Desoximetasone merupakan salah satu jenis obat golongan Kortikosteroid topikal yang memiliki sifat kuat. Obat ini dapat digunakan untuk masalah kesehatan yang berkaitan dengan beberapa penyakit kulit. Cara kerja dari obat ini adalah dengan mereduksi aktivitas kimiawi dalam tubuh yang menyebabkan suatu reaksi inflamasi. Mari simak penjelasan lebih lanjut mengenai obat desoximetasone di bawah ini.
Mengenai Desoximetasone
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Krim, gel, dan salep
Kandungan:
Kortikosteroid topikal
Manfaat Desoximetasone
Obat desoximetasone tersedia dalam bentuk oles (obat topikal untuk kulit). Beberapa manfaat yang didapatkan dari penggunaan obat ini, antara lain seperti meredam terjadinya reaksi peradangan pada kulit, mulai dari pembengkakan, kemerahan, dapat membantu dalam mengurangi rasa gatal pada kulit, dan rasa yang kurang nyaman pada kulit pada kondisi dermatosis dan psoriasis vulgaris.
Namun, perlu diketahui bahwa biasanya obat ini merupakan obat yang digunakan sebagai terapi kombinasi, yang artinya pasien perlu juga menggunakan obat di luar obat desoximetasone ini, atau dengan kata lain obat ini adalah obat tambahan. Beberapa kasus seperti eksim, reaksi alergi pada kulit, dermatitis, dan psoriasis dapat saja menggunakan obat desoximetasone sebagai salah satu pilihan terapinya.
Dosis Desoximetasone
Dosis dari obat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu penyakit apa yang timbul, seberapa parahkah suatu penyakit, apakah ada riwayat alergi obat ini, respon tubuh seseorang terhadap pemberian obat ini, serta penyakit lainnya yang dapat bereaksi jika konsumsi obat desoximetasone. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, ointment, gel, dan spray.
Secara umum, penggunaan Dexosimetasone topikal dapat dioleskan sebanyak 2 kali dalam sehari, tentunya dalam keadaan dasar kulit bersih dan tidak basah. Penggunaannya disarankan tidak lebih daripada 4 minggu. Obat ini dapat dioleskan tipis pada area dimana timbulnya lesi pada kulit.
Perlu diperhatikan sebaiknya dalam penggunaan obat ini anda dapat membaca petunjuk yang telah tertera, serta mengikuti saran dari dokter yang merekomendasikan obat ataupun telah memeriksa anda secara langsung. Beritahukan kepada dokter bilamana anda sedang menggunakan obat baik topikal atau oral di luar dari obat desoximetasone ini. Setelah pengolesan, dianjurkan agar tidak menutup bagian kulit terkait, kecuali atas perintah dokter. Untuk terapi obat desoximetasone dalam bentuk spray, sebaiknya langsung hentikan penggunaannya saat telah mencapai suatu kondisi kulit yang sudah mengalami perbaikan.
Efek samping obat Desoximetasone
Setiap obat, tentunya memiliki suatu efek samping walau hanya minimal. Efek samping yang dapat ditimbulkan setiap obat dapat bereaksi berbeda-beda pada masing-masing individu. Jadi, penting untuk anda mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat desoximetasone ini, antara lain:
- Iritasi kulit
- Kulit menjadi lebih kering
- Kulit terasa perih
- Dapat timbul sensasi gatal
- Merangsang pertumbuhan rambut ataupun bulu yang tidak diinginkan
- Menjadikan kulit bersisik, terutama area sekitar mulut
- Kemerahan pada kulit
- Pembengkakan kulit disertai isi nanah pada bagian area rambut ataupun bulu tubuh
- Memicu timbulnya suatu jerawat
- Membuat rasa terbakar pada area pengolesan obat ini
Sebaiknya dapat segera hentikan pemakaian obat desoximetasone bila mengalami satu atau lebih efek samping seperti di atas. Segera konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ulang dengan dokter yang memberikan anda obat tersebut sehingga dapat dipikirkan alternatif lain sebagai solusi masalah kesehatan anda.
Penggunaan Desoximetasone bagi ibu hamil dan ibu dalam masa menyusui
Obat ini termasuk dalam Kategori C, yang artinya studi pada binatang percobaan menunjukan suatu reaksi efek samping terhadap janin, namun untuk wanita hamil sendiri belum ada studi kontrolnya. Obat desoximetasone ini hanya dapat dipergunakan bila memiliki manfaat yang lebih besar dan juga yang diharapkan melebihi daripada besarnya risiko terhadap janin. Belum ada data yang menunjukan suatu efek samping penggunaan obat desoximetasone terhadap ibu yang sedang dalam masa menyusui ataupun kepada binatang percobaan, baik aman atau tidaknya obat ini terhadap kandungan ASI. Untuk obat desoximetasone dalam bentuk spray, sebaiknya tidak menyemprotkan obat ini pada area payudara terutama sebelum akan menyusui si kecil.
Interaksi Desoximetasone
Obat desoximetasone dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, termasuk:
- Bila dikonsumsi dengan aldesleukin dapat mengurangi efektivitas obat untuk kanker ginjal.
- Bila dikonsumsi dengan deferasirox dapat meningkatkan efek samping obat desoximetasone.
- Bila dikonsumsi dengan hyaluronidase dapat menurunkan efektivitas obat.
- Bila dikonsumsi dengan ceritinib dapat meningkatkan risiko hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)
Peringatan
- Waspadai penggunaan obat ini dan disarankan dengan indikasi dari dokter dulu sebelum mengenakannya bila anda merupakan wanita yang sedang hamil ataupun dalam masa menyusui
- Penggunaan obat ini adalah pada kulit terluar, dan tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini untuk kulit yang sedang mengalami luka terbuka, kulit yang sedang mengalami gangguan fungsinya
- Hindari menggunakan obat ini untuk area mata, wajah, ketiak, ataupun selangkang
- Hati-hati bila Anda memiliki riwayat penyakit lainnya, seperti Sindrom Cushing, diabetes mellitus (kencing manis), sedang mengalami luka luas / besar / dalam, merupakan kelompok lanjut usia, memiliki gangguan fungsi ginjal ataupun jantung, gangguan sirkulasi darah, sedang alami perdarahan intrakranial yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi, serta gangguan dari sistem kekebalan tubuh
- Tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 6 bulan
- Stop pemakaian bila timbul reaksi alergi obat ataupun suatu overdosis, dan segeralah ke dokter untuk memeriksakan diri.
Overdosis Desoximetasone
Jika menggunaan obat desoximetasone secara berlebihan atau terlalu tebal, sebaiknya segeralah pergi untuk menemui dokter anda, karena menambah dosis yaitu pengolesan lebih dari 2 kali, dapat saja memperburuk kondisi kulit anda.
Penggunaan dalam jangka panjang, dapat sebabkan gangguan siklus haid, impotensi, gairah seksual menurun, membuat lemak pada tubuh menurun serta berpindah pada bagian tubuh yang tidak diinginkan, dan dapat membuat kulit lebih sensitif sehingga mudah untuk timbul kemerahan.