Ekstrak oleander terbuat dari tanaman beracun yang sangat mematikan. Namun, di luar reputasinya sebagai tanaman beracun yang mematikan, ekstrak oleander dapat digunakan sebagai obat alami. Yang perlu Anda ketahui, obat ini harus digunakan dibawah pengawasan tenaga ahli kesehatan. Menggunakan ekstrak oleander ini tanpa bimbingan seorang ahli dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk kematian.
Referensi sejarah menunjukkan bahwa pada abad ke-15 SM, Mesopotamia percaya pada manfaat penyembuhan dari ekstrak oleander. Oleander dapat digunakan sebagai obat untuk mabuk sampai ramuan yang mengatasi kanker. Orang Babilonia, Romawi, Arab dan Yunani kuno sama-sama menggunakan ekstrak herbal ini untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Oleander, juga dikenal sebagai laurier rose, dogbane dan rosebay yang merupakan tanaman asli Himalaya Barat. Oleander adalah tanaman yang sangat kuat dan mudah beradaptasi yang tumbuh tebal dan hijau di daerah pegunungan.
Tumbuh cepat, tanaman ini menghasilkan kelompok bunga merah muda-putih dan merah yang indah di musim semi. Secara tradisional, daun oleander dapat digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan.
Studi modern menunjukkan bahwa sementara tidak ada komponen kimia tunggal dari ekstrak dapat dinyatakan sebagai satu-satunya sumber manfaat kesehatannya, aktivitas kuat tanaman berasal dari penggabungan komponen yang sangat kompleks yang diadakan dalam bentuk gabungan dari ekstrak. Komponen-komponen ini bekerja secara sinergis untuk meningkatkan dan merangsang sistem kekebalan tubuh manusia, dan berguna untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Manfaat Oleander
Oleander memiliki berbagai manfaat kesehatan, dengan mekanisme kerja yang meliputi:
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Menghambat angiogenesis
- Menghambat faktor NF-kB dalam sel kanker
- Penyebab apoptosis pada sel kanker (kematian sel alami)
- Penyebab dan peningkatan angka kematian sel kanker autophagic saat diuji pada kanker pankreas
Walaupun masih perlu dilakukan pengujian secara klinis, Oleander dipercaya dapat digunakan untuk:
- Membantu kram otot
- Pengobatan alami untuk asma, epilepsi dan kelumpuhan
- Mengobati kondisi kulit seperti eksim
- Insektisida organik alami yang kuat
- Kegunaan dalam mengobati kondisi jantung
- Menjaga kadar gula darah yang sehat
- Kemungkinan pengobatan untuk infeksi virus HIV
- meningkatkan waktu penyembuhan untuk luka
- Mengatasi siklus menstruasi yang tidak normal
- Membantu tubuh dalam melawan peradangan sendi, psoriasis & hepatitis C
Dosis Oleander
Tidak ada bukti klinis yang mendukung dosis oleander tertentu. Kehati-hatian ekstrem diperlukan karena potensi toksisitas oleander (misalnya, kardiotoksisitas akut, hepatotoksisitas, dan nefrotoksisitas). Dosis oleander yang tepat tergantung pada beberapa faktor seperti usia pengguna, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya.
Efek Samping Oleander
Menyuntikkan produk oleander spesifik (Anvirzel) ke dalam otot aman bila diberikan oleh profesional kesehatan.
Oleander tidak aman untuk digunakan dengan cara diminum bagi siapapun. Mengkonsumsi Oleander dengan cara diminum dapat menyebabkan sensasi terbakar di mulut, mual, muntah, diare, lesu, sakit kepala, sakit perut, masalah jantung serius, dan banyak efek samping lainnya. Mengkonsumsi daun oleander, teh daun oleander, atau biji oleander dapat menyebabkan keracunan yang mematikan.
Tidak ada cukup informasi untuk mengetahui apakah oleander aman atau tidak untuk diaplikasikan pada kulit. Sebaiknya jangan gunakan oleander tanpa anjuran dari dokter.
Interaksi Oleander
-
Antibiotik (antibiotik Macrolide)
Beberapa antibiotik yang disebut antibiotik makrolida seperti eritromisin, azitromisin, dan klaritromisin dapat meningkatkan efek kardiotoksisitas jika digunakan bersamaan dengan Oleander.
-
Antibiotik (Antibiotik tetrasiklin)
Menggunakan beberapa antibiotik yang disebut tetrasiklin seperti antibiotik minosiklin dan tetrasiklin bersama dengan oleander dapat meningkatkan kemungkinan efek samping dari oleander.
-
Digoxin (Lanoxin)
Menggunakan oleander bersama dengan digoxin dapat meningkatkan efek digoxin dan meningkatkan risiko efek samping jantung.
-
Kina
Menggunakan kina bersama dengan oleander dapat menyebabkan masalah jantung yang serius.
-
Pencahar stimulan
Jantung menggunakan kalium. Obat pencahar yang disebut pencahar stimulan dapat menurunkan kadar kalium dalam tubuh. Kadar kalium yang rendah dapat meningkatkan kemungkinan efek samping dari mengkonsumsi oleander.
-
Pil air (obat diuretik)
Menggunakan"Pil air" seperti chlorothiazide dan furosemid dapat menurunkan kalium dalam tubuh. Kadar kalium yang rendah juga dapat mempengaruhi jantung dan meningkatkan risiko efek samping dari oleander.
-
Suplemen kalsium
Penggunaan suplemen kalium bersamaan dengan oleander dapat menyebabkan gangguan detak jantung.
Perhatian
Penggunaan oleander sangat berbahaya bagi orang-orang dengan kondisi berikut:
- Anak-anak: Oleander dikontraindikasikan pada anak-anak.
- Kehamilan dan menyusui: Mengkonsumsi Oleander dapat menyebabkan aborsi atau menyebabkan cacat lahir.
- Terlalu sedikit kalium atau terlalu banyak kalsium (ketidakseimbangan elektrolit): Ketidakseimbangan elektrolit dapat memperparah efek samping Oleander terhadap jantung. Sangat berbahaya menggunakan oleander jika Anda mengalami ketidakseimbangan elektrolit.
- Penyakit jantung: Jangan gunakan oleander untuk mengobati penyakit jantung tanpa pengawasan profesional kesehatan.