Dysfungal adalah obat anti jamur topikal untuk terapi lokal kandidiasis vagina dan untuk dermatofitosis (jamur yang paling banyak menginfeksi tubuh). Dysfungal mengandung ketoconazole, obat yang termasuk golongan imidazole sintetik.Berikut ini adalah informasi lengkap dysfungal yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
Mengenai Dysfungal
Golongan
harus dengan resep dokter
Kemasan
dysfungal dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Tube 10 gram krim 200 mg
Tersedia juga sediaan berupa :
- dysfungal ss : Botol 60 ml larutan 1 % dan Botol 60 ml larutan 2 %
Kandungan
tiap kemasan dysfungal mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Ketoconazole 200 mg / gram krim
Manfaat Dysfungal
Berikut ini adalah beberapa kegunaan dysfungal (ketoconazole) :
- Sebagai obat anti jamur topikal untuk infeksi jamur pada kulit dan selaput mukosa, seperti kutu air (athlete’s foot), kurap, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki), kandidiasis (infeksi jamur atau sariawan), dan panu/Tinea versikolor.
- Ketoconazole memiliki aktivitas sebagai antiandrogen dan efek antiglukokortikoid, yang telah digunakan sebagai pengobatan lini kedua untuk kanker prostat dan untuk menekan sintesis glukokortikoid dalam pengobatan cushing sindrom.
- Dermatitis seboroik dan ketombe
Efek samping dysfungal
Berikut adalah beberapa efek samping dysfungal (ketoconazole) :
- Efek samping ketoconazole yang umum diantaranya mual, muntah, nyeri perut.
- Efek samping yang lebih jarang misalnya sakit kepala, ruam, urtikaria (biduran), pruritus (gatal), trombositopenia, paresthesia (kesemutan), fotofobia (silau), alopesia (kebotakan), ginekomastia, pemanjangan gelombang jantung (QT), peningkatan serum hati dan oligospermia.
- Pada Juli 2013, FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengeluarkan peringatan bahwa ketoconazole pil dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan masalah kelenjar adrenal. mereka menyarankan untuk tidak menggunakan obat ini sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi jamur apapun. Gunakan obat ini hanya jika terapi antijamur alternatif tidak tersedia atau tidak memberikan hasil yang baik.
- Jangan menggunakan dysfungal untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi) pada ketoconazole atau obat golongan imidazole lainnya.
Dosis dysfungal
Dysfungal (ketoconazole) diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Oleskan pada tempat infeksi 1-2 x sehari setelah mandi.
- lama durasi pengobatan tergantung pada jamur penyebabnya
- infeksi jamur ragi : 2-3 minggu, Tinea cruris (pada selangkangan, alat kelamin hingga bokong) 2-4minggu, Tinea corporis (seluruh tubuh) 3-4 minggu, Tinea pedis (kaki) 4-6minggu.
- Infeksi panu 2-3 minggu
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :
- Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi.
Penggunaan dysfungal oleh wanita hamil
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan dysfungal (ketoconazole) kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Namun fakta bahwa obat ini telah menunjukkan efek buruk pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika ingin menggunakan obat ini untuk wanita hamil. Disarankan sediaan oral hanya digunakan jika tidak ada pilihan lain yang lebih aman.Namun pada sediaan topikal seperti krim, shampoo, busa, dan gel yang diaplikasikan pada kulit, obat ini relatif aman digunakan oleh wanita hamil.