Dihydrocodeine adalah salah satu jenis golongan opioid analgesik yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri dan batuk. Obat ini sudah lama sekali digunakan dan tersedia dalam berbagai jenis sediaan seperti tablet, cair, dan lainnya. Obat ini pertama kali diproduksi di Jerman pada tahun 1911 dan digunakan sebagai injeksi intramuskuler.
Obat Dihydrocodeine merupakan jenis opioid yang dimetabolisme menjadi dihydromorphine sebagai metabolisme aktif reseptor opioid. Opioid sendiri merupakan senyawa dengan efek diantagonis. Kandungan Dihydrocodeine memiliki efek dua kali lebih besar dari kodein dan terdiri dari beberapa semi sintesis yang sama antara lain dihydroisocodeine, nicocodeine, nicodicodeine, dan acetyldihydrocodeine.
Mengenai Dihydrocodeine
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Obat analgesik opioid
Manfaat Dihydrocodeine
Obat dihydrocodeine merupakan obat yang yang memiliki efek antitusif yang lebih rendah dibandung efek analgesik yang terkandung didalamnya. Obat ini juga dipilih karena memiliki efek penekan batuk seperti pada hydrocodone, oxycodone, dan ethylmorphone.
Manfaat obat Dihydrocodeine antara lain:
1. Batuk
Dasar dari timbulnya gejala batuk adalah reflek pertahanan pada saluran napas untuk meghindari objek asing atau infeksi yang mulai menyerang dari saluran napas atas. Batuk dapat dirangsang oleh benda asing yang menyumbat jalur tenggorokan, penyumbatan akibat lendir, atau adanya infeksi yang menyebabkan peradangan pada paru-paru (TBC, asma, bronkitis, pneumonia). Banyak kondisi yang menyebabkan timbulnya gejala batuk yang disesuaikan dari pemeriksaan fisik dan keluhan lain yang terjadi. Batuk sendiri juga dibedakan menjadi batuk kering dan batuk berdahak.
2. Sesak napas
Sesak napas merupakan suatu keluhan yang sangat berbahaya karena mengganggu sistem pernapasan. Sesak napas disebabkan oleh adanya sumbatan dari jalur napas seperti akibat mukus yang menumpuk pada dinding bronkus, paparan infeksi yang mengganggu respon pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas dan memicu terjadinya penyakit, dan adanya riwayat merokok yang merusak paru-paru.
3. Arthritis Rematik
Rheumatoid arthritis merupakan salah satu penyakit autoimun yang menyerang persendian. Inflamasi autoimun ini menimbulkan gejala nyeri dan kaku pada persendian terutama pada jari-jari tangan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Peradangan tersebut dapat timbul di beberapa persendian tubuh seperti pada pergelangan tangan, siku, lutut, pundak, dan pergelangan kaki.
Gejala Arthritis rematik antara lain:
- Pembengkakan sendi
- Kemerahan
- Nyeri sendi
- Rasa lelah
- Demam
- Nafsu makan menurun
Dosis Dihydrocodeine
Obat dihydrocodeine tersedia dalam bentuk tablet dosis 30 miligram. Obat dikonsumsi 3 hingga 4 kali sehari selama 3 atau 4 hari atau sampai gejala hilang.
Selalu ikuti anjuran dosis dan cara penggunaan obat dari dokter yang telah meresepkan obat ini.
Efek samping obat Dihydrocodeine
Obat dihydrocodeine memiliki efek samping yang dapat terjadi pada beberapa orang. Efek samping tersebut di antaranya:
- Mengantuk
- Mual muntah
- Sesak napas
- Kebingungan
- Nyeri kepala
- Demam tinggi
- Diabetes
- Halusinasi
- Gangguan mood
- Mimpi buruk
- Penglihatan ganda
Interaksi obat Dihydrocodeine
Obat Dihydrocodeine memiliki interaksi dengan beberapa jenis obat lainnya antara lain:
- Pemberian bersamaan dengan obat anestesi menimbulkan peningkatan sistem saraf pusat seperti hipotensi dan depresi
- Pemberian bersamaan anti aritmia dapat menghambat penyerapan obat
- Pemberian bersamaan dengan obat antidepresi, antisiolitik, antipsikotik meningkatkan resiko peningkatan sistem saraf pusat
- Pemberian bersamaan dengan pethidine dapat menimbulkan hipotensi
- Pemberian bersamaan dengan antidiare meningkatkan resiko konstipasi
- Pemberian bersamaan dengan obat anti ulkus lambung dapat meninggalkan resiko peningkatan konsentrasi plasma
Perhatian
Informasi penting yang perlu diketahui sebelum menggunakan Obat dihydrocodeine antara lain:
- Dilarang mengemudi selama mengonsumsi obat dihydrocodeine
- Obat ini tidak boleh dikonsumsi pada penderita gangguan jiwa
- Obat ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil dan menyusui karena dapat mengganggu sistem pernapasan dan sirkulasi jantung bayi
- Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita gangguan obstruktif napas
- Obat ini tidak boleh diberikan pada gangguan fungsi hati
- Tidak boleh dikonsumsi pada anak usia di bawah 4 tahun
- Tidak boleh diberikan pada pasien koma
- Tidak boleh diberikan pada gangguan ginjal
- Obat ini tidak boleh dikonsumsi terlalu lama karena berisiko meningkatkan efek samping serius