. (Baca juga Kenali Penyebab Nyeri Haid Dan Indikasi Adanya Penyakit Lain)
- Deflamat CR (Diclofenac) juga digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada penderita arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, untuk sakit gigi, migrain akut, asam urat dan nyeri karena batu ginjal dan batu empedu.
- Sering digunakan untuk mengurangi nyeri kronis, misalnya pada penderita kanker.
Dosis Deflamat CR
Deflamat CR (Diclofenac) diberikan pada orang dewasa dengan dosis :
- untuk nyeri ringan hingga sedang 50mg terbagi dalam dua atau tiga kali sehari.
- Untuk nyeri kronis atau tablet yang diserap tubuh lebih lama 75-150mg/hari
- Dosis dapat ditingkatkan sesuai indikasi terapi
- Tidak boleh diberikan pada anak usia dibawah 1 tahun
- Pada anak usia diatas 1 tahun dosis disesuaikan dengan berat badan dan indikasi
Efek Samping Deflamat CR
Berikut adalah beberapa efek samping Deflamat CR (Diclofenac) yang diketahui :
- Efek samping Deflamat CR (Diclofenac) yang umum misalnya, gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, sembelit, nyeri perut, diare, dispepsia, kembung, perdarahan / perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum. Penggunaan obat yang mengandung Diclofenac secara jangka panjang, pasien biasanya diberikan obat seperti misoprostol, ranitidine 150 mg, atau omeprazole 20 mg pada waktu tidur, sebagai pencegahan pendarahan gastrointestinal.
- Orang-orang yang menderita gagal jantung, penyakit jantung atau stroke sebaiknya tidak menggunakan obat ini meskipun banyak penelitian mengatakan efek samping terhadap resiko terjadinya infark miokardial relatif kecil.
- Efek samping pada organ hati jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Meski demikian, kasus-kasus seperti nekrosis hati, sakit kuning, hepatitis fulminan dan gagal hati telah dilaporkan terjadi pada pemakaian jangka panjang dan dalam dosis yang lebih tinggi. Jika tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya : eosinofilia, ruam, dan lain - lain), penggunaan obat ini harus dihentikan.
- Efek samping yang berkaitan dengan kesehatan mental berupa gangguan tidur seperti insomnia dan somnolen.
- Obat-obat golongan NSAID dapat menyebabkan sindroma Lutinized Unruptured Follicle (LUF), yaitu kegagalan ovulasi karena kegagalan kantung telur menghasilkan sel telur (oosit) . Oleh karena itu obat ini dapat menyebabkan kemandulan yang sifatnya sementara pada wanita, terutama jika pemakaian dalam jangka panjang.
- Kondisi-kondisi penekanan sumsum tulang seperti leukopenia, agranulositosis, thrombopenia dengan / tanpa purpura, anemia aplastik dapat terjadi tetapi sangat jarang. Meski demikian kemungkinan ini harus diwaspadai, karena jika terjadi dapat berakibat fatal.
- Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obat NSAID. Pasien pada pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala anemia.
- Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan jika tanda-tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul.
- Obat ini juga dapat mengganggu siklus menstruasi normal.
Kontraindikasi
- Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi (hipersensitif) terhadap Diclofenac, riwayat reaksi alergi (bronkospasme, shock, rhinitis, urtikaria) setelah penggunaan aspirin atau NSAID lainnya (misalnya, ibuprofen, celecoxib).
- Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan menggunakan Abdiflam Tablet (Diclofenac).
- Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki masalah ginjal, hati, atau radang / tukak pada lambung atau usus.
- Kontraindikasi untuk pasien yang sedang hamil terutama trisemester ketiga karena meningkatkan bayi premature atau distres janin.
- NSAID termasuk Abdiflam Tablet (Diclofenac) tidak boleh diberikan untuk penderita demam berdarah, karena menginduksi kerusakan hati lebih cepat
- Jangan diberikan untuk penderita penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung kongestif.
- Gangguan hati dan ginjal yang parah
Interaksi obat
Berikut adalah efek yang terjadi jika Deflamat CR (Diclofenac) digunakan dengan obat-obat lain :
- Antikoagulan (misalnya, warfarin), aspirin, kortikosteroid (misalnya prednisone), heparin, atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) (misalnya, fluoxetine) : resiko perdarahan lambung meningkat.
- Siklosporin, lithium, methotrexate, kuinolon (misalnya, ciprofloxacin), atau sulfonilurea (misalnya, glipizide) : efek samping obat-obat ini meningkat.
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor (misalnya, captopril, enalapril) atau diuretik (misalnya, furosemide, hydrochlorothiazide) : efektivitas obat-obat ini menurun
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan Deflamat CR (Diclofenac) adalah sebagai berikut :
- Deflamat CR (Diclofenac) sebaiknya diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan.
- Jika obat ini diresepkan untuk pasien yang memiiki riwayat maag atau pendarahan gastrointestinal, resiko terjadinya perdarahan meningkat 10 kali lipat.
- Jangan menggunakan Deflamat CR (Diclofenac) pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung.
- Jika pasien menderita hipertensi, tekanan darah harus dipantau selama pengobatan karena NSAID termasuk Deflamat CR (Diclofenac) dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk kondisi hipertensi.
- Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
- Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Deflamat CR (Diclofenac).
- Penggunaan jangka panjang NSAID dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
- Fungsi hati pasien harus dipantau secara teratur selama pemakaian Deflamat CR (Diclofenac) terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
- Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
- Belum diketahui apakah Diclofenac diekskresikan melalui ASI. Tetapi mengingat efek yang buruk obat ini terhadap anak-anak sebaiknya jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
- Jika tanda-tanda reaksi anafilaksis (misalnya, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah atau tenggorokan) terjadi segera hubungi pihak medis.
Penggunaan Deflamat CR untuk wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Diclofenac kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat ini oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter. Deflamat CR (Diclofenac) tidak boleh diberikan pada wanita hamil terutama pada trimester akhir karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Deflamat CR harus sesuai dengan yang dianjurkan.