Rhubarb adalah sayuran yang dikenal karena rasanya yang asam dan batangnya yang tebal. Biasanya rhubarb dimasak dengan gula. Batang rhubarb berwarna dari merah muda ke hijau pucat dan memiliki konsistensi yang mirip dengan seledri.
Rhubarb biasa ditemukan di daerah pegunungan di seluruh dunia, terutama di Asia Timur. Tanaman ini juga merupakan tanaman kebun yang umum di tanaman oleh orang-orang di Amerika Utara dan Eropa Utara. Secara ilmiah, tanaman ini dikenal sebagai Rheum x hybridum.
Manfaat Rhubarb
Rhubarb mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membantu dalam menyembuhkan luka dan peradangan. Selain itu, Rhubarb juga dinilai kaya akan antioxidant dan dapat membantu penurunan kadar kolesterol dalam darah. Rhubarb memiliki beberapa manfaat klinis, diantaranya :
Efektif untuk
- Mengatasi pendarahan di lambung.
- Menyembuhkan luka akibat infeksi virus (herpes)
Dapat digunakan, namun tidak ada data klinis yang mendukung :
- Sembelit
- Penyakit gusi
- Gonorrhea
- Kolesterol Tinggi
- Kanker mempengaruhi area di belakang hidung (kanker nasofaring)
- Penyakit ginjal (sindrom nefritik)
- Penyakit hati berlemak non alkohol (NAFLD)
- Kegemukan
- Tekanan darah tinggi selama kehamilan
- Infeksi yang mengancam jiwa (sepsis)
- Pemulihan setelah operasi
- Gangguan pencernaan
- Sakit perut
- Wasir
- Diare
Dosis Rhubarb
Ekstrak rhubarb mentah 9g dalam bentuk bubuk dapat diberikan setiap hari kepada pasien dengan sepsis (infeksi yang menyebar pada seluruh tubuh). Ekstrak Rhubarb dengan dosis 20 mg/ kg berat badan dapat diberikan setiap hari selama 6 minggu untuk pasien yang menjalani terapi radiasi. Pasien dengan aterosklerosis dapat diberikan ekstrak rhubarb dengan dosis 50 mg / kg berat badan selama 6 bulan.
Untuk memastikan keamanannya, gunakan suplemen herbal Rhubarb sesuai dengan yang tertera pada label kemasan. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter sebelum Anda mulai mengkonsumsi suplemen apapun.
Efek Samping Rhubarb
Rhubarb sangat aman ketika akarnya dikonsumsi sebagai makanan. Dan juga aman bagi sebagian besar orang dewasa ketika dikonsumsi sebagai obat selama 3 bulan.
Rhubarb dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti sakit perut, diare encer, dan kontraksi uterus. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kelemahan otot, keropos tulang, kehilangan kalium, dan irama jantung yang tidak teratur.
Ada laporan mengenai gagal ginjal pada seseorang yang mengkonsumsi produk yang mengandung rhubarb. Tetapi tidak diketahui pasti apakah rhubarb adalah penyebab utama terjadinya gagal ginjal.
Interaksi Rhubarb
-
Digoxin
Rhubarb adalah jenis pencahar yang disebut pencahar stimulan. Pencahar stimulan dapat menurunkan kadar kalium dalam tubuh. Kadar kalium yang rendah dapat meningkatkan risiko efek samping digoxin (Lanoxin).
-
Obat untuk peradangan (Kortikosteroid)
Menggunakan rhubarb bersamaan dengan beberapa obat untuk mengatasi peradangan mungkin dapat menurunkan kalium dalam tubuh terlalu banyak.
-
Obat-obatan
Rhubarb adalah pencahar. Obat pencahar dapat mengurangi berapa banyak obat yang diserap tubuh. Mengurangi berapa banyak obat yang diserap tubuh dapat mengurangi efektivitas obat yang Anda konsumsi.
-
Obat yang bisa membahayakan ginjal
Mengkonsumsi rhubarb bersamaan dengan obat-obatan yang dapat membahayakan ginjal dapat meningkatkan kemungkinan kerusakan ginjal. Beberapa obat yang dapat membahayakan ginjal termasuk siklosporin, aminoglikosida, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
-
Pencahar stimulan
Menggunakan rhubarb bersamaan dengan obat pencahar stimulan lainnya dapat mempercepat pergerakan usus dan menyebabkan penurunan cairan dan mineral di dalam tubuh.
-
Warfarin (Coumadin)
Rhubarb dapat bekerja sebagai pencahar. Pada beberapa orang, rhubarb dapat menyebabkan diare. Diare dapat meningkatkan efek warfarin dan meningkatkan risiko perdarahan. Jika Anda mengkonsumsi warfarin, hindari mengkonsumsi terlalu banyak rhubarb.
-
Pil air (obat diuretik)
Menggunakan rhubarb bersama dengan "pil air" mungkin dapat mengurangi kadar kalium dalam tubuh terlalu banyak.
Perhatian
Disamping manfaat yang dihasilkan, Rhubarb tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh :
- Anak-anak. Karena anak-anak berisiko paling tinggi mengalami keracunan oksalat setelah mengkonsumsi daun rhubarb.
- Kehamilan dan menyusui: Rhubarb tidak disarankan untuk digunakan sebagai suplemen yang dikonsumsi secara jangka panjang pada ibu hamil.
- Diare atau sembelit: Rhubarb dapat memperburuk diare atau sembelit, tergantung pada sediaan yang digunakan.
- Kondisi gastrointestinal (GI): Rhubarb dapat memperburuk gangguan kondisi saluran pencernaan yang sedang Anda miliki.
- Penyakit ginjal: Ada bahan kimia dalam rhubarb yang dapat membahayakan ginjal. Bahkan, suplemen yang mengandung rhubarb telah dikaitkan dengan satu laporan gagal ginjal. Jika Anda memiliki gangguan ginjal, hindari mengkonsumsi rhubarb.